Hari Kesehatan Nasional 2025 mengusung tema Generasi Sehat, Masa Depan Hebat, menegaskan pentingnya kesehatan fisik, mental, dan pola hidup sehat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Indonesia memperingati Hari Kesehatan Nasional setiap tanggal 12 November. Hal ini merupakan pengingat bahwa kesehatan adalah modal utama dan dasar sebuah bangsa. Namun pada kenyataannya, isu kesehatan masih menjadi sorotan. Ada tiga masalah utama kesehatan, yaitu hipertensi, diabetes, dan gangguan kesehatan gigi. Obesitas sentral juga menjadi perhatian.
Secara global, Ipsos Health Service Report 2025 melaporkan bahwa kesehatan mental menjadi hal yang paling mengkhawatirkan, diikuti dengan kanker, obesitas dan diabetes.
Pada peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun ini, Kementerian Kesehatan menekan bahwa Generasi Sehat kelompok yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan dewasa muda yang memiliki fisik kuat, mental tangguh, dan pola hidup sehat. Sedangkan Masa Depan Hebat menggambarkan visi jangka panjang, yaitu bangsa yang maju, produktif, dan berdaya saing karena masyarakatnya sehat.
Tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” menegaskan pentingnya membangun generasi muda yang sehat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental dan sosial. Generasi yang siap tumbuh, belajar, dan berinovasi inilah yang menjadi investasi jangka panjang bagi daya saing bangsa.
Generasi Muda dan Literasi Kesehatan
Generasi muda, usia 0-30 tahun, dipandang sebagai penerus cita-cita bangsa dan memiliki peran penting dalam pembangunan. Menurut data BPS, penduduk Indonesia dengan rentang usia tersebut mencapai lebih dari 111 juta jiwa, atau sekitar 39% dari total populasi 284 juta. Generasi ini tumbuh di era banjir informasi digital, terutama di media sosial, tetapi tidak semua informasi yang mereka terima akurat.
Literasi kesehatan yang baik, menurut WHO, berpengaruh langsung pada perilaku sehat, kualitas hidup, dan produktivitas. Generasi muda dengan literasi kesehatan tinggi akan lebih siap menghadapi tantangan modern, dari pola makan hingga kesehatan mental dan aktivitas fisik.
- Pendidikan Kritis di Dunia Digital. Anak muda perlu belajar memilah informasi di internet dengan kritis, mengenali sumber tepercaya seperti Kementerian Kesehatan atau WHO, dan membedakan opini dari fakta ilmiah.
- Pemahaman Holistik tentang Kesehatan. Kesehatan mencakup aspek fisik dan mental. Literasi kesehatan perlu meliputi edukasi tentang kesehatan mental, manajemen stres, pencegahan penyakit menular, serta bahaya perilaku berisiko.
- Keterlibatan Aktif dan Advokasi. Generasi muda perlu didorong menjadi agen perubahan dengan memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi kesehatan yang benar, membuat konten edukatif, dan mendorong kebijakan lingkungan sehat di sekolah, kampus, maupun komunitas.
Kesehatan Generasi Muda sebagai Investasi
Laporan Human Capital Brief dari World Bank menunjukkan adanya peningkatan pada berbagai aspek kesehatan, pembelajaran, dan ketenagakerjaan di Indonesia. Namun, Meski ada kemajuan, kinerja human capital Indonesia masih di bawah rata-rata global dan Asia, tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara, terutama karena kualitas kesehatan dan pendidikan yang masih perlu ditingkatkan. Karena itu, peningkatan human capital index Indonesia mendesak dilakukan. Studi menunjukkan, setiap satu dolar investasi untuk mengurangi stunting dapat menghasilkan manfaat ekonomi hingga 48 dolar.
Peran Pemerintah dalam Investasi Kesehatan
Pemerintah berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama generasi muda, karena memiliki mandat dan sumber daya untuk memastikan pemerataan layanan. Investasi kesehatan bukan sekadar membangun fasilitas, tetapi menciptakan sistem yang adil, berkelanjutan, dan inklusif.
Pemerintah telah menetapkan strategi nasional Transformasi Kesehatan dengan enam pilar:
- Layanan Primer
- Layanan Rujukan
- Sistem Ketahanan Kesehatan
- Sistem Pembiayaan Kesehatan
- Sumber Daya Manusia Kesehatan
- Teknologi Kesehatan
Pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar 217,3 triliun atau sekitar 6% dari total APBN 2025. Dana tersebut dialokasikan untuk:
- Mendukung Program Hasil Terbaik Cepat atau yang biasa disebut quick win.
- Menyukseskan agenda Transformasi Kesehatan.
- Penguatan akses dan layanan kesehatan di seluruh daerah, seperti peningkatan program JKN, penyediaan sarana dan prasarana, serta memperkuat kemandirian industri farmasi dalam negeri.
- Peningkatan kapasitas dan keterampilan serta kualitas dan distribusi SDM kesehatan yang lebih merata.
- Program strategis kemenkes lainnya, seperti penurunan stunting melalui pemberian makanan bergizi bagi ibu hamil/menyusui dan balita, serta pengendalian penyakit menular seperti malaria dan HIV/AIDS.
Peran Keluarga dan Sekolah dalam Meningkatkan Kesehatan
Gaya hidup sehat sejak dini adalah investasi terbaik untuk membentuk generasi yang cerdas dan tangguh. Keluarga dan sekolah berperan penting sebagai ekosistem utama tempat anak tumbuh, belajar, dan membangun kebiasaan hidup sehat.
- Keluarga sebagai fondasi pertama kesehatan anak. Keluarga membentuk dasar pola hidup anak melalui kebiasaan sederhana seperti makan bergizi, membatasi waktu layar, dan menjaga rutinitas tidur. Menurut American Academy of Pediatrics, anak yang tumbuh dalam keluarga dengan rutinitas sehat berisiko lebih rendah mengalami obesitas dan gangguan tidur. BKKBN juga mencatat, interaksi positif orang tua dan anak meningkatkan kesehatan mental serta prestasi belajar. Keluarga pun menjadi pelatih pertama bagi kesehatan fisik dan emosional anak.
- Sekolah sebagai ruang pembiasaan dan pendidikan kesehatan. Sekolah memperkuat kebiasaan sehat yang dibentuk di rumah melalui program UKS, kantin sehat, olahraga rutin, dan edukasi gizi. Gerakan Sekolah Sehat Berkarakter menekankan pentingnya integrasi pendidikan kesehatan dalam kurikulum agar siswa memahami keterkaitan tubuh, pikiran, dan perilaku. Guru juga berperan mengenali tanda gangguan mental, stres akademik, dan kelelahan digital pada siswa.
- Kolaborasi keluarga dan sekolah untuk membangun ketahanan generasi muda. Kesehatan generasi muda akan optimal jika keluarga dan sekolah berkolaborasi melalui komunikasi aktif dan program bersama, seperti wellness day atau edukasi literasi digital sehat. Saat orang tua, guru, dan siswa terlibat bersama, anak tumbuh dengan kesadaran bahwa menjaga kesehatan adalah tanggung jawab pribadi sekaligus sosial.
Mari ambil peran kita masing-masing dalam menciptakan Generasi Sehat, Masa Depan Hebat. Karena generasi sehat hari ini adalah penentu arah bangsa esok hari.
Penulis: Dania Ciptadi
Editor: Astrid Prahitaningtyas
Artikel terkait:
