Bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei yang merupakan hari lahir Boedi Oetomo, sebuah organisasi yang menjadi penanda bangkitnya bangsa Indonesia untuk bersatu padu melawan penjajahan Belanda. Bagaimana relevansi hal tersebut dengan keadaan Indonesia di masa kini? Yuk, simak artikel berikut ini.
Setiap tanggal 20 Mei bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Tanggal tersebut merupakan hari lahirnya Boedi Oetomo pada tahun 1908. Boedi Oetomo adalah sebuah organisasi non-politik yang aktif bergerak tanpa kekerasan di berbagai bidang, antara lain sosial, ekonomi, dan budaya. Berdirinya organisasi yang menjadi awal pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia ini pertama kali digagas oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo, yang kemudian ditindaklanjuti oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA, terutama Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Soeradji Tirtonegoro.
Merujuk pada sejarah kebangkitan nasional, Boedi Oetomo dinilai sebagai sebuah titik temu atas seluruh perbedaan ideologi, identitas, perspektif dan cara pandang yang berkembang di masa awal kelahiran Indonesia. Semuanya itu kemudian dilebur demi mewujudkan kesatuan bangsa.
Tiga tahun setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 20 Mei 1948, Presiden Soekarno menetapkan hari lahir Boedi Oetomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Di masa itu terdapat ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi akibat Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, sehingga semangat persatuan Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit untuk menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa. Selanjutnya Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia itu ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 untuk menandai kebangkitan bangsa Indonesia dari keterpurukan akibat penjajahan Belanda.
Bagaimana relevansi semangat kebangkitan nasional tersebut dengan keadaan Indonesia saat ini?
Hampir seluruh negara di dunia mengalami keterpurukan akibat merebaknya pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir ini, begitu pula dengan Indonesia. Bumi seperti berhenti berputar. Banyak di antara kita yang harus kehilangan orang terkasih akibat virus itu, dan banyak tenaga kesehatan yang berguguran dalam menjalankan tugas. Tak hanya itu, banyak orang yang terpaksa harus kehilangan mata pencaharian, banyak usaha yang terpaksa harus gulung tikar.
Pendapat dan respons masyarakat dalam menghadapi pandemi pun bermacam-macam. Ada yang pasrah meratapi nasib, ada yang menolak kenyataan dan menganggap pandemi ini hanyalah sebuah rekayasa, dan ada yang menerima dengan merangkul segala perubahan yang terjadi. Dengan derasnya arus informasi melalui internet, semua orang dari berbagai usia dan golongan dapat saling beradu pendapat di dunia maya, yang kemungkinan besar dapat mengancam perdamaian. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka keterpurukan akibat pandemi tak terbatas pada kesehatan dan perekonomian, tapi juga pada moralitas dan persatuan bangsa.
Seperti halnya bangsa Indonesia dahulu menggeliat bangkit dari keterpurukan penjajahan Belanda dengan menyatukan segala perbedaan, pada peringatannya yang ke-114 tahun 2022 ini, mari kita memaknai Harkitnas sebagai momentum untuk melebur berbagai perbedaan, dan secara kolektif berupaya untuk memperkuat persatuan bangsa, demi bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19.
Menurut Kemenkominfo, penanganan COVID-19 di Indonesia menunjukkan hasil positif, berupa menurunnya jumlah kasus aktif dan hasil capaian vaksinasi yang tinggi. Penanganan yang baik itu berimplikasi pada berangsur kembalinya aktivitas masyarakat secara normal yang secara perlahan mendorong pemulihan perekonomian nasional. Namun begitu, kita harus tetap waspada dan secara disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Indonesia adalah bangsa yang tangguh. Jika kita bisa bangkit bersama dan mengalahkan penjajahan yang berlangsung selama lebih dari 350 tahun, maka kita juga bisa bangkit bersama dan memenangkan pertarungan melawan pandemi COVID-19. Dengan semangat kebangkitan nasional, mari kita kesampingkan segala perbedaan pendapat dan sudut pandang, dan secara kompak menggalang kekuatan untuk melakukan aksi-aksi nyata demi keluar dari krisis akibat pandemi COVID-19.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional!
Penulis : Astrid Prahitaningtyas
Artikel Terkait :