Menindaklanjuti SKB 4 Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas bersyarat, sekolah-sekolah di Indonesia tengah bersiap, atau bahkan sudah menjalankan strategi pembelajaran tersebut. Izin PTM terbatas memang dinantikan dunia pendidikan Indonesia yang sempat mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran akibat pandemi.
Namun, menyelenggarakan PTM terbatas bukan sekadar membatasi jumlah murid dalam satu kelas, pada satu waktu. Tapi juga membatasi periode dan jumlah pertemuan.
Bagaimana materi dapat terkejar dengan pemangkasan tersebut? Untuk itu mari kita berkenalan dengan pembelajaran dual moda.
Apa itu pembelajaran dual moda?
Sebenarnya, pembelajaran dual moda bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Menurut sejarah, metode pengajaran ini sudah ada sejak tahun 1840. Saat itu, materi pengajaran dikirimkan melalui kartu pos ke rumah masing-masing murid untuk dikerjakan.
Namun jika dikaitkan dengan konteks sekarang, maka pembelajaran dual moda adalah sebuah metode pengajaran yang secara sistematik dan terencana. Pembelajaran dual moda mengintegrasikan pertemuan tatap muka dan pengajaran berbasis media online, dengan murid sebagai fokus utama proses pembelajaran.
PTM terbatas dilakukan bila vaksinasi guru di sekolah tersebut sudah rampung dan sekolah siap melaksanakan berbagai protokol. Sedangkan untuk bagian belajar secara daring sebetulnya dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, sesuai dengan ritme belajar murid.
Apa saja yang perlu disiapkan untuk mendukung pembelajaran dual moda?
Pertama tentu saja mempersiapkan media online. Sebagian sekolah di Indonesia sudah menggunakan platform belajar online sebelum dan selama pandemi, seperti Google Classroom dan belajar.id. Platform belajar online memudahkan guru dan murid mengakses rencana pembelajaran, materi pembelajaran, referensi materi lainnya, tugas dan tes, juga memberikan/mendapat umpan balik dalam satu platform.
Tapi bagaimana dengan sekolah yang tidak dapat menggunakan platform belajar online? Penggunaan layanan pesan instan (Whatsapp, Telegram, dll) bisa digunakan untuk menyampaikan instruksi pengajaran. Hanya saja, untuk memenuhi kecukupan materi, guru harus lebih kreatif dalam mengatur bank materi dan mendistribusikan tugas dan tes. Misalnya saja, selain dengan buku teks yang ditetapkan sekolah, guru dapat menambah materi pengajaran dengan mengklasifikasikan materi yang disiapkan oleh situs Sumber Belajar, atau memberikan referensi buku-buku yang dapat dibaca murid melalui perpustakaan daerah.
Apa yang sebaiknya dilakukan saat PTM terbatas?
Seperti yang telah disampaikan di atas, fokus utama pembelajaran dual moda adalah murid. Karena itu penting bagi murid untuk mengelola instruksi dan materi yang disiapkan oleh guru secara mandiri di luar kelas PTM.
Jika kegiatan belajar dilakukan di luar kelas, lantas apa yang bisa dilakukan dalam kelas PTM? Waktu PTM yang terbatas dapat digunakan murid untuk menanyakan topik pelajaran yang belum mereka mengerti kepada guru atau teman sekelas yang sudah paham. Murid juga dapat melakukan kerja kelompok, melakukan permainan edukatif, menonton film yang berkaitan dengan topik pelajaran, dsb.
Jadi apa peran guru dan murid dalam pembelajaran dual moda?
Jika kita lihat paparan di atas, jelas peran guru dan murid mengalami perubahan dalam pembelajaran dual moda. Jika dalam PTM konvensional, guru adalah pusat kegiatan belajar mengajar, maka dalam pembelajaran dual moda, orientasi belajar mengajar ada pada murid. Motivasi murid adalah motor penggerak dalam memahami pelajaran dengan metode pembelajaran dual moda, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.
Butuh revolusi pola pikir dan perilaku untuk menjalankan pembelajaran dual moda
Melalui pemaparan di atas, maka hal pertama yang harus dilakukan agar pembelajaran dual moda dapat diaplikasikan dengan baik adalah revolusi pola pikir dan perilaku. Revolusi ini harus terjadi baik dari murid, guru, orang tua, maupun pemerintah.
Murid menyadari bahwa pendidikan adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri yang prosesnya harus dilakukan secara aktif, semangat dan atas kemauan sendiri.
Guru menanggalkan peran lama, yaitu sebagai pusat ilmu dalam proses belajar mengajar. Kemudian mengenakan peran baru, yaitu sebagai fasilitator kreatif yang menyediakan lingkungan belajar yang terbuka dengan interaksi dan komunikasi antar murid-materi ajar, murid-guru, maupun murid-murid.
Orang tua mendukung murid dan sekolah dalam proses pembelajaran dual moda, dan turut memantau proses yang dilakukan di luar kelas. Terutama bagi murid-murid tingkat dasar.
Pemerintah menyediakan kurikulum yang dapat diinterpretasikan secara bebas dan unik sesuai dengan model pembelajaran murid tiap sekolah, namun tetap memberikan kerangka kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dan pola Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Tentu saja mengubah pola pikir dan perilaku bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu dan kesabaran agar pola pikir dan perilaku baru dapat menjadi bagian dari pribadi murid sebagai individu yang menerima perubahan paling besar. Karena itu pengaplikasian metode pembelajaran dual moda harus dipandang sebagai proses yang positif dan membangun, baik guru dan orang tua jangan menyerah dalam membimbing.
Penulis : Tricia Catherina
Artikel Terkait:
- Dengan belajar.id, Belajar Bisa Dilakukan di Mana Saja
- Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Mudah dengan Google Workspace for Education