Devi Sumarno: Rayakan Kehidupan dan Peka terhadap Sekitar

devi sumarno rumah ruth

Devi Sumarno tak pernah menyangka bahwa satu langkah kecil yang pernah dilakukannya membawa dampak sangat besar bagi masa depan banyak jiwa. Pendiri Yayasan Rumah untuk Tumbuh Harapan (RUTH), yang terletak di Bandung, ini memiliki hati yang peka terhadap kondisi di sekitarnya sehingga ia tidak ragu mengulurkan bantuan.

Saat mendengar ada seorang teman yang diusir oleh keluarganya karena hamil di luar nikah, Devi terpanggil untuk menolongnya. Ia berbagi kamar indekos dengan temannya itu selama beberapa waktu. Tidak hanya itu, ia juga memberikan dukungan moral sampai sang teman dapat bangkit menata kembali hidupnya.

Tak berhenti di situ, beberapa tahun kemudian Devi kembali bertemu rekan dengan kasus serupa. Saat itu, Devi sudah menikah. Beruntung, Devi memiliki suami dengan hati dan visi yang sama, sehingga mau membuka pintu rumah bagi perempuan-perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), dan memberikan mereka pendampingan yang dibutuhkan.

Setelahnya, Devi dan suami mendengar lebih banyak kasus KTD. Rumah mereka tak lagi cukup untuk menampung para calon ibu itu. Mereka berinisiatif untuk mengontrak rumah yang lebih besar khusus untuk tempat tinggal para perempuan tersebut. Mereka pun membuat sebuah langkah besar, melegalkan kegiatan ini dengan mendirikan Yayasan Rumah untuk Tumbuh Harapan (RUTH), atau yang biasa disebut dengan Rumah Ruth.

Rumah Ruth merupakan sebuah rumah singgah, yang di dalamnya tinggal para calon ibu dengan berbagai kasus kehamilan. Di sini, para perempuan itu diberikan pendampingan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan kesehatan selama kehamilan, edukasi tentang seksualitas, kehamilan, parenting, konseling, hingga kelas keterampilan.

Sampai saat ini, Rumah Ruth telah menolong lebih dari 300 perempuan dengan KTD. Selama periode tersebut, sekitar 300 bayi telah terselamatkan dari percobaan aborsi. 

Sebagai perempuan, Devi memiliki visi akan masa depannya layaknya perempuan pada umumnya: setelah menyelesaikan kuliah, bekerja dari pagi hingga malam, menikah, memiliki anak, dan menjadi ibu rumah tangga. Tidak pernah terbayang di benaknya bahwa ia akan mendirikan sebuah yayasan nirlaba seperti Rumah Ruth. Ia juga tidak menyangka jika sebuah langkah kecil yang dilakukannya pada 2007 berdampak sangat besar bagi banyak jiwa di kemudian hari. Baginya, peran sebagai istri dan ibu tidak menghalanginya untuk terus melakukan panggilannya, yaitu berbuat baik dan membantu lebih banyak orang.

Keputusan Devi untuk mendirikan Rumah Ruth bukan tanpa tantangan. Awalnya, keluarga Devi tidak begitu setuju dengan langkah Devi menampung perempuan asing di rumahnya dengan segala permasalahan hidupnya. Namun, Devi memiliki prinsip hidup bahwa ia harus bisa berkontribusi untuk hidup orang lain. Tindakan ini diibaratkan seperti memasang satu lilin di tengah dunia yang gelap. Devi memiliki impian agar semakin banyak orang yang menyalakan lilin, tak peduli seberapa kecil cahayanya, pasti akan tetap berdampak di tengah kegelapan.

Devi tidak pernah tahu bahwa ia akan memulai sebuah yayasan yang saat ini disinggahi begitu banyak perempuan dengan KTD. Ia tidak pernah berharap bahwa yayasan ini akan eksis, dan begitu banyak perempuan yang meminta pertolongannya. Di satu sisi, Devi bersyukur dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan, membantu para perempuan ini melalui masa-masa sulit mereka. Namun, di sisi lain, ia cemas karena menemukan semakin banyak kasus KTD dengan beragam cerita.

Jika boleh berharap, Devi ingin dapat menutup yayasannya. Ia ingin supaya tak ada lagi perempuan-perempuan dengan KTD, dan bayi-bayi yang ditelantarkan. Devi menyadari pentingnya edukasi tentang seksualitas untuk remaja perempuan demi menekan perilaku seks bebas di kalangan remaja. Bagi Devi, ini adalah “PR” terbesar orang tua yang memiliki anak perempuan. Edukasi tentang seksualitas seharusnya dimulai dari rumah, bukan sekolah atau komunitas (masjid, gereja, dsb). Orang tua tidak bisa berpikir bahwa edukasi seksualitas adalah hal tabu, yang tidak boleh dibicarakan. Justru, membekali anak dengan pendidikan seks akan membuat mereka memahami sistem reproduksi tubuhnya sendiri.

Selain itu, Devi mengajak setiap orang untuk menjadi duta antiaborsi. Kehidupan adalah berkat dari Tuhan sehingga bayi-bayi yang dikandung, dengan alasan apa pun, memiliki hak untuk hidup dan tumbuh, karena pada tiap nyawa yang tercipta, ada rencana Tuhan di dalamnya bagi dunia ini.

Hal mulia yang dilakukan Devi menginspirasi kita, untuk mau bergerak melakukan satu langkah kecil dalam hidup, yang bisa berdampak besar suatu hari nanti. Dengarkan suara hati, dan lakukanlah hal yang menjadi kerinduan kita selama ini yang mungkin saja dapat memberikan kontribusi besar terhadap hidup orang lain.

Cerita lengkap Devi dapat disimak dalam webinar ini.

Penulis: Diah Lucky Natalia

Artikel terkait:

Share :

Related articles