Memasuki Usia Remaja Kala Pandemi: Apa Tantangannya?

Masa Remaja

Masa remaja ditandai sejumlah perubahan fisik dan emosional yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pada masa ini terjadi perubahan hormon yang sangat cepat yang mempengaruhi pertumbuhan fisik, emosional, pemikiran, lingkungan sosial bahkan juga spiritual. Hal ini menimbulkan rasa tidak enak bagi remaja karena mengalami banyak perubahan dalam waktu singkat.

Remaja di Masa Pandemi

Pandemi yang membuat segala aktivitas dilakukan di rumah adalah situasi yang menantang bagi remaja yang berfokus pada interaksi sosial bersama teman-teman.  Ada pula FOMO (Fear of Missing Out) yang membuat remaja tidak ingin ketinggalan dari teman-temannya dalam berbagai hal. 

Bagi remaja, bersekolah selain untuk belajar juga merupakan sarana untuk  bertemu dan berinteraksi dengan teman-temannya, sehingga dengan dilakukanya pembelajaran jarak jauh merupakan masalah bagi remaja yang ingin bertemu dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Berubahnya hubungan dengan orang tua

Selain memiliki kebutuhan sosial tinggi, remaja juga mulai memiliki pilihan teman dan aktivitas yang berbeda dengan orang tua, sehingga bisa memicu konflik di rumah.Remaja yang menginginkan kemandirian baik fisik dan mental mulai memikirkan  dan membutuhkan : 

1. Kemandirian Fisik yang berarti memiliki ruang pribadi  tempat mengeksplorasi diri. Pada masa ini remaja mempunyai keinginan :

      • Ingin jadi bagian keluarga sekaligus mandiri dari keluarga
      • Tidak ingin dilihat sedang bersama orangtua oleh teman-temannya
      • Ingin punya kamar sendiri dengan dekorasi yang dirancang sendiri
      • Ingin nongkrong bareng teman-teman

Untuk mengembangkan kemandirian fisik ini perlu beri ruang bagi remaja untuk mandiri sekaligus menekankan pentingnya kebersamaan dalam keluarga

2. Kemandirian intelektual yang kritis terhadap segala sesuatu yang ditandai dengan:

      • Cara berfikir lebih abstrak dan global
      • Lebih kritis dalam menanggapi sesuatu
      • Idealis tetapi juga egosentris
      • Sulit diberitahu dan argumentatif

Kemandirian intelektual remaja dikembangkan dengan mengajak berdialog dan diberi alasan yang logis 

3. Kemandirian emosional yaitu keinginan memiliki rahasia:

      • Dulu semua diceritakan sekarang tampak tertutup
      • Menyimpan pikiran dan perasaan sendiri atau jika mau berbagi kepada teman
      • Menarik diri dari ekspresi yang biasanya mereka terima  (pelukan dan pertolongan)
      • Ingin dikasihi tetapi tidak seperti anak-anak

Kemandirian emosional ini dikembangkan dengan cara orang tua dan guru  tetap hadir dan siap membuka diri terlebih dahulu.

4. Kemandirian sosial, yaitu keinginan  memiliki lingkungan sosial sendiri

      • Memilih teman dibandingkan orang tua
      • Semakin mandiri sosial, dipaksa semakin tidak mau
      • Lingkungan sosial semakin luas
      • Punya selera musik, selera bahasa dan selera berpakaian sendiri

Orang tua dan guru perlu mencari tahu dunia remaja dan melakukan kompromi serta  mengenali lingkungan remaja seperti teman dan guru-guru. 

5. Kemandirian moral-spiritual, yaitu keyakinan pada nilai-nilai moral dan agama seperti selalu mengajukan pertanyaan

      • Apa yang penting bagi saya?
      • Apa yang benar dan salah bagi saya?
      • Apa kebenaran sejati untuk saya ?
      • Remaja perlu memutuskan permasalah ini untuk diri mereka sendiri

Orang tua dan guru tetap konsisten, memberi teladan, tidak defensif, serta mau mendengarkan dan memberi arahan.

Berkomunikasi dengan  Remaja

Perubahan dalam diri remaja perlu disikapi guru dan orang tua dengan berpindah posisi. Saat usia anak-anak, orang tua berada di depan untuk menuntun, dan bisa menuntut anak agar mengikuti perintah dan keinginan orang tua. Namun di masa remaja hal itu sudah tidak lagi bisa dilakukan. Orang tua harus mengambil posisi di samping anak sebagai sahabat dan teman ngobrol, agar remaja bisa lebih terbuka. 

Pembahasan selengkapnya bisa dilihat di sini.

Penulis: Dyahni Ardrawersthi

Artikel Terkait :

Share :

Related articles