Computational Thinking Seri 3 : Dekomposisi, Jalan Ninja Memecahkan Masalah

Tahukah Anda bahwa, bangsa kita melakukan dekomposisi setiap menjelang bulan Agustus? Perayaan Tujuh belas Agustus, biasanya terdiri dari beberapa komponen, ada upacara bendera yang disambung dengan aneka lomba dan diakhiri dengan makan bersama. Panitia Tujuh Belas Agustus yang mempersiapkan semua rangkaian acara itu adalah contoh dari dekomposisi. Jadi, apa itu dekomposisi?

Dekomposisi adalah proses memecah persoalan besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah untuk diselesaikan. 

Mari kita kembali ke Panitia Tujuh Belas Agustus, biasanya di kepanitian, ada sie acara yang bertanggung jawab atas susunan acara, seperti lomba mempersiapkan hadiah lomba, menghubungi peserta, dan seterusnya. Lalu ada sie dekorasi yang membuat gapura, dan membagikan bendera kepada warga. Sie konsumsi yang menyediakan makanan untuk ramah tamah, dan sie perlengkapan yang mempersiapkan panggung untuk acara maupun pernak-pernik perlombaan. 

Bayangkan jika tidak ada kepanitian yang dibagi per bidang, mempersiapkan acara 17 Agustus tentu akan menjadi sangat rumit dan berantakan bukan? Dengan membagi menjadi bidang-bidang kepanitian, koordinasi antar bidang lebih mudah untuk dilakukan dan proses persiapan hingga acara berlangsung dapat berjalan dengan lancar. Ini adalah salah satu contoh sederhana dari proses dekomposisi. 

Kegiatan di Sekolah 

Para guru tari dan guru musik sudah sering menggunakan teknik dekomposisi dalam mengajar. Misalnya pada saat mengajarkan tarian baru. Biasanya sebuah koreografi akan dipecah menjadi bagian-bagian kecil yang dilatih satu per satu dengan seksama, hingga pada akhirnya menjadi sebuah tarian yang utuh. 

Secara sederhana, mengajarkan dekomposisi berarti mengundang anak didik  masuk ke dalam kegiatan memecahkan masalah. Anak didik diajak berdiskusi bagaimana membagi masalah menjadi bagian-bagian kecil yang bisa diselesaikan. 

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengajarkan dekomposisi : 

1. Menyusun Kepanitiaan 

Guru menceritakan tentang suatu masalah yang kompleks dan membutuhkan banyak langkah untuk diselesaikan, misal acara Kelulusan Siswa-Siswi Kelas 6, atau menyambut kunjungan Pejabat Negara ke sekolah. Lalu guru mengajak anak didik untuk berdiskusi, apa saja yang harus disiapkan, kegiatan apa yang harus dilakukan, bidang apa saja yang harus ada di dalam kepanitiaan. 

2. Saya Baru Membeli Kebun Binatang! 

Kegiatan ini bisa dilakukan di dalam pelajaran IPA ketika sedang membahas pengelompokan makhluk hidup. Ajak anak didik berdiskusi jika mereka mempunyai kebun binatang, bagaimana mereka akan membagi kebun binatang itu? Bagaimana mereka menentukan letak lokasi kandang binatang? 

Selesai berdiskusi, guru bisa mengeluarkan peta kebun binatang lokal dan membahas bagaimana kebun binatang mengelompokkan tempat binatang berdasarkan habitat/jenis atau hal lain. 

Kegiatan Dekomposisi Di Rumah

1. Pergi ke Sekolah 

Ajak anak untuk berpikir apa saja langkah yang harus mereka lakukan sebelum pergi ke sekolah? Misalnya, sebelum sarapan mereka harus sikat gigi, atau mandi terlebih dahulu, dan seterusnya 

2. Menggunakan dekomposisi untuk menyelesaikan tugas

Penulis juga ingin membagikan sedikit pengalaman tentang bagaimana penulis melakukan dekomposisi dengan anak-anak. 

Sebagai seorang ibu dari tiga anak, teknik dekomposisi adalah salah satu teknik yang paling sering saya ajarkan ketika saya menemani anak-anak berlatih musik atau mengerjakan tugas di rumah. Misalnya ketika saya mendapati anak saya kesulitan mengerjakan soal Matematika, saya akan mengajak anak mendiskusikan bagian  mana yang sulit baginya. Apakah ia tidak mengerti konsepnya atau ia lemah dalam perhitungan matematikanya. Jika masalahnya di konsep, maka kita akan mengulang konsepnya lagi. Jika masalahnya di hitungan matematika, saya akan membaginya lagi apakah ia kesulitan di bagian perkalian atau pembagian? 

Satu kali, anak saya mogok latihan musik karena saya meminta dia untuk memainkan satu bagian berkali-kali. Lalu saya menjelaskan kepadanya bahwa yang saya lakukan bukan sekedar meminta ia mengulang tanpa tujuan, melainkan saya sedang membantunya melakukan dekomposisi dari lagu yang ia pelajari. Yaitu dengan membaginya menjadi bagian-bagian kecil. Jadi daripada memainkan satu lagu secara keseluruhan berulang kali, mengapa tidak berfokus kepada bagian lagu yang ia merasa kesulitan? 

Membagi masalah yang besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah untuk dikerjakan, adalah suatu kemampuan yang penting untuk dikuasai anak. Acap kali, anak merasa putus asa jika melihat masalah yang terlalu rumit. Lewat dekomposisi, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh, tidak takut menghadapi masalah yang besar dan kompleks. Yuk, kita ajarkan dekomposisi kepada anak didik kita. 

Penulis : Grace Suryani

Webinar Terkait :

Artikel-artikel REFO terkait : 

Share :

Related articles