Perempuan seringkali dihadapkan pada keadaan di mana ia harus memilih antara karier atau keluarga. Sebagai seorang istri, ibu, dan pimpinan perusahaan, saya berpandangan bahwa perempuan bisa melakukan multiperan, tanpa harus memilih.
Anda, yang membaca tulisan ini, pasti telah mengenal REFO, perusahaan yang saya dirikan pada Maret 2018. Saya yakin, REFO telah menginspirasi ribuan siswa, pendidik, dan pemimpin institusi pendidikan.
Namun, mungkin tak semua dari Anda mengenal saya. Oleh karena itu, menjelang ulang tahun REFO yang kelima, yang kebetulan berdekatan dengan International Women’s Day, saya ingin memperkenalkan diri. Karena, tak kenal maka tak sayang.
Saya, Pepita Gunawan, adalah seorang perempuan yang yakin akan potensi Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih baik. Seperti penduduk Indonesia lainnya, saya adalah orang biasa. Namun, saya sadar bahwa saya beruntung lahir dan tumbuh besar di kota besar, seperti Jakarta, dan berkesempatan untuk mengenyam pendidikan dan bekerja di Singapura, di mana saya menghabiskan total selama delapan tahun.
Waktu SMA, ada sebuah kegiatan di sekolah yang membuat saya memikirkan visi hidup, dan hal itu membuat saya ingin membangun usaha sendiri. Saat itu juga, saya tahu bahwa suatu saat saya akan memulai usaha seperti REFO. Kesadaran bahwa saya harus dan akan membagikan ilmu serta pengalaman pada generasi yang muda sudah saya miliki sejak belia.
Saya akui bahwa keinginan untuk memulai usaha di bidang pembangunan dan pengembangan SDM itu sempat mengalami pasang surut. Jujur, di awal karir, saya sempat merasa kapok, karena berurusan dengan manusia itu rumit, dan hal itu membuat saya frustrasi. Bahkan, saya sempat ingin menyerah, lho!
Namun seiring berjalannya waktu, panggilan untuk berbagi ilmu dan pengalaman itu menarik saya untuk kembali, hingga akhirnya saya mendirikan REFO, sebuah perusahaan konsultan manajemen dalam industri pendidikan. Memulai REFO dari nol, saya tak pernah bermimpi REFO menjadi perusahaan raksasa. Passion saya adalah membuat perusahaan ini memberikan dampak besar, yang terus bermultiplikasi.
Sebagai pengusaha, saya ingin menjadi contoh bahwa perusahaan yang 100% Indonesia dan diawali tanpa modal besar ini, jika dikelola dengan konsistensi, keuletan, dan pemikiran serius, bisa berdampak besar. Saya ingin buktikan bahwa REFO adalah perusahaan yang mengutamakan kualitas, bukan selebritas.
Sebagai perempuan, saya melihat bahwa perempuan seringkali dihadapkan pada pilihan prioritas. Tak bisa dipungkiri, masih banyak perusahaan yang secara tidak langsung mendiskriminasikan perempuan, akibat pilihan prioritasnya. Sebagai ibu, anak pasti menjadi prioritas utama kita. Namun di sisi lain, sebagai pekerja, kita memiliki akuntabilitas terhadap perusahaan dan atasan. Saya merasa, sangat sulit menjelaskan hal ini kepada atasan. Jarang ada yang bisa memahami, kecuali jika sang atasan juga seorang ibu.
Banyak perempuan yang berpotensi tinggi di Indonesia, dan mereka sebenarnya akan bisa berkarya besar, maju, dan berkembang, tanpa harus dibatasi pilihan prioritas. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin perempuan, saya sangat berharap bisa menjadi contoh bahwa perempuan dapat menjalankan multiperan, dan bijak dengan prioritasnya, tanpa harus memilih.
Oleh karena itu, saya berharap perempuan memiliki pendidikan tinggi, sehingga bisa mengaktualisasi diri dan potensinya. Juga supaya bisa memilih karier dan pekerjaan yang membuatnya dapat menjalankan prioritas dengan bijak. Meskipun memiliki tanggung jawab besar dan multiperan, perempuan tetap mampu memberikan dampak maksimal dalam masyarakat.
Sehubungan dengan fenomena di mana perempuan masih menghadapi tantangan peran gender, saya berharap REFO menjadi safe place perempuan, untuk mengaktualisasi diri, menjalankan prioritas, serta memenuhi panggilan dan potensi dirinya. Saya ingin REFO memberikan peluang bagi para perempuan berpotensi yang masih kesulitan dalam menghadapi tantangan tersebut.
Demikianlah, teman-teman. Inilah saya dan perjuangan saya bersama REFO. Saya merasa bahagia, karena selama ini Anda semua telah mendukung REFO. Saya percaya, bersama-sama kita bisa mereformasi generasi dan mentransformasi bangsa untuk menuju Indonesia Emas 2045.
Salam hangat,
Pepita.
Artikel terkait:
- Semangat Perempuan Mendobrak Tembok Tinggi Sains
- Bukan Kebayaan, Ini Esensi Peringatan Hari Kartini
- Bias Gender: Masih Relevan?
- Merayakan Perempuan, Memperjuangkan Kesetaraan