Di satu titik, sekolah akan tatap muka lagi. Berapa lama lagi, kita belum tahu. Tapi sekolah perlu menyiapkan infrastruktur new normal mulai sekarang agar ketika nanti sekolah dibuka, semua pihak sudah mengerti apa yang harus dilakukan.
Artikel ini adalah satu dari serangkaian tulisan untuk membantu sekolah bersiap-siap (lihat “Artikel Terkait” di bagian bawah).
Berikut 10 fasilitas fisik yang harus disiapkan dari sekarang:
- Gerbang sekolah jadi area screening
Di gerbang sekolah, pastikan tiap anak dan pengantar memakai masker dengan benar. Cek temperatur murid, bila di atas 37,3 cek ulang beberapa menit kemudian. Bila masih di atas 37,3, murid tersebut harus pulang. Bila perlu dijemput, murid menunggu di ruang isolasi sementara sampai dijemput (lihat poin 6). Hal ini harus dilakukan untuk menghindari murid yang kurang sehat menulari orang lain.
Anak yang lolos cek temperatur langsung cuci tangan dan masuk kelas, tidak berkumpul atau ngobrol dulu dengan anak kelas lain.
- Buat lajur di tangga dan koridor
Di tiap koridor dan tangga, perlu dibedakan jalur naik dan turun, masuk dan keluar. Perlu ada orang yang mengawasi tiap koridor dan tangga agar murid tidak berkerumun dan berinteraksi dengan murid kelas lain. Bangku panjang untuk duduk di pinggir lapangan atau koridor juga perlu ditandai agar yang duduk tetap menjaga jarak.
- Perbaiki jarak dan ventilasi di tiap ruangan
- Di tiap kelas dan ruang guru, jarak meja direnggangkan sehingga minimum 2 meter
- Anak selalu duduk di tempat yang sama, wali kelas punya catatan tempat duduknya
- Buka semua jendela dan pintu, lakukan rehat di luar kelas antar jam pelajaran agar mendapat udara segar dan ada pergantian udara dalam kelas.
- Bila ada kursi sisa, simpan/tumpuk supaya tidak diduduki
- Tetap wajib masker, tidak kontak fisik, tidak saling meminjam dalam ruangan
- Perbanyak tempat cuci tangan
Dengan hitungan bahwa cuci tangan minimum 20 detik, jam istirahat akan habis hanya untuk antri cuci tangan. Karenanya tempat cuci tangan harus diperbanyak dan tersambung dengan sumber air sehingga tong air tidak perlu diisi ulang secara manual.
Bila menambah tempat cuci tangan tidak memungkinkan, sediakan botol sanitizer di tiap kelas dan koridor.
- Di kantin harus jaga jarak dan tidak ngobrol ketika antri dan duduk
Kantin adalah tempat dimana murid dan guru perlu membuka masker untuk makan/minum. Karenanya, protokol di kantin harus diperketat untuk mencegah air liur, dan ingus menyebarkan penyakit. Caranya:
- Wajib cuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Atur jam istirahat agar kelompok umur yang sama tidak istirahat bersama, karena murid cenderung berinteraksi dengan kelompok umur yang sama. Kelas 1 dan kelas 6 kecil kemungkinannya berinteraksi, tapi kelas 3A dan 3B kemungkinan saling kenalnya besar.
- Atur jarak duduk minimum 2 meter. Bila tidak memungkinkan, pasang pembatas
- Setelah selesai pakai, anak melap meja dengan lap disinfektan
- Perlu ada pengawas di kantin untuk memastikan anak patuh pada aturan jaga jarak, cuci tangan, dan tidak saling ngobrol ketika tidak bermasker
- Ruang isolasi sementara yang terpisah dari UKS
Khususkan ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk cedera seperti luka atau keseleo. Sementara anak yang bergejala sakit (demam, batuk, pilek, ruam kulit, sesak napas) ditempatkan di Ruang Isolasi Sementara yang berlokasi di dekat gerbang sekolah (lihat poin 1), lalu orang tua dihubungi untuk segera menjemput. Selama di Ruang Isolasi Sementara, anak tidak boleh melepas masker.
- Di ruang ibadah, atur jarak, durasi dan ventilasi
Bila ada ruang ibadah, tandai area yang boleh digunakan untuk duduk atau sholat, dengan jarak 2 meter. Bagi yang Muslim, sholat menggunakan sajadah sendiri. Ibadah dibuat ringkas, tidak menyanyi bersama. Dan sama seperti kelas, pastikan ventilasi di ruang ibadah baik.
- Atur jumlah orang yang boleh berada di dalam perpustakaan
Atur berapa orang yang boleh masuk perpustakaan. Bila sudah mencapai kapasitas, orang berikutnya harus tunggu ada yang keluar dahulu. Idealnya, cara kerja perpustakaan dibuat lebih aman lagi, misalnya dengan:
- Murid diberi katalog buku, isi formulir peminjaman lalu bukunya diantar ke kelas.
- Mengembalikan buku cukup dengan menaruh di satu kotak depan perpustakaan
- Satu keranjang buku yang cocok untuk kelompok umur tertentu ditaruh di dalam kelas, tidak dibawa pulang, diganti tiap bulan
- Buku harus dijemur atau disterilkan sebelum dikembalikan ke rak
- Atur protokol kedatangan
Pengantar dan anaknya wajib mengenakan masker dengan benar. Ingatkan yang tidak pakai masker bahwa anaknya tidak bisa masuk sekolah bila pengantar dan anaknya tidak mau menggunakan masker dengan benar.
Tiap anak perlu membawa 2 masker cadangan yang dinamai untuk disimpan di kelas sehingga bila maskernya kotor atau rusak, ada gantinya.
Pengantar harus jaga jarak ketika antri dan menunggu anaknya lolos cek temperatur. Setelah anaknya masuk, harus langsung pergi, tidak berkerumun di sekitar sekolah.
- Atur protokol penjemputan
Semua penjemput wajib antri dengan menjaga jarak dan bermasker, menunggu di tempat yang disediakan sambil menunggu anaknya keluar.
Agar tidak berkerumun di gerbang sekolah, anak dipulangkan secara bertahap. Misalnya: anak kelas 1 dibubarkan, lima menit kemudian kelas 2, lalu kelas 3, dst.
Perlu diingat pula bahwa semua protokol ini perlu dijalankan, tidak bisa pilih satu-dua hal yang paling mudah dilakukan. Ini karena virus COVID-19 hanya perlu satu titik lemah untuk menulari di sekolah. Karena upaya yang dilakukan banyak, sekolah perlu didukung sejumlah relawan yang bisa terdiri dari orang tua murid, warga sekitar atau tenaga honorer, untuk menegakkan protokol fisik di sekolah.
Foto-foto protokol di atas beserta manualnya bisa diunduh dari sini.
Penulis: Elina Ciptadi
Artikel terkait:
- Sebelum Buka Sekolah, Apa yang Harus Dikomunikasikan?
- Interaksi Guru-Murid yang Minim Risiko
- Satgas Kesehatan di Sekolah, untuk Apa?