Bersatu dengan Generasi Muda Melawan Korupsi: Membentuk Integritas demi Masa Depan

antikorupsi

Hari Antikorupsi Internasional 2025 mengajak generasi muda memperkuat integritas dan bergerak bersama dalam upaya antikorupsi demi masa depan yang bersih dan adil.

Setiap 9 Desember, Hari Antikorupsi Internasional menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran dan mendorong aksi nyata menjunjung integritas, akuntabilitas, serta tata kelola yang baik. Tema tahun 2025 Uniting with Youth Against Corruption: Shaping Tomorrow’s Integrity menegaskan peran generasi muda sebagai agen utama perubahan dalam gerakan antikorupsi.

Korupsi tidak hanya soal keuntungan pribadi atau finansial, tetapi juga mencakup kepentingan kelompok untuk mempertahankan atau memperluas kekuasaan, sehingga gerakan antikorupsi perlu memahaminya secara luas, termasuk dalam bentuk konflik kepentingan, patronase, nepotisme, penggelapan, perdagangan pengaruh, dan manipulasi kebijakan.

Mengapa generasi muda penting dalam upaya antikorupsi?

Korupsi merusak kesejahteraan, nilai moral, dan kepercayaan publik, sehingga upaya antikorupsi harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda sebagai agen perubahan. Di era keterbukaan informasi, mereka tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga aktif mengkritisi, mengadvokasi, dan membangun gerakan yang mendorong transparansi dan akuntabilitas sebagai fondasi masa depan yang lebih bersih dan berintegritas.

Menurut UNODC, lebih dari 1,9 miliar anak muda di dunia saat ini atau hampir seperempat populasi global terdampak langsung oleh korupsi melalui dampak pada pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan kepercayaan publik, sehingga mereka menjadi kekuatan penting dalam gerakan antikorupsi dengan peran aktif mendorong transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik.

  1. Memanfaatkan organisasi masyarakat sipil, gerakan akar rumput, dan aktivisme daring melalui media sosial serta platform digital untuk meningkatkan kesadaran, berbagi informasi, dan memobilisasi dukungan bagi gerakan antikorupsi.
  2. Terlibat dalam kampanye advokasi, dan berbagai bentuk aktivisme lain untuk menuntut transparansi, akuntabilitas, dan integritas di lembaga publik, sekaligus mendorong reformasi kebijakan serta regulasi antikorupsi.
  3. Mengadvokasi undang-undang antikorupsi yang lebih kuat, mekanisme penegakan yang lebih ketat, dan peningkatan hukuman atas praktik korupsi.
  4. Menyerukan langkah-langkah untuk mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan publik, penganggaran, dan proses pengambilan keputusan.
  5. Mengadvokasi pencantuman program pendidikan dan penyadaran antikorupsi dalam kurikulum pendidikan formal untuk menanamkan nilai-nilai etika dan budaya integritas sejak dini.

Membangun integritas di ranah pendidikan dan dalam keluarga

Sebagai pendidik dan orang tua, kita perlu memperkuat budaya integritas pada anak-anak sejak usia dini, antara lain dengan cara:

  1. Menanamkan integritas sejak dini. Integritas bukan hanya materi moral di kelas, tapi diintegrasikan dalam aktivitas sehari-hari di sekolah, lewat diskusi terbuka tentang etika, transparansi, tanggung jawab. UNDP menyebut bahwa di kawasan Pasifik, kurikulum yang menanamkan pemikiran kritis tentang korupsi dan tata kelola terbukti sebagai “garis depan” perubahan.
  2. Keterlibatan aktif generasi muda. Siswa tidak hanya mendengar, tapi juga diberi ruang untuk berdialog, mengajukan ide, membentuk klub integritas atau komunitas pelapor di sekolah. Ini membantu mengubah sikap pasif menjadi proaktif.
  3. Kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan komunitas. Orang tua berperan dengan memberi teladan kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab di rumah, sekaligus mengajarkan anak mengenali praktik koruptif kecil seperti suap dan nepotisme. Ketika rumah, sekolah, dan masyarakat bergerak bersama, perubahan akan semakin kuat.
  4. Pemanfaatan teknologi dan media sosial. Generasi muda berada dalam ekosistem digital. Mereka bisa menjadi agen perubahan melalui kampanye daring, konten kreatif, aplikasi pengaduan, forum pelaporan. Keterlibatan digital bisa memperluas akses informasi, meningkatkan transparansi, dan menguatkan pelaporan anonim.

Langkah konkret membangun integritas

Pendidikan antikorupsi berperan penting dalam membentuk integritas, kejujuran, dan tanggung jawab anak serta remaja agar mereka tumbuh dengan nilai yang kuat dan tidak terjerumus dalam budaya korupsi di masa depan.

Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan di sekolah, rumah, dan komunitas:

  1. Sesi diskusi dan refleksi. Di sekolah, guru bisa mengadakan kelas khusus atau klub siswa membahas kasus nyata korupsi, konsekuensinya bagi masyarakat. Menggunakan video, simulasi, debat akan membuat sesi ini lebih menarik bagi siswa.
  2. Proyek siswa kreatif. Ajak generasi muda membuat kampanye antikorupsi sendiri, dengan menggunakan poster digital, vlog, podcast, aplikasi sederhana untuk melaporkan praktik buruk yang mereka saksikan.
  3. Teladan dari orang tua. Misalnya pembicaraan terbuka di rumah tentang nilai-nilai kejujuran, dampak buruk suap atau gratifikasi, bagaimana memilih bersikap ketika menemukan praktik yang tidak etis di lingkungan.
  4. Sistem pelaporan atau whistle-blower di tingkat sekolah. Sekolah bisa menyediakan kanal yang aman dan anonim untuk siswa melaporkan bentuk korupsi (misalnya penggelapan dana OSIS, pungutan ilegal, favoritisme nilai) dan menetapkan komite integritas yang terdiri dari siswa, guru, dan orang tua.
  5. Kolaborasi lintas generasi. Libatkan alumni sekolah, organisasi pemuda, komunitas lokal dalam kegiatan seperti lokakarya “Youth x Integrity” yang merupakan forum dialog dengan pejabat lokal atau tokoh masyarakat tentang transparansi.

Di Indonesia, korupsi masih menghambat potensi generasi muda. Sebagai agen perubahan mereka membutuhkan dukungan sekolah, orang tua, dan komunitas melalui penguatan karakter, ruang partisipasi, serta sistem yang mendorong sikap bertanggung jawab.

Tema Uniting with Youth Against Corruption: Shaping Tomorrow’s Integrity menegaskan bahwa generasi muda bukan hanya pewaris masa depan, tetapi juga pembentuknya. Dengan pendidikan yang tepat, dukungan keluarga, keterbukaan sekolah, serta pemanfaatan teknologi secara etis, kita dapat menumbuhkan generasi yang berani menolak korupsi dan aktif membangun budaya yang bersih, adil, dan berintegritas.

Yuk, tanamkan integritas dan wujudkan perubahan di lingkungan terkecil kita, karena masa depan yang bebas dari korupsi dimulai dari tindakan sehari-hari kita sekarang.

Penulis: Dania Ciptadi

Editor: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles