Kelebihan dan Tantangan Pembelajaran Dual Moda

kelebihan tantangan dual moda

Melaksanakan pembelajaran dual moda bisa jadi sangat menantang tapi juga menarik, baik bagi pendidik maupun murid. Pasalnya, walaupun kurikulum nasional sudah mengacu pada kurikulum 2013 revisi yang berbasis kompetensi, namun pelaksanaannya masih belum maksimal. Pada prakteknya, guru masih menjadi pusat kegiatan belajar-mengajar dan sebagian besar murid masih belum memiliki motivasi intrinsik untuk belajar demi kemajuannya sendiri.

Pembelajaran dual moda pada era pandemi seharusnya dapat semakin mendorong tercapainya tujuan kurikulum 2013 revisi dan konsep merdeka belajar yang digaungkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim sejak 2019. Namun, dengan konsep belajar-mengajar yang harus diubah 1800 dan masih harus dirintis, wajar jika banyak pihak termasuk guru, siswa dan orang tua masih meragukan efektifitas pembelajaran tersebut. Karena itu, dalam pembahasan kali ini, kita akan melihat kelebihan dan tantangan pembelajaran dual moda. 

Kelebihan:

  • Memberikan fitur-fitur terbaik PTM dan PJJ kepada siswa
    Pembelajaran dual moda memungkinkan siswa mendapat fitur terbaik dari PTM dan PJJ. Melalui PTM, siswa mendapat instruksi yang lebih jelas untuk materi pembelajaran yang sulit dan mendapat umpan balik saat itu juga. Murid dapat mempraktekkan materi di kelas, serta berinteraksi langsung dengan guru dan teman. 
    Dalam PJJ, siswa melaksanakan bagian belajar daring secara mandiri tanpa dibatasi jadwal atau waktu dan melalui platform belajar yang disepakati. Siswa dapat belajar sesuai ritme dan gaya belajarnya masing-masing. 
  • Mengasah pola berpikir kritis
    Mandiri belajar yang diterapkan dalam pembelajaran dual moda akan mengasah pola berpikir kritis. Kontrol yang dimiliki siswa dalam belajar akan mendorong mereka untuk memahami relasi antar konsep. Mereka juga akan diuntungkan dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, membangun dan mengevaluasi argumen. Selain itu, siswa didorong untuk memecahkan permasalahan secara sistematis, mengenali pentingnya ide pikiran, dan merefleksikan nilai dari hal-hal yang diyakininya.
    Pola berpikir kritis juga akan berdampak pada penyerapan informasi. Informasi akan tersimpan lebih lama karena siswa memahami konsep, bukan menghafal materi.
  • Mengubah perilaku belajar murid dari pasif ke aktif dan mengubah persepsi belajar
    Menempatkan siswa dalam situasi yang mengharuskan mereka membaca, berargumen, mendengarkan dan berpikir, akan mengubah perilaku belajar siswa dari pasif ke aktif. Siswa akan terdorong untuk bertanggung jawab atas target belajar mereka sendiri. Dalam jangka panjang, pembiasaan perilaku belajar aktif akan mengubah persepsi belajar. Dari persepsi belajar sebelumnya yang mungkin membosankan atau hanya kewajiban semata, menjadi sebuah proses pengembangan diri dan mendorong aktualisasi.
  • Menjembatani budaya belajar sekolah dan pendidikan dengan jenjang lebih tinggi
    Keluhan yang seringkali kita dengar dari mahasiswa baru adalah sulitnya membiasakan diri dengan budaya belajar perkuliahan. Jika sebelumnya pembelajaran siswa dituntun oleh guru, maka ketika menjadi mahasiswa, ia dituntut harus aktif mencari tambahan materi. Baik untuk penulisan esai atau penelitian, melalui bedah pustaka atau observasi, dan semua itu dilakukan secara mandiri.
    Membiasakan siswa mandiri belajar dengan menerapkan pembelajaran dual moda di tingkat sekolah adalah cara yang tepat menjembatani perubahan tersebut. Kemandirian dalam mengembangkan diri tidak berhenti pada masa sekolah dan kuliah saja. Ingat, belajar adalah proses seumur hidup.
  • Guru dapat lebih fokus ke siswa berkebutuhan khusus
    Dalam proses belajar normal pasti ada siswa berisiko. Apalagi dalam era pandemi di mana keterbatasan sarana belajar menjadi kendala. Siswa berisiko yang dimaksud adalah siswa yang rentan terhadap kemungkinan putus sekolah, apapun penyebabnya. Bisa karena latar belakang sosio-ekonomi keluarga yang kurang baik, atau siswa memiliki riwayat penyakit, atau murid dengan hasil asesmen rendah karena kesulitan belajar. 
    Dengan pembelajaran dual moda, guru dapat mengutamakan siswa berisiko untuk menghadiri PTM. Tentu saja setelah memetakan siapa saja yang masuk dalam kelompok belajar dengan intervensi. Dengan demikian, perkembangan pembelajaran mereka lebih terpantau dan angka putus sekolah menurun.

Tantangan:

  • Komponen teknis pembelajaran online yang kurang memadai
    Seperti yang disebutkan salah satu narasumber dalam webinar Berbagi Ide Implementasi Dual Moda: Tatap Muka dan Maya, faktor yang menantang bagi pembelajaran dual moda adalah jaringan internet yang kadang kurang memadai. Di kota-kota kecil, kendala jaringan dan kuota internet bisa menjadi tantangan utama PJJ. Karena itu, kenali fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dalam mendukung PJJ. 
  • Beban belajar siswa lebih tinggi
    Dalam periode pembiasaan pembelajaran dual moda, siswa akan merasa beban belajar mereka lebih tinggi. Hal ini dikarenakan siswa sedang melalui fase penyesuaian diri untuk secara aktif dan mandiri mengolah materi pembelajaran.
  • Lebih banyak yang harus dipersiapkan guru
    Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pembelajaran dual moda juga harus terus memperkaya dirinya. Ia juga harus aktif mencari pola pembelajaran dual moda yang efektif untuk model kelasnya.

Berikut adalah tugas para guru:

    • Menghadirkan instruksi pembelajaran yang jelas, interaktif dan menyeluruh
    • Mendesain pembelajaran
    • Mengumpulkan sumber materi dan kegiatan, baik yang terintegrasi dengan program-program yang disediakan Kemdikbud (Rumah Belajar, TV Edukasi) atau menyiapkan materi mandiri yang mendukung pembelajaran (rekaman penjelasan materi, referensi literatur penunjang, materi praktek, rencana kegiatan yang dapat dilakukan ketika PTM, dsb)
    • Mengkomunikasikan rencana dan tujuan pembelajaran kepada siswa
    • Terlibat dalam perkembangan belajar siswa baik melalui layanan pesan instan yang disepakati, forum, atau kotak komentar di platform belajar online
    • Belajar mengoperasikan peralatan teknis PJJ
    • Kritis menguji instruksi pembelajaran
    • Ada dan hadir menyemangati siswa.

Bisa dipastikan tugas-tugas tersebut menguras energi dan pikiran para guru, terutama pada masa perkenalan pembelajaran dual moda. Tapi tentu guru-guru hebat kita akan berusaha memberikan yang terbaik demi pendidikan anak-anak Indonesia.

Selain kelebihan dan tantangan di atas, penelitian tidak menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari nilai yang dicapai oleh siswa. Kembali lagi, keinginan belajar baik dengan sistem tradisional atau dual moda tergantung pada siswa itu sendiri. Hasil asesmen jangka pendek (dalam bentuk nilai) dan jangka panjang (aplikasi ilmu dalam kehidupan sehari-hari) adalah cerminan semangat dan usaha siswa dalam belajar. Guru dan orang tua memberikan fasilitas terbaik yang dapat dihadirkan untuk menunjang proses pembelajaran dan aktualisasi diri siswa.

Penulis: Tricia jsahfk

Artikel terkait:

Share :

Related articles