Artificial Intelligence (AI) dalam Pembelajaran Adaptif

kecerdasan buatan artificial intelligence pembelajaran adaptif

Artificial Intelligence (AI) memang seru untuk dibicarakan. Manfaatnya dalam berbagai bidang sangat menantang kita untuk dapat menggunakannya secara maksimal, dan, tentunya, bijak. Bagaimana implementasi AI dalam pembelajaran adaptif?

Akhir-akhir ini REFO terus mengangkat tema Artificial Intelligence (AI), baik dalam bentuk artikel dalam blog, unggahan di media sosial, maupun webinar di kanal YouTube. Tanggal 31 Juli 2023 lalu, saya juga sempat berdiskusi tentang AI melalui Instagram Live dengan topik “AI dalam Dunia Pendidikan”, dan rasanya diskusi di Instagram itu kurang lama, ya. Masih ada pemikiran-pemikiran yang belum sempat saya bagikan di sana.

Oleh karena itu, melalui tulisan ini, saya ingin kembali berbagi mengenai topik AI ini, khususnya AI dalam pembelajaran adaptif.

Sebelum kita bicara lebih lanjut, ada baiknya kita pahami dulu, apa yang disebut dengan pembelajaran adaptif.

Pembelajaran adaptif (adaptive learning) adalah sebuah teknik pembelajaran berbasis data, yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan individu setiap siswa. Sistem pembelajaran adaptif dapat melacak data seperti kemajuan, keterlibatan, dan kinerja siswa, dan kembali menggunakan data tersebut untuk memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi.

Setiap siswa pasti memiliki cara belajar yang berbeda, sehingga teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kebiasaan belajar dari masing-masing siswa, kemudian merekomendasikan cara pembelajaran yang tepat untuk setiap individu siswa.

Jadi, AI memiliki peran yang krusial dalam pembelajaran adaptif. Terutama saat kita bicara skala. Seperti di Indonesia yang negaranya sangat besar, dan pada umumnya satu kelas memiliki lebih dari 20 siswa, juga seringkali guru mengajar lebih dari satu mata pelajaran. Akan sangat sulit bagi seorang pendidik untuk dapat memahami siswanya satu per satu, jika tanpa bantuan teknologi AI.

Lalu, platform AI apa yang dapat digunakan untuk penerapan pembelajaran adaptif? 

Kita mulai dari yang paling sederhana, yang dapat diimplementasikan dalam keseharian, terutama oleh sekolah-sekolah pengguna Google Workspace for Education. Ada salah satu fitur dalam Google Classroom, yaitu practice sets, yang pada dasarnya merupakan serangkaian fitur yang membantu pendidik untuk lebih fokus pada keunikan masing-masing siswa.

Practice sets membantu menciptakan jalur pembelajaran yang lebih privat antara pendidik dan siswa, sehingga pendidik dapat lebih mengenal kebutuhan unik masing-masing siswa, dan memberikan feedback yang juga lebih personal. Fitur ini juga memungkinkan pendidik untuk mengubah konten pembelajaran menjadi tugas interaktif, sehingga kegiatan belajar mengajar jadi lebih menyenangkan.

Practice sets baru diluncurkan dalam versi beta tahun 2022 lalu, sehingga masih terus dalam pengembangan. Dan saat ini, sayangnya, fitur ini belum tersedia di Indonesia. Namun, kita tunggu saja kehadirannya. Exciting banget, karena fitur ini akan semakin memudahkan pekerjaan kita sebagai pendidik.

Jika kita mengacu pada Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, ada tiga tahapan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kita bisa menggunakan AI saat melaksanakan Standar Proses tersebut:

  1. Perencanaan, di mana kita harus membuat modul ajar atau silabus. AI yang dapat digunakan, antara lain, adalah ChatGPT, Schemely, Auto Classmate, atau Asisten AI.
  2. Pelaksanaan, di mana kita harus mengajar. Tentunya kita dapat menggunakan video atau presentasi sebagai alat pengajaran, dan untuk membuat video atau presentasi itu, kita bisa memanfaatkan  Pictory, Canva, atau Runway
  3. Penilaian, di mana kita harus membuat asesmen formatif (kuis) serta memeriksa dan mengoreksi soal uraian panjang, dan esai. Untuk itu, AI yang bisa kita manfaatkan adalah ChatGPT, atau Asisten AI. Sedangkan untuk memeriksa plagiasi, kita bisa gunakan Turnitin atau Content Detector.

Jika kita ingin menggunakan voice generator untuk video atau presentasi bahan ajar, kita bisa manfaatkan Soca AI, Google Text-to-Speech, atau Speechify

Dengan alat-alat berteknologi AI tersebut, kita bisa membuat proses belajar mengajar jadi lebih mudah, menarik, dan menyenangkan, bukan?

Dan, tentunya masih banyak alat-alat berteknologi AI lainnya, yang dapat kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Hanya, kita harus pintar-pintar menggunakan prompt yang pas, sehingga konten yang dihasilkan oleh AI tepat guna dan sasaran.

Oleh karena itu, higher-order thinking skills sangat diperlukan saat kita menggunakan AI, sebab seperti yang telah dituliskan di artikel REFO sebelumnya, hingga saat ini hanya kurang dari 10% institusi pendidikan di dunia yang memiliki kebijakan kelembagaan atau panduan formal mengenai pemanfaatan teknologi berbasis AI. Jadi kita harus kritis, dan jangan menelan mentah-mentah, konten yang dihasilkan oleh AI apa pun!

Namun begitu, keberadaan AI ini memang sangat membantu. Bahkan untuk siswa dengan kebutuhan khusus. Contohnya adalah Parrotron, yang dapat membantu siswa dengan hambatan berbicara (speech disorder). Parrotron dapat memahami ucapan-ucapan manusia yang tidak jelas akibat gangguan terhadap kemampuannya berbicara, dan mengucapkannya kalimat itu kembali, sehingga dapat didengarkan dan dipahami oleh orang lain.

Jadi, jika kita kembali ke pembelajaran adaptif, keberadaan AI memang akan sangat membantu. Namun, layaknya semua teknologi, AI itu seperti pedang bermata dua. Jika kita memanfaatkannya untuk hal baik, maka AI akan menghasilkan kebaikan. Pun sebaliknya, jika niat kita buruk dalam memanfaatkannya, maka AI akan membawa petaka.

Lalu, bagaimana dari sisi siswa? Apakah penggunaan AI akan memotivasi dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran?

Saat ini AI menjadi tren di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Dan saya rasa, sesuatu yang baru dan trendi itu sendiri pasti akan meningkatkan keterlibatan siswa. Karena pada dasarnya anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka hal baru dan trendi seperti AI itu akan memotivasi siswa untuk lebih terlibat dalam pembelajaran.

AI akan masih terus berkembang. Jika saat ini saja keberadaan AI sudah sebegitu heboh, bayangkan di masa depan!

Saya membayangkan AI akan sangat bermanfaat untuk individual learner seperti kita, sehingga kita bisa sampai di tahapan di mana kita dapat memahami diri kita sendiri, kelemahan dan kekurangan, dan apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Jadi harapan saya, suatu saat nanti akan ada AI yang dapat membantu kita melakukan asesmen terhadap diri kita sendiri, dan memberikan rekomendasi action items, berdasarkan hasil asesmen itu.

Jika hal ini diterapkan pada siswa tingkat DIKDASMEN, bayangan dan harapan saya sih, ke depannya ada teknologi AI yang akan menyimpulkan semua kegiatan siswa dan asesmen dari guru-guru yang dilakukan secara digital, dan menghubungkannya dengan berbagai tools di internet, yang pada akhir tahun akan dapat memberikan hasil penilaian dari, misalnya, Myers-Briggs Type Indicator atau Tetramap

Tentunya ini sangat menarik, karena penilaian yang dihasilkan bersifat holistik, dan akan sangat membantu siswa untuk memahami dirinya sendiri.

Nah, teman-teman, ini hanya sekelumit pemikiran saya tentang AI dalam pembelajaran adaptif. Seperti yang sudah saya sebutkan, akhir-akhir ini REFO melansir berbagai konten tentang AI, baik melalui Blog, Instagram, maupun YouTube. Isu AI memang sangat penting dalam pendidikan, karena pertimbangan risiko pelanggaran regulasi, plagiasi, dan etika akademis, sehingga kita benar-benar harus cerdas dan cermat dalam memanfaatkannya.

Dengan alasan tersebut, REFO akan menyelanggarakan Indonesia Future of Learning Summit (IFLS) 2023 dengan tema “The Power of Artificial Intelligence for Learning”. Konferensi ini akan dilaksanakan di hari Kamis, 5 Oktober 2023 di ARTOTEL Suites Mangkuluhur, Jakarta.

Silakan teman-teman mendaftar untuk bergabung dalam konferensi yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kepentingan dalam pendidikan yang membahas topik-topik edukasi terkini ini, melalui tautan

I can’t wait to meet all of you in IFLS 2023!

Salam hangat,

Pepita

Artikel terkait:

Share :

Related articles