Google Workspace for Education untuk Ekosistem Digital Sekolah: Aman Terkendali!

google workspace keamanan

Google Workspace for Education menjadi salah satu solusi populer di kalangan institusi pendidikan, saat sekolah semakin mengandalkan platform digital. Salah satu alasannya adalah fitur keamanan yang komprehensif.

Kita sudah beberapa kali membahas Google Workspace for Education dalam artikel-artikel sebelumnya. Dari gambaran umum tentang Google Workspace for Education, pooled storage atau penyimpanan gabungan, hingga dampak ekonomisnya. Namun, platform digital ini memang tak ada habisnya untuk dibicarakan.

Google Workspace for Education menjadi salah satu solusi yang populer di kalangan institusi pendidikan, karena menyediakan berbagai fitur yang mendukung kolaborasi, komunikasi, dan produktivitas. Namun, dengan kehadiran di dunia digital, keamanan menjadi faktor krusial yang harus diprioritaskan.

Mengutip blog resminya, Google menyatakan bahwa menyediakan lingkungan pembelajaran digital yang aman adalah komitmen dan tanggung jawab yang dilakukan dengan sangat serius. Setiap pengguna Google Workspace for Education mendapatkan manfaat perlindungan yang membantu memblokir konten phishing dan malware, baik yang berasal dari internal maupun eksternal.

Berikut cara memanfaatkan fitur keamanan yang disediakan oleh Google Workspace for Education untuk melindungi ekosistem digital sekolah secara optimal:

  1. Manfaatkan keamanan bawaan Google:
    • Kebijakan kata sandi: admin dapat mengatur kebijakan kata sandi yang kuat dan mewajibkan pengguna untuk mengganti kata sandinya secara berkala.
    • Verifikasi dua langkah: aktifkan two-factor authentication (2FA) yang akan menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan mengharuskan pengguna memasukkan kode rahasia yang dikirimkan ke perangkat seluler mereka.
    • Pemantauan aktivitas: memantau aktivitas masuk ke akun pengguna dapat membantu mendeteksi tindakan mencurigakan atau akses yang tidak sah.
  2. Mengelola izin dan akses:
    • Pengaturan izin Drive: admin dapat membatasi siapa yang dapat mengakses, mengedit, atau berbagi dokumen di Google Drive.
    • Kontrol akses ke aplikasi pihak ketiga: admin dapat mengontrol aplikasi yang diizinkan pengguna instal melalui Google Workspace Marketplace.
    • Pengaturan Google Classroom: admin dapat mengelola siapa yang dapat membuat, mengedit, atau bergabung dengan kelas di Google Classroom.
  3. Melindungi data dengan enkripsi dan keamanan lapisan:
    • Enkripsi data: Google secara otomatis mengenkripsi data yang disimpan di Google Drive dan Gmail, sehingga hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengaksesnya.
    • Pengamanan lapisan: Google menggunakan keamanan lapisan seperti firewalls dan deteksi ancaman untuk melindungi data dari serangan jaringan dan malware.
    • Backup and restore: admin dapat mengatur cadangan rutin dan prosedur pemulihan untuk melindungi data sekolah dari kehilangan atau kerusakan.

Selain langkah-langkah teknis di atas, perlu bagi admin untuk memastikan bahwa pengguna memiliki pemahaman yang kuat tentang praktik keamanan digital. Beberapa caranya, antara lain, sebagai berikut:

  1. Sosialisasikan keamanan digital kepada pengguna: admin perlu melakukan sosialisasi keamanan digital kepada pengguna, agar mereka dapat memahami pentingnya keamanan digital dan cara melindungi diri dari ancaman keamanan.
  2. Pelatihan tentang keamanan: adakan sesi pelatihan reguler, untuk seluruh anggota civitas akademika, tentang praktik keamanan digital yang aman.
  3. Kebijakan penggunaan: buat dan komunikasikan kebijakan penggunaan yang aman untuk membimbing pengguna dalam menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.

Ingin tahu lebih banyak bagaimana cara agar ekosistem digital sekolah aman dan terkendali? Yuk, gabung ke short course “Super Admin: Safeguarding Your School” yang akan diadakan pada bulan Maret 2024. 

Daftar sekarang dengan mengisi ini. Jadi admin keren dan makin sat set #bersamaREFO.

Penulis: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles