Liputan Langsung Festival Komunitas belajar.id 2022 “Bangkit Bersama belajar.id” 27 Oktober 2022

20:04 Meet and Greet selesai

20:02 Danar Wulan: Untuk kedepannya, sebaiknya data yang ada disimpan di dalam Drive belajar.id, jangan di hardisk.

19:58 Muhammad Fitriadiatansyah: Pada saat gladi bersih, Chromebook saya dipinjamkan ke sekolah lain yang membutuhkan. Ketika kembali lagi ke saya, akun dan data saya hilang. HIngga sekarang tidak ada solusinya, ini berarti ada celah keamanan yang memungkinkan akun dan data Chromebook dihapus.

19:56: Danar Wulan: Kami sudah berkoordinasi dengan kepala dinas di daerah kami untuk sosialisasi belajar.id lewat Festival Lokal

19:55: Liliana Tanggu: Apakah sudah ada rencana untuk menyosialisasikan Akun belajar.id?

19:50 Danar Wulan: Chromebook bantuan lebih aman digunakan oleh siswa karena sudah diatur keamanannya.

19:47 Ahmad Bayu Aryawan: Apa efisiensi Chromebook dibandingkan dengan laptop pribadi?

19:44 Salehudin: Adakan pertemuan dan koordinasi yangg baik dengan operator dan juga dengan dinas, mengisi verifikasi dan validasi kesiapan TIK, dan data Dapodik dengan akurat termasuk apa yang menjadi kebutuhan di sekolah. Misalnya, butuh 45 Chromebook karena jumlahnya sesuai dengan jumlah murid.

19:43 Wasriati Sari Dewi: Perlu juga para pemimpin paham tentang Chromebook ini supaya bisa mengajukan bantuan atau pengadaan secara swadaya daripada beli laptop.

19:38 Danar Wulan: OS Chromebook akan di-update secara otomatis sehingga performa akan maksimal. Dan sebaiknya Chromebook digunakan karena jika tidak digunakan malah akan rusak. Saat baterai sudah penuh, sebaiknya charger dicabut.

19:37 Salehudin: Chromebook tidak perlu dirawat. Gunakan saja. Dengan digunakan kita sudah merawat. Jika barang elektronik tidak dipakai malah akan rusak.

19:36 Henny Julitha: Bagaimana tip penggunaan Chromebook supaya awet?

19:34 Salehudin: Siapkan 1 laptop sebagai server, router untuk ke Chromebook siswa,  instal XAMPP untuk pembelajaran semi offline.19.32 Muryani Muryani: Bagaimana cara penggunaan Chromebook tanpa internet?

19:30 Di dalam ruang Google Meet telah berkumpul 27 orang pemirsa dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan dipandu oleh Steven Sutantro semua yang hadir tampak bersemangat untuk mengikuti acara Meet and Greet dengan Danar Wulan, S.Si (Wakil Kepala Sekolah SD-SMPN Satu Atap Pong Meleng) dan Salehuddin, S.Pd (Ko-Kapten Kab. Bolaang Mongondow Selatan SMP Negeri Sinombayuga)

19:28 Sesi webinar ditutup

19:04 Ujian sekolah berbasis chromebook di sekolah minim jaringan.

Minimnya jaringan internet dan listrik yang belum stabil tidak menghalangi Salehuddin, Ko-Kapten Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan SMP Negeri Sinombayuga, untuk mengadakan ujian sekolah berbasis Chromebook. Dengan 45 Chromebook bantuan pemerintah ujian berhasil dilaksanakan secara offline dengan bantuan satu ponsel yang dijadikan server dan router.

Salehuddin menceritakan bagaimana ia mengunduh laboratorium maya dari rumah belajar ke server yang kemudian diakses siswa untuk belajar dengan bantuan router. Bahkan, dengan kode HTML yang sederhana, siswa dapat menonton video secara offline di Physics Education Technology (PhET) Colorado, sebuah media digital yang berisi simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia.

Berangkat dari keprihatinannya melihat sekolah yang memiliki Chromebook tapi hanya menyimpannya di dalam lemari, Salehuddin giat mengedukasi dan membagi pengalaman penggunaan Chromebook ke sekolah-sekolah di sekitarnya.

Ia juga menjelaskan Chromebook terasa spesial karena memiliki keunggulan sebagai berikut:

  1. Memiliki OS sendiri;
  2. Penyimpanan berbasis Cloud;
  3. Layar sentuh dan lipat;
  4. Baterai awet 10 jam;
  5. Ringan dan cepat.

Harapannya, dengan keunggulan tersebut tujuan sekolah untuk memaksimalkan media pembelajaran untuk capaian kompetensi dasar dan memberikan pengalaman belajar yang baru kepada para siswa dapat tercapai.

______________________________________________________________________________

18:41 Tantangan digitalisasi proses pembelajaran dengan menggunakan Chromebook di sekolah yang minim jaringan internet. 

SMPN Satu Atap Pong Meleng yang berada di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mendapatkan bantuan 15 unit Chromebook, 1 router, 1 proyektor, dan 1 layar dari pemerintah di tahun 2020. Namun, pada prakteknya ada banyak kendala yang mereka temui di lapangan, seperti tidak paham menggunakan Chromebook dan tidak adanya jaringan internet yang memadai.

Danar Wulan, Wakil Kepala Sekolah SD-SMPN Satu Atap Pong Meleng, tidak menyerah. Dia mencoba mencari jawabannya dan belajar secara otodidak dengan melihat video tutorial di YouTube. Lalu ia juga diundang ke program Sekolah Transformasi Chromebook yang diselenggarakan oleh REFO. Sampai akhirnya, ia berhasil mengintegrasikan Chromebook yang mereka miliki dengan Google Workspace for Education dan Akun belajar.id, serta mengoptimalkan penggunaannya di sekolah.

Danar Wulan membagikan foto-foto yang menunjukkan penggunaan Chromebook di sekolah mereka. Tidak hanya online, ternyata Chromebook juga dapat digunakan secara offline. Sekolah menginstalasi Cisco Discovery Protocol (CDP) ke dalam satu laptop yang kemudian berfungsi sebagai server. Lalu dengan bantuan router, siswa dapat mengakses CDP melalui server di dalam laptop tersebut.

Tidak hanya untuk asesmen nasional dan pembelajaran di sekolah. Chromebook juga telah membantu siswa tuna daksa yang kesulitan datang ke sekolah karena kursi rodanya untuk bisa belajar di rumah.

Tidak berhenti sampai disitu saja, Danar Wulan juga membagikan praktik baik penggunaan Chromebook ini ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan pendampingan.

“Bukan keadaan yang hambatan, tapi mindset kita yang menentukan terus bergerak atau diam.” ujar Danar Wulan saat menutup sesinya.

______________________________________________________________________________

18:30 Pantang Menyerah Memanfaatkan Chromebook demi Masa Depan Anak Didik – Webinar

Selamat datang kembali sore hari ini di sesi kedua Festival Komunitas belajar.id 2022 “Bangkit Bersama belajar.id” Hari Ketiga. Kali ini kita akan dipandu oleh Steven Sutantro yang membuka webinar dengan perkenalan narasumber kita Danar Wulan, S.Si (Wakil Kepala Sekolah SD-SMPN Satu Atap Pong Meleng) dan Salehuddin, S.Pd (Ko-Kapten Kab. Bolaang Mongondow Selatan SMP Negeri Sinombayuga)

Jika Bapak dan Ibu tidak dapat menyaksikan livestreaming bersama kami saat ini, jangan khawatir! Webinar “Pantang Menyerah Memanfaatkan Chromebook demi Masa Depan Anak Didik” ini tetap dapat disaksikan melalui tautan: bit.ly/chromebookmasadepan

Mari sebarkan informasi berikut, agar rangkaian webinar yang penuh manfaat ini dapat diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Silakan klik tautan berikut:

Jadwal acara: https://bit.ly/jadwalfestivalbelajarid

Subscribe Google Calendar: https://bit.ly/subfestivalbelajarid

______________________________________________________________________________

16:22 Meet and Greet selesai

16:19 Christophorus Ardi: Jadi kalau kita rangkum dari pertanyaan-pertanyaan selama sesi dan Meet and Greet ini, untuk membuat aktivitas membuat petualangan dengan Google Forms, Bapak dan Ibu bisa menggunakan fitur section dan juga variasi teks di dalam Google Forms. Proyek ini relatif mudah, dan seperti yang dikatakan Bu Ary tadi, proyek seperti ini sudah bisa diimplementasikan mulai dari anak-anak kelas 3.

16:15 Denni Indriani: Apakah anak-anak kelas 4 sudah bisa diajarkan proyek seperti ini?

Ary Sugianto: Kelas 4 sudah bisa, bahkan dari kelas 3 pun bisa. Sebenarnya anak-anak itu lebih melek teknologi dibandingkan orang dewasa. Kadang lebih mudah mengajarkan ke siswa dibandingkan ke sesama guru.

16:13 Christophorus Ardi: Saya tambahkan, untuk variasi pemanfaatan Google Forms lainnya dapat dipelajari di video dalam kanal YouTube REFO ini https://youtu.be/ejWkQqReBCA

16:09 Siti Muhajiriyati: Biasanya penggunaan Google Forms untuk asesmen. Untuk proyek seperti ini bagaimana pengajarannya?

Ary Sugianto: Jadi memang kita harus pelan-pelan dalam mengajarkan anak-anak. Dimulai dari cara membuat header, mengubah theme, dan selanjutnya. Kuncinya adalah telaten dan sabar.

16:02 Christophorus Ardi: Apakah ada kendala atau tantangan dalam mengerjakan proyek ini?

Ary Sugianto: Proyek ini kadang kita kerjakan bersama-sama di sekolah, tapi sering juga dikerjakan Gracia dan Fadlia dari rumah masing-masing. Seringkali masalah jaringan yang menjadi kendala. Lalu, anak-anak ini kan juga punya kegiatan di luar sekolah, yang kadang waktunya bentrok dengan waktu pengerjaan proyek. Namun, ya pintar-pintar kita menyiasatinya. Jika ada kemauan, pasti ada jalan.

16:01 Ruang dalam Google Meet sudah dibuka dan sudah ada 14 peserta yang bergabung dan siap tahu lebih dalam mengenai penggunaan Google Forms dengan kreatif. Dalam sesi Meet and Greet ini, peserta dapat berinteraksi secara langsung Fadlia Rusyda Iskandar dan Gracia Debby Anindita (Siswa kelas 6A SDN Utan Kayu Selatan 17 Pagi) dan Ary Sugianto (Guru Kelas SDN Utan Kayu Selatan 17 Pagi). Sesi kali ini dipandu oleh Christophorus Adi (REFO).

15:57 Sesi selesai.

15:52 Christophorus Ardi menutup sesi, dengan menjelaskan rangkaian Festival Komunitas belajar.id 2022 yang masih berlangsung hingga tanggal 3 November.  Menginformasikan lomba-lomba berhadiah sehubungan dengan Festival yang diselenggarakan oleh REFO. Juga menginformasikan tentang Daerah Jawara belajar.id.

15:46 Muryani: Bagaimana cara membedakan Google Earth, My Maps, dan Streetview dalam menjelajahi negara-negara tadi? Kenapa yang dipilih Google Earth?

Ary Sugianto: Kami pilih Google Earth karena tampilannya yang luar biasa keren, dan sangat menarik perhatian anak-anak. Dan dengan Google Earth ini, kalau kita zoom-in terus, bisa jadi Maps dan Streetview. Jadi memang ini alat yang sangat menarik, terutama untuk anak-anak.

15:44 Muhammad Dahlan: Proyek atau tugas ini merupakan intrakurikuler atau penugasan di rumah?Ary Sugianto: Proyek ini sebenarnya khusus untuk Festival Komunitas belajar.id ini, jadi memang belum semua siswa mendapatkan pelajaran seperti ini. Karena kita juga harus sangat pelan-pelan mengajari anak-anak ini, benar-benar step-by-step.

Khusus untuk proyek ini, Gracia dan Fadlia kita pilih untuk mengerjakan dan mempresentasikannya di festival. Jadi selama beberapa minggu, Gracia dan Fadlia belajar bersama setelah pulang sekolah, tiga kali dalam seminggu. Anak-anak ini adalah anggota Tim Gen KiHajar 2022.

15:41 Ferry Kurniawan: Berapa lama Ibu Ary melatih adik-adik ini hingga lancar berbicara di depan kamera?

Ary Sugianto: Sebenarnya bukan saya yang mengajari bicara seperti ini pada mereka. Saya hanya faktor pendukung, yang baru kurang lebih empat bulan mengajar mereka. Kita harus apresiasi guru-guru mereka yang terdahulu dari sejak kelas 1, yang tak kalah penting juga dukungan dari keluarga mereka masing-masing.

15:39 Siti Muhajiriyati: Bagaimana mengajari siswa-siswa ini? Melalui ekstrakurikuler atau pelajaran TIK? Karena siswa-siswa saya tidak punya laptop.

Ary Sugianto: Kami menggunakan laptop milik sekolah yang jumlahnya juga tidak banyak. Jadi kami gunakan bersama-sama atau bergantian. Kebetulan dari sekolah kami ada terpilih sembilan orang menjadi Gen KiHajar, dan sembilan anak tersebut yang kita latih. Kuncinya sabar ya, Bu, kalau sama anak-anak. Kita harus berkali-kali memberikan pelatihan untuk mereka akhirnya memahami.

15:35 Surya Pardede: Ukuran gambar untuk tema/judul (header) tepatnya berapa:Christophorus Ardi: Dimensinya adalah 4:1, lebarnya 1 dan panjangnya 4. Paling mudah, Bapak dan Ibu bisa gunakan Canva. Login saja dengan Akun belajar.id di Canva, cari bagian Google Forms, di sana banyak sekali template gambar yang bisa digunakan yang ukurannya sudah tepat.

15:35 Sesi tanya jawab

15:32 Ary Sugianto: Proyek menggunakan Google Forms ini bisa kita gunakan sebagai pembelajaran berkolaborasi. Contohnya, dalam satu kelompok terdiri dari 10 orang, dan masing-masing anggota bisa menyediakan section untuk negara yang berbeda-beda. Jadi nanti tampilan akhirnya bisa mencirikan khas masing-masing.

Christophorus Ardi: Praktik baiknya mungkin para guru bisa membuatkan template terlebih dahulu, sehingga anak-anak meneruskan untuk pembuatan informasi negara yang dipilih. 

15:31 Christophorus Ardi: Google Forms bukan hanya untuk kuis atau tes, tapi juga pembelajaran, untuk menyajikan informasi dan/atau pengetahuan. Seperti contoh yang baru saja kita saksikan, di mana Google Forms menjadi alat untuk menyampaikan informasi, juga aktivitas pembelajaran untuk anak-anak.

Christophorus Ardi: Dalam membuat ini, dibutuhkan waktu berapa lama?

Ary Sugianto: Satu jam pelajaran, yang kira-kira selama 35 menit. Setelah itu, alat pembelajaran ini digunakan oleh anak-anak untuk saling berbagi. Negara apa yang mereka pilih, dan saling menceritakan pengetahuan yang didapatkan.

15:15 Fadlia Rusyda Iskandar melanjutkan. Memberi contoh bagaimana membuat opsi negara-negara ASEAN, sebagai berikut:

  1. Pada saat membuat pertanyaa, pilih opsi “Multiple Choice”, dengan begitu kita memberikan pilihan negara-negara mana yang ingin dikunjungi;
  2. Add section untuk memberikan informasi dan keterangan mengenai negara-negara tersebut;
  3. Jangan lupa tambahkan tautan ke Google Earth, agar pembelajaran makin menarik.

15:12 Gracia Debby Anindita menjelaskan pembuatan Google Forms, sebagai berikut:

  1. Buka Google Chrome;
  2. Login ke Chrome dengan menggunakan akun Google;
  3. Klik titik sembilan di kanan atas;
  4. Gulir ke bawah, klik Forms;
  5. Setelah masuk ke laman Google Forms, klik “Kosong” untuk membuat formulir baru;
  6. Akan terbuka laman Google Forms yang baru seperti di bawah ini:
  7. Beri judul laman formulir sesuai dengan keinginan kita, contohnya “Berpetualang dengan Google Forms”;
  8. Ubah gambar di latar belakang judul dengan mengklik ubah gambar, lalu unggah gambar sesuai dengan keinginan kita;
  9. Setelah itu kita bisa memodifikasi formulir sesuai dengan kebutuhan, seperti mengubah theme, menambahkan gambar header, memasukkan deskripsi, dan menambahkan pertanyaan-pertanyaan seperti yang sebelumnya dicontohkan oleh Fadlia.

15:09 Fadlia Rusyda Iskandar: Kita akan berpetualang ke negara-negara ASEAN melalui Google Forms. Ini adalah Google Forms yang sudah jadi.

Kemudian Fadlia menjelaskan cara berpetualang menggunakan Google Forms tersebut. Jika kita gulir layar ke bawah, kita akan menemukan pilihan beberapa negara anggota ASEAN.

Jika kita pilih salah satu dari negara tersebut (dalam demo, Fadlia memilih Malaysia), setelah mengklik Malaysia, kita akan dibawa ke laman baru yang berisi informasi mengenai negara tersebut, antara lain warna bendera, dan hal-hal yang menarik di Malaysia (dalam demo, Fadlia mencontohkan Menara Petronas).

Dalam formulir demo, Fadlia juga menyertakan tautan ke Google Earth, yang jika diklik akan membawa kita berpetualang “lebih jauh dan lebih nyata”.

Setelah selesai berpetualang, di laman berikutnya terdapat pertanyaan evaluasi:

  1. Meringkas informasi yang didapatkan selama petualangan;
  2. Apa yang dirasakan pengguna setelah mengikuti petualangan.

15:07 Ary Sugianto memperkenalkan diri dan anak-anak didiknya, siswa-siswa kelas 6A SDN Utan Kayu Selatan 17 Pagi, yaitu Fadlia Rusyda Iskandar dan Gracia Debby Anindita.

Ary Sugianto: Dalam webinar ini, saya dan anak-anak akan berbagi ilmu dan pengalaman tentang pemanfaatan Akun belajar.id, khususnya penggunaan Google Forms. Kita akan berpetualang ke negara-negara ASEAN dengan menggunakan Google Forms. Bagaimana caranya? Fadlia dan Gracia yang akan menjelaskan.

15:01 Serunya Siswa Berpetualang ke Negara-negara ASEAN dengan Google Forms – Webinar

Webinar kali ini kembali menghadirkan Narasumber cilik, mereka adalah siswa-siswa kelas 6A SDN Utan Kayu Selatan 17 Pagi, yaitu Fadlia Rusyda Iskandar dan Gracia Debby Anindita. Anak-anak hebat ini didampingi oleh Ary Sugianto (Guru Kelas SDN Utan Kayu Selatan 17 Pagi). Sesi kali ini dipandu oleh Christophorus Ardi (REFO).

Christophorus Ardi dari REFO membuka sesi dengan menyapa para Narasumber dan semua pemirsa yang menyaksikan dari berbagai kanal YouTube.

Pemutaran video Festival Komunitas belajar.id yang berisi kegiatan-kegiatan sehubungan dengan Akun belajar.id.

Christophorus Ardi menjelaskan secara singkat tentang perjalanan Akun belajar.id dan Festival Komunitas belajar.id.

______________________________________________________________________________

Sebentar lagi kita akan segera memulai “Serunya Siswa Berpetualang ke Negara-negara ASEAN dengan Google Forms”.

Sambil menunggu, Bapak dan Ibu sekalian boleh menyebarkan informasi berikut, agar rangkaian webinar yang penuh manfaat ini dapat diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Silakan klik tautan berikut:

Jadwal acara: https://bit.ly/jadwalfestivalbelajarid

Subscribe Google Calendar: https://bit.ly/subfestivalbelajarid

Jika Bapak dan Ibu tidak menyaksikan livestreaming bersama kami saat ini, webinar “Serunya Siswa Berpetualang ke Negara-negara ASEAN dengan Google Forms” ini tetap dapat disaksikan melalui tautan: http://bit.ly/petualangangoogleform

______________________________________________________________________________

Selamat datang di Liputan Langsung!

Di sini kami akan menyampaikan informasi-informasi penting sehubungan dengan pelaksanaan Festival Komunitas belajar.id 2022 “Bangkit Bersama belajar.id” Hari Ketiga. Termasuk di dalam Laporan Langsung ini adalah sesi-sesi selama satu hari dan Meet and Greet, di mana para pemirsa akan berinteraksi langsung dengan Narasumber secara virtual.

Festival Komunitas belajar.id adalah sebuah rangkaian acara virtual yang diadakan untuk memberdayakan, memampukan, dan mengapresiasi para pendidik dan peserta didik dalam komunitas belajar.id,  termasuk pemegang kepentingan di dinas dan semua institusi yang bergerak di bidang pendidikan, agar dapat memanfaatkan Akun belajar.id untuk peningkatan mutu pembelajaran.

Penulis :

Tricia Catherina

Septika Rini

Share :

Related articles