Bersilaturahmi Ramah Lingkungan

Menjelang lebaran, sebagian dari kita akan disibukkan dengan aktivitas menyiapkan bingkisan untuk kerabat, teman dan kolega. Tentunya kita ingin bingkisan yang diberikan meninggalkan kesan bagi penerima. Tapi apakah bingkisan yang menurut kita berkesan, juga berkesan bagi yang menerima? Jangan-jangan bingkisan tersebut tidak mereka butuhkan dan malah menambah tumpukan barang yang tidak terpakai di rumah? Jangan-jangan bingkisan tersebut malah menambah sampah?Karena itu, sebelum membeli hadiah apapun, ada baiknya kita meninjau ulang rencana tersebut. 

Lebaran tiba! Di bulan yang penuh berkah ini, selain mendekatkan diri dengan Sang Pengasih, kita juga mendekatkan diri dengan sesama. Kita memahaminya dengan istilah bersilaturahmi yang berarti menyambung apa yang putus. Bersilaturahmi juga berarti mencurahkan rasa sayang kepada keluarga, sanak saudara dan teman. Karena itu, sudah menjadi tradisi lebaran di Indonesia untuk saling mengunjungi kediaman keluarga ketika bersilaturahmi.

Salah satu tradisi Indonesia ketika bersilaturahmi tentunya membawa buah tangan. Jika belum bisa bertemu langsung, maka silaturahmi diwakilkan dengan bingkisan cantik yang diantar oleh kurir jasa pengiriman.

Bingkisan ditata di atas dudukan tinggi tapi kopong atau keranjang rotan dengan pita warna-warni atau kotak besar dan tebal dengan printing cantik. Mungkin dudukan, keranjang atau kotak tersebut bisa digunakan kembali untuk tempat penyimpanan, bisa juga langsung dibuang. 

Lalu bingkisan tersebut dibungkus dengan plastik besar yang dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah, diberi hiasan pita jepang aneka warna yang terbuat dari plastik atau bunga plastik. Bisa disimpan juga setelahnya atau langsung berakhir di tempat sampah. 

Bingkisan yang berisi produk-produk dalam kemasan atau barang-barang yang akhirnya disimpan saja di rumah dan tidak digunakan dengan berbagai alasan. Seperti, masih menggunakan yang ada atau hadiah tersebut tidak pas dengan selera penerima.

Nah, coba kita berhenti sejenak dan bayangkan. Jika satu saja bingkisan tadi diterima oleh seribu orang yang berkirim-kiriman…. Tumpukan sampah setelahnya mengerikan, ya. Jadi bagaimana cara berkirim-kiriman yang lebih ramah lingkungan?

1. Pilih bingkisan yang mendukung aksi ramah lingkungan

Sudah banyak toko-toko online yang menjual eco-produk. Menjelang hari raya, mereka biasanya mengeluarkan lini hampers berisi barang-barang yang praktis digunakan sehari-hari dan mendukung aksi ramah lingkungan seperti paket cemilan, paket perawatan diri dan paket kebersihan rumah. Ethical products yang bukan hanya baik bagi yang menerima, namun juga baik bagi pengrajin dan alam. Bonusnya, hampers ini biasanya dibungkus secara ramah lingkungan juga loh. Menggunakan bahan baku kertas sebagai pembungkus dan selotip kertas yang ditempel menggunakan lem alami.

2. Pilih bungkusan yang ramah lingkungan

Jika pembaca berencana membungkus sendiri bingkisan yang akan diberikan, yuk pilih bungkusan yang ramah lingkungan. Kita bisa menggunakan daun pisang untuk membungkus makanan, atau menggunakan kain dengan metode furoshiki. Daun pisang dapat terurai di alam. Sedangkan kain furoshiki bisa digunakan kembali untuk kebutuhan rumah.

 

3. Beri barang yang dibutuhkan
Tanyakan saja kepada penerima, barang apa yang paling mereka butuhkan sekarang. Tidak ada salahnya loh kalau kado yang kita berikan tidak memiliki elemen kejutan. Bukankah yang benar-benar digunakan akan lebih bermanfaat?

4. Biarkan penerima membeli sendiri kado mereka

Memberi voucher juga bisa menjadi bingkisan yang pas. Tentu kita harus mengetahui apa kegemaran si penerima. Jika suka membaca bisa diberikan voucher toko buku, jika gemar traveling bisa diberikan voucher penginapan di lokasi favoritnya. Tidak ada salahnya juga memberikan voucher pemeriksaan kesehatan. Lebih berguna dan relevan.

5. Memberi hadiah sertifikat konservasi

Memberi sertifikat sebagai bingkisan mungkin hal yang tidak lazim di Indonesia, tapi bukan berarti tidak bisa menjadi kebiasaan. Ada beberapa program konservasi alam dan binatang yang dapat diikuti sekali saja dan dengan nominal yang tidak terlalu besar, seperti program adopsi pohon. Setelah menyumbang, kita akan diberikan sertifikat yang nama penyumbangnya dapat disesuaikan. Kita bisa menuliskan nama kerabat yang akan kita beri bingkisan, seolah kerabat tersebut yang menyumbang.

Sudah tidak sabar berkirim bingkisan? Mari pertimbangkan opsi di atas sebelum mengirim. Selamat bersilaturahmi ramah lingkungan.

Penulis : Tricia Catharina

Artikel Terkait :

Share :

Related articles