Tanpa terasa kita sudah memasuki kuartal kedua di 2021 ini. Luar biasa, sudah berhasil melalui 13 bulan masa tersulit dalam generasi ini!
Ibarat pertandingan sepakbola, di bulan Maret 2020 yang lalu kita kaget karena mendapatkan lawan yang kemampuannya tidak diduga, kita seperti diserang tiba-tiba, lalu tercerai berai karena tidak siap dengan strategi. Lalu sebagian berusaha mengumpulkan energi, menyusun strategi, membagi tugas, melakukan serangan balik untuk memenangkan pertarungan.
Yang pasti, kita tidak tinggal diam. Karena jika kita diam saja, habislah kita oleh musuh. Musuh bukan hanya fisik, tapi yang lebih berbahaya adalah mental. Jangan sampai kita kalah sebelum berperang yang sebenarnya, jika mental sudah dipatahkan.
Di kuartal kedua ini, kita menghadapi tantangan yang berbeda (lagi). Dunia pendidikan sedang bersiap untuk kembali membuka pintu kita untuk anak-anak datang belajar. Sudah siapkah kita, sekolah, untuk kembali beroperasi? Jawabannya, siap tidak siap, ya harus siap.
Siapkah kita, orang tua, untuk berkomitmen bersama menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang minim resiko? Kalau saya, jawabannya belum siap.
Tapi pilihan kembali ke masing-masing orang tua. Kalau menjawab siap, maka jalanilah. Jangan melempar tanggung jawab ke sekolah. Menjadikan sekolah anak-anak kita aman dari COVID-19 adalah tugas orang tua juga. Orang tua bertanggung jawab menjadi contoh agen Protokol Kesehatan alias ProKes di rumah, dan mengingatkan anak-anaknya untuk menjalankan ProKes tersebut dimanapun mereka berada, baik di sekolah maupun dalam perjalanan pergi/pulang sekolah.
Orang tua juga wajib menaati konsekuensi jika tidak dapat menjalankan kewajibannya. Misal, menerima ketika anaknya tidak diijinkan masuk sekolah akibat melanggar aturan ProKes, karena orang tuanya tidak pernah mengajarkan hal tersebut di rumah.
Tugas sekolah di masa transisi ini adalah memfasilitasi kedua jenis jawaban orang tua tersebut. Sangat besar kemungkinan sekolah harus menjalani dua bentuk penyampaian materi kepada anak-anak didiknya: secara tatap muka dan tatap maya. Siapkah guru-guru di sekolah?
Jika merasa belum siap, ada waktu 1-2 bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Gunakan waktu ini sebaik-baiknya untuk persiapan dan belajar, supaya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berjalan rapi di semester berikutnya.
Jika ya siap, bagus. Semoga sekolah Anda bersedia berbagi untuk dunia pendidikan di Indonesia. Kami siap jadi rekan Anda berbagi kepada insan pendidikan seluruh Indonesia.
Apa yang akan REFO lakukan di tengah kemelut persiapan sekolah buka ini? Jadi pemandu sorak? Tentu tidak! Kami ingin berjuang bersama Anda dengan memberikan tips-tips terbaik bagaimana memasukkan bola ke gawang lawan, setelah mengamati dan mencarikan cara terbaik dalam kondisi saat ini.
Seperti pelatih, kami akan mendampingi Anda, memberikan tips-tips praktis yang bisa segera dilakukan. Walaupun tips-tips ini tidak menjamin kita memenangkan pertandingan, setidaknya kita bisa belajar dan mengupayakan yang terbaik, dengan bekerja sama dan saling memberi semangat. Lalu kita bisa lebih baik lagi di pertandingan berikutnya.
Izinkan kami berjuang bersama-sama Anda, para Reformer Pendidikan di Indonesia. Waktu yang masih diberikan kepada kita adalah tanda bahwa kita masih diijinkan untuk berkarya di dunia ini. Jangan kita sia-siakan satu detik pun, sebagai tanggung jawab kita kepada Indonesia dan Sang Pencipta.
#BersamaREFO
Salam Reformasi Generasi,
Pepita
Pendiri REFO
Di usia tiga tahun ini, REFO menemukan misi dan jati diri kami, yang tertuang di www.refoindonesia.com. Semoga Anda menemukan yang Anda cari di situs kami.
Webinar Seri Persiapan Buka Sekolah dapat dilihat di: