Mungkinkah mengajarkan algoritma tanpa mempergunakan komputer (unplugged activity) kepada anak-anak? Tentu saja bisa, jika anda mengetahui caranya. Yuk simak artikel di bawah ini.
Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata algoritma? Konsep asing yang menyeramkan? Hal njelimet yang diajarkan di bangku kuliah?
Algoritma sebenarnya sering kita jumpai dan bahkan kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya ketika kita memasak mie instan. Langkah-langkah yang kita ambil tentu tidak acak bukan? Ada urutan yang kita patuhi, mulai dengan merebus air, setelah mendidih baru mie dimasukkan dan seterusnya. Apa yang terjadi jika kita tidak melakukan sesuai urutan? Tidak akan menghasilkan mie instan yang lezat bukan?
Membiasakan anak-anak untuk melakukan pekerjaan dengan urutan yang benar akan memudahkan mereka di masa mendatang. Bayangkan jika anak, tidak terbiasa mengikuti urutan, tentu ini akan menyulitkan mereka.
Apa itu algoritma?
Secara sederhana, algoritma adalah langkah demi langkah (steps by steps) yang diambil untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Kegiatan di sekolah
Di dalam kelas dengan banyak anak, algoritma bisa diajarkan dengan kegiatan berpasangan/tim. Cara ini bisa mempermudah para guru untuk melibatkan sebanyak mungkin anak didik secara aktif dalam pembelajaran.
1. Tebak Gambar
Bahan : Papan tulis, spidol/kapur.
Cara bermain :
- Dua anak didik maju ke depan.
- Anak didik A mengambil sebuah kertas berisi nama benda yang harus digambar oleh anak didik B. Misal, layangan, ember, balon.
- Anak didik A memberi instruksi kepada anak didik B untuk menggambar. Misal untuk menggambar layangan instruksi yang diberikan : “Gambar jajar genjang/ wajik, gambar 1 garis horisontal dan 1 garis vertikal di dalam jajar genjang.
- Seisi kelas harus menebak gambar apa yang digambar oleh anak didik B.
2. Ini Rotiku, Mana Rotimu?
Anak mengerjakan kegiatan ini secara berpasangan.
Bahan : Roti tawar, pisau roti/sendok, mentega, meses, kertas.
Cara bermain :
- Anak didik A diminta menuliskan instruksi untuk membuat roti meses di kertas.
- Anak didik B membuat roti meses sesuai dengan urutan yang ditulis oleh temannya.
Catatan : selesai kegiatan, ajak kelas untuk berdiskusi, apakah instruksi yang diberikan oleh anak didik A jelas dan efektif? Apakah ada cara lain yang lebih efektif untuk membuat roti meses? Apakah anak didik B sudah melakukan tepat sesuai instruksi anak didik A?
Ingatkan kepada anak didik, komputer tidak punya otak untuk berpikir, yang komputer lakukan hanyalah melakukan apa yang diperintahkan. Karena itu, programmer harus memberi atau memasukkan perintah yang sesuai dan jelas ke dalam komputer.
Kegiatan untuk anak di rumah
Pada dasarnya orang tua bisa menggunakan semua kegiatan yang harus dilakukan dengan urutan tertentu seperti menggosok gigi, mencuci tangan, mencuci baju untuk menjelaskan konsep algoritma.
1. Robot Besar
Orang tua di rumah bisa melemparkan pertanyaan kepada anak-anak.
“Jika kamu ingin menggosok gigi, apa yang pertama kali kamu lakukan?”
Kumpulkan jawaban yang masuk, kemudian bantu anak untuk mulai mengurutkan
“Mana yang dilakukan lebih dahulu, membuka mulut atau menggosok gigi?”
“Lebih dahulu mana memencet odol atau berkumur?”
Setelah anak menyebutkan urutan menggosok gigi dengan benar, orang tua/ guru menegaskan kembali dengan menyebutkan.
“Pintar sekali! Jadi ketika ingin menggosok gigi, kita mengambil sikat gigi, lalu memencet odol ke atas sikat gigi, membuka mulut, menyikat gigi depan, lalu menyikat gigi belakang dan terakhir kita berkumur dengan air. Kalian tahu tidak, ada nama keren untuk langkah-langkah yang kita lakukan untuk menyelesaikan sesuatu, namanya Algoritma.”
2. Happy Maps
Happy Maps adalah sebuah alat sederhana untuk mengajarkan anak melakukan coding tanpa menggunakan komputer. Gambar di atas di ambil dari website code.org. Orang tua bisa menonton video dan membaca detail kegiatan di sini.
Bahan yang disiapkan :
- 6 kotak dengan ukuran 3 x 2.
- Gambar wajah anak (bisa diberi dengan nama anak anda), apel.
- Gambar 4 anak panah yang menunjukkan kanan kiri, atas bawah. Fotokopi gambar panah sebanyak 5-6 kali.
Cara bermain :
- Ceritakan kepada anak, bahwa anak ingin memakan buah Apel. Bagaimana caranya supaya ia bisa memakan buahnya?
- Minta anak untuk menunjukkan panah yang bisa membuat gambar wajah sampai di kotak berisi buah. (Jawaban untuk gambar 1 adalah panah ke atas).
- Orang tua bisa mengganti posisi wajah dan posisi buah.
Untuk latihan yang lebih banyak, anda bisa mendapatkannya di sini.
Ketika anak-anak kita dewasa kelak, dunia yang akan mereka tinggali akan sangat erat berkaitan dengan komputer. Upaya kita untuk membekali anak-anak dengan Computational Thinking akan sangat membantu mereka karena mereka sudah tidak asing dengan komponen-komponen dalam CT. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Kalau sudah mengenal, akan mudah untuk menguasai.
Penulis : Grace Suryani
Webinar Terkait :
Artikel-artikel REFO terkait :
- Apa itu Computational Thinking
- Computational Thinking Seri 1 : Abstraksi
- Bersiap Menghadapi Tantangan Profesi Masa Depan