Sebagaimana berbagai teknologi telah mengubah dunia, begitu pula dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI). Saat ini, AI ada di mana-mana. Lalu, bagaimana perannya dalam pendidikan modern?
Istilah “Artificial Intelligence” sebenarnya ditemukan pada tahun 1956. John McCarthy, seorang profesor dari Dartmouth College, menyelenggarakan lokakarya penting yang menciptakan istilah “Artificial Intelligence” dan bertujuan untuk menciptakan mesin yang mampu bernalar dan menggunakan bahasa manusia.
Instruksi berbantuan komputer (Computer-assisted instruction – CAI) dimulai pada tahun 1960-an, menyajikan materi instruksional dengan komputer mainframe yang mahal. Saat teknologi komputer menjadi lebih kecil dan lebih terjangkau, lebih banyak sekolah yang dapat mengadopsi CAI.
Sistem bimbingan belajar yang cerdas muncul seiring dengan terciptanya komputer desktop, menawarkan program tutorial yang memberikan umpan balik langsung dan jalur pembelajaran yang disesuaikan dengan respons siswa. Sistem ini menunjukkan potensi manfaat dari pembelajaran yang dipersonalisasi (personalized learning), sehingga adopsi teknologi dalam pendidikan menjadi semakin menarik.
AI telah berkembang pesat sejak awal kemunculannya, berevolusi dari ranah science fiction menjadi teknologi yang semakin penting yang mengubah industri dan kehidupan di seluruh dunia. Dengan kemajuan dalam machine learning, natural language processing, dan computer vision, AI bukan lagi sebuah mimpi futuristik, melainkan sebuah kenyataan saat ini. AI is NOT the future. AI is NOW!
Lalu, bagaimana implementasi AI dalam dunia pendidikan modern saat ini?
AI mengubah lanskap pendidikan dengan menawarkan solusi inovatif dalam personalisasi pembelajaran, sistem tutor belajar yang cerdas, penilaian dan umpan balik otomatis, dan tugas-tugas administratif.
1. Personalisasi Pembelajaran
AI dapat memfasilitasi pembelajaran yang dipersonalisasi (personalized learning) dalam pendidikan, yaitu pembelajaran individual dengan menyesuaikan konten instruksional dengan kebutuhan masing-masing siswa. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar dan maju dengan kecepatan mereka sendiri, terlibat dalam kegiatan yang selaras dengan gaya belajar mereka, dan memiliki otonomi atas perjalanan pendidikan mereka. Menggunakan asisten AI untuk membedakan tugas dan merancang praktik adaptif berbasis data akan meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan, dan meringankan beban kerja pendidik.
2. Sistem Tutor Belajar yang Cerdas
Meskipun pendidik merupakan support system yang terbaik bagi siswa yang tertinggal, jadwal yang padat tidak selalu memungkinkan untuk memberikan perhatian dan umpan balik khusus sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut. Di sinilah “asisten pengajar” bertenaga AI bisa jadi sangat berguna.
AI dapat menyesuaikan kecepatan belajar berdasarkan kemampuan siswa, dan memberikan umpan balik yang tepat sasaran serta korektif jika siswa melakukan kesalahan, sehingga siswa dapat belajar dari kesalahan tersebut. Alat-alat bertenaga AI ini mengumpulkan insight dan informasi yang dapat ditindaklanjuti dengan kemajuan siswa, dan melaporkan datanya kembali ke pendidik.
Mengutip artikel dari University of Iowa Education, sistem tutor AI membantu menutup kesenjangan pembelajaran, meningkatkan pemahaman konseptual, dan membebaskan pendidik dari tugas-tugas instruksional rutin, serta menyediakan data terperinci tentang proses belajar siswa.
3. Penilaian dan Umpan Balik Otomatis
Penilaian ujian dan tugas selalu menjadi proses manual yang dilakukan oleh para pendidik. Praktik ini bukannya tanpa tantangan, dan bahkan berpotensi mendisrupsi efektivitas sistem pendidikan.
Adapun tantangan dalam sistem penilaian tradisional adalah sebagai berikut:
- Subjektif dan bias. Ketika memberikan nilai, manusia sering kali membawa subjektivitas dan bias dalam diri mereka. Evaluasi yang tidak konsisten dan tidak adil dapat disebabkan oleh elemen-elemen seperti preferensi pribadi, suasana hati, dan bahkan prasangka yang tidak disadari. Ketepatan penilaian jadi terhambat oleh kurangnya objektivitas.
- Memakan banyak waktu. Dibutuhkan banyak waktu untuk menilai tes dan/atau tugas dalam jumlah banyak Padahal, waktu ini sebenarnya dapat digunakan untuk tugas-tugas pendidikan yang lebih bermanfaat, seperti menciptakan pembelajaran yang lebih menarik atau memberikan bimbingan individual kepada siswa.
- Keterbatasan dalam memberikan umpan balik. Prosedur penilaian konvensional sering kali hanya menyisakan sedikit ruang untuk memberikan umpan balik yang menyeluruh kepada siswa. Hal ini dapat menghambat proses pendidikan, karena siswa mungkin kesulitan untuk memahami kesalahan dan area yang perlu mereka tingkatkan.
Mengintegrasikan AI ke dalam proses penilaian merevolusi pendekatan tradisional dalam mengevaluasi kinerja siswa. AI dapat meningkatkan efisiensi, ketepatan, dan keadilan penilaian dengan secara signifikan, serta mengurangi waktu penilaian dan memberikan umpan balik yang instan dan terperinci. Hal ini memungkinkan pendidik untuk memberikan lebih banyak tugas menulis yang memantik kreativitas dan critical thinking siswa, serta memberikan umpan balik yang tepat waktu, tepat guna, dan konstruktif.
Namun, sangat penting bagi pendidik untuk meninjau kembali umpan balik yang dihasilkan AI secara kritis, demi memastikan bahwa umpan balik tersebut selaras dengan tujuan pendidikan dan memenuhi kebutuhan siswa secara individual. AI harus dilihat sebagai alat bantu dan/atau asisten, bukan sebagai pengganti pendidik. Sehingga pendidik dapat fokus pada penilaian kreativitas dan critical thinking, sementara AI membantu pendidik dengan metrik yang objektif, seperti struktur kalimat dan tata bahasa. Dengan tetap terlibat dalam proses penilaian dan memeriksa ulang hasil AI, pendidik dapat menjaga integritas penilaian dan memastikan siswa menerima umpan balik yang bermakna dan akurat.
4. Aplikasi Administratif
AI dapat menyederhanakan perencanaan pelajaran dan pembuatan konten, sehingga menghemat waktu pendidik. Beragam alat bertenaga AI dapat menghasilkan gambar berkualitas tinggi, konten yang disesuaikan dengan kebutuhan, dan materi penelitian yang terfokus di bawah batasan waktu yang ketat. Dengan menggunakan AI untuk penelitian dan pembuatan konten yang efisien, pendidik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa menambah beban kerja mereka, yang pada akhirnya akan menguntungkan siswa dan sekolah.
Pendidik, pemimpin sekolah, serta tenaga kependidikan juga dapat memanfaatkan AI untuk mengurangi beban administratif yang besar. AI dapat membantu mengotomatiskan tugas-tugas administratif seperti menyusun email, mengatur jadwal, dan mengembangkan sesi pengembangan profesional. AI juga dapat digunakan untuk menganalisis kumpulan data yang besar yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal ini memungkinkan administrator untuk lebih fokus pada inisiatif strategis, interaksi manusia, dan membangun hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan dalam lingkup sekolah, maupun pendidikan secara umum.
Mengadopsi AI dalam pendidikan bukanlah sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk mengikuti perkembangan zaman. AI tidak hanya membuat pekerjaan pendidik lebih efisien, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa. Dengan memanfaatkan potensi AI, para pendidik dapat menginspirasi generasi berikutnya untuk belajar lebih efektif, berinovasi, dan menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri.
Siapkah Anda sebagai pendidik untuk menavigasi era yang serba canggih dan penuh dengan tantangan serta peluang teknologi ini? Mari bergabung dalam G-School Indonesia Summit 2025, yang mengangkat tema “AI : The New Frontier in Education”, di mana kita akan bersama-sama mengeksplorasi lebih lanjut penerapan teknologi AI yang bertanggung jawab dalam pembelajaran berbasis Google, sekaligus untuk ikut membangun literasi AI di kalangan pendidik di tanah air.
Be prepared. Be ready. Be skillful. Be THE FUTURE! Daftarkan diri Anda untuk bergabung dalam G-Schools Indonesia Summit 2025 di tautan ini.
Penulis: Astrid Prahitaningtyas
Artikel terkait: