Liputan Langsung Festival Komunitas belajar.id 2022 “Bangkit Bersama belajar.id” 31 Oktober 2022

20:09 Penutupan hari keempat Festival Komunitas belajar.id

Dengan demikian hari kelima Festival Komunitas belajar.id selesai. Banyak sekali wawasan baru yang didapat di hari kelima. Dimulai dari cara siswa berkolaborasi membuat presentasi di Google Slides , hingga bagaimana cara mengimplementasikan Google Lens dan fitur di Google Classroom pada pembelajaran di kelas. Serta tidak ketinggalan penjelasan bagaimana cara bergabung di komunitas Platform Merdeka Mengajar (PMM)

Hari keenam Festival esok juga menjanjikan energi dan semangat yang sama dan tim di balik Liputan Langsung ini menantikan sesi-sesi yang tidak kalah seru dari sesi hari ini.

Anda masih dapat mengikuti sesi esok hari!

Jadwal acara: https://bit.ly/jadwalfestivalbelajarid

Subscribe Google Calendar: https://bit.ly/subfestivalbelajarid

20:11 Meet and Greet selesai.

20:06 Riyanto: Mendemokan cara menduplikasikan kelas di Google Classroom.

20:03 Gusman Adi: Apakah Pak Riyanto bisa mendemonstrasikan bagaimana caranya untuk menduplikasi kelas di Google Classroom?

20:00 Sumadi: Idealnya yang mendaftar adalah kepengurusan. Namun tidak menutup kemungkinan jika ada kesepakatan. Misalnya, di sekolah tidak harus kepala sekolah yang mendaftar, bisa juga penggerak komunitas yang ditunjuk/disepakati. Yang penting adalah harus punya komitmen untuk menyelesaikan pelatihan mandiri.

19:59 Henny Julitha: Apakah yang membuat komunitas harus ketua KKG dan memiliki jabatan, atau anggota saja bisa? Atau harus membuat pengurus yang lain untuk itu?

19:57 Sumadi: Silakan Pak Emanuel mengakses https://guru.kemdikbud.go.id/komunitas/daftar, nanti di laman ini akan muncul formulirnya. Silakan diisi kolom yang ada di formulir itu untuk Penggerak Komunitas 1, 2 dan 3. Idealnya yang mendaftar adalah orang yang punya komitmen untuk menyelesaikan pelatihan mandiri Kurikulum Merdeka agar ketiga-tiganya bisa masuk ke dalam komunitas.

19:55 Emanuel Magai: Kami tidak punya komunitas guru mapek PJOK (MGMP) di Kabupaten Dogiyai, Papua. Kami kewalahan dengan prosedur pendaftarannya. Mohon penjelasan, Pak.

19.50 Gusman Adi: Mendemokan kecanggihan fitur Google Lens.

19:49 Mazid: Saya ingin melihat ulang kecanggihan Google Lens.

19:47 Sumadi: Syarat utamanya adalah menyelesaikan pelatihan mandiri Kurikulum Merdeka dan perencanaan pembelajaran. Pelatihan ini baru dianggap selesai jika Bapak/Ibu sudah mengunggah Aksi Nyata. Dan untuk mendapatkan sertifikat, unggahan Aksi Nyata ini harus melalui proses validasi tim pengembang PMM secara manual terlebih dulu.

19:46 Henny Julitha: Kemarin pernah guru kami dari jenjang TK ingin buat komunitas di PMM, tapi belum mantap. Apa sajakah persyaratan yang spesifik untuk membuat komunitas?

19:42 Sumadi: Komunitas Belajar (KomBel) adalah salah satu strategi untuk percepatan sekolah untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dapat bergabung dengan syarat menyelesaikan pelatihan mandiri terkait Kurikulum Merdeka dan perencanaan pembelajaran. 

MGMP yang telah bergabung dapat memperoleh manfaat berupa bisa berbagi praktik baik terkait modul ajar. Guru-guru yang lain dapat mengikuti kegiatan yang diadakan oleh MGMP Ibu Ninik. Perlu diingat bahwa komunitas mengajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM) dilarang untuk memungut biaya di dalam kegiatan webinar yang mereka selenggarakan.

19:41 Ninik Kiswari: Apa manfaat dan fungsi bergabung dengan komunitas bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)?

19:40 Riyanto: Ini belum bisa dilakukan, tapi nilai-nilainya bisa diunduh dalam bentuk Google Sheet lalu diimpor ke Google Classroom.

19:40 Gusman Adi: Jika kita membuat penugasan di Quizizz dengan menghubungkannya dengan Google Classroom, apakah nilai dari Quizizz bisa ditarik ke Google Classroom?

19:39 Riyanto: Untuk mengikuti Google Master Trainer (GMT) saya harus membuat video. Saya ingin membuat video tiga menit yang berbeda, jadi saya googling untuk mencari aplikasi yang kompatibel dengan Google Classroom, dan ternyata ada 51 aplikasi yang saya temukan. Salah satunya adalah Quizizz, yang banyak saya gunakan dalam pembelajaran di kelas.

19:39 Gusman Adi: Pak Riyanto mendapat ide dari mana untuk eksplorasi aplikasi-aplikasi yang ada di Google Classroom?

19:36 Di dalam ruang Google Meet telah berkumpul 19 orang pemirsa dari berbagai daerah di Indonesia. Dipandu oleh Gusman Adi dan Cepy Lukman Rusdiana, S.Kom, M.Si. (Widyaprada Ahli Muda Direktorat Sekolah Menengah Pertama), sebagai moderator, semua yang hadir siap untuk mengikuti acara Meet and Greet dengan Riyanto (Guru Matematika, SMPN 7 Pekalongan), Riva Alvi Rona Rori (Guru SMP Negeri 7 Manado, Google Master Trainer & Duta Rumah Belajar) dan Sumadi, S.Pd., Gr. (Kapten belajar.id Provinsi Kepulauan Riau, SMP Negeri 26 Batam)

19:35 Sesi webinar selesai.

19:29 Gusman Adi menutup sesi, dengan mengumumkan rangkaian lanjutan acara Festival Komunitas belajar.id 2022, dan mengajak pemirsa untuk mendaftarkan komunitasnya di Platform Merdeka Mengajar melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/komunitas/daftar

Tidak lupa ia juga mengumumkan bahwa penilaian untuk Daerah Jawara 2022 akan ditutup pada tanggal 7 November 2022.

19:27 Sumadi: Jika Pak Yusuf memakai Android maka Bapak bisa masuk ke setting, di sana ada pusat bantuan yang bisa diklik, lalu akan muncul pilihan hubungi kami, atau tombol butuh bantuan. 

19:27 Yusuf: Pak, apakah ada layanan pengaduan jika kita menemukan kendala dalam memakai Platform Merdeka Mengajar (PMM)?

19:25 Sumadi: Ibu dan Bapak Guru bisa bergabung hingga 20 komunitas di dalam  Platform Merdeka Mengajar (PMM).

19:25 Rudi: Apakah guru bisa bergabung ke lebih dari satu komunitas?

19:24 Riyanto: Sangat bisa. Materi yang kita pakai bisa dinaikkan atau digunakan oleh kelas-kelas lain. Kita juga bisa menurunkan materi-materi yang sudah tidak terpakai.

19:24 Gusman Adi: Apakah kita bisa menggunakan Google Classroom dengan materi-materi dari tahun pelajaran sebelumnya? Apakah kita bisa menduplikasi materinya?

19:23 Riva Alvi Rona Rori: Tidak ada kriteria khusus, selama pelajaran itu memiliki materi mendeteksi gambar, fitur Google Lens ini sangat powerful.

19:23 Muhammad Dahlan: Apakah semua pelajaran dapat menggunakan Google Lens atau ada kriteria khususnya?

19:22 Sumadi: Kapten yang dibantu juga dengan Ko-Kapten adalah wakil yang dipilih dari tiap provinsi. Tugas kami adalah memberikan fasilitasi, adopsi dan memperkenal fitur-fitur dan mendukung percepatan aktivasi Akun belajar.id.

19:21 Cepy Lukman Rusdiana: Mungkin Pak Sumadi bisa sedikit menjelaskan tentang apa itu Kapten dan Ko-Kapten.

19:21 Sesi Tanya Jawab.

19:07 Sumadi: “Guru yang Berkualitas. Guru yang Berkomunitas.”

Sumadi menerangkan bahwa komunitas belajar adalah salah satu dari enam strategi percepatan implementasi Kurikulum Merdeka. Dilihat dari diagram di atas, komunitas belajar adalah sebuah jembatan yang menghubungkan strategi-strategi lainnya seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), seri webinar, narasumber berbagi praktik baik, Helpdesk dan mitra pembangunan.

Komunitas belajar ini memfasilitasi dan memberikan informasi terkait fitur-fitur yang bisa digunakan di dalam Akun belajar.id. Tidak hanya itu, dengan adanya komunitas ini, diharapkan tenaga pendidik lebih mudah untuk saling berbagi praktik baik sehingga dapat menjadi guru yang berkualitas.

Sekarang, sudah terdapat menu komunitas di dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM). Tentu saja, syarat pertama untuk dapat masuk ke PMM adalah memiliki Akun belajar.id atau madrasah.kemenag.go.id. Lalu, guru dapat mengunduh aplikasi Merdeka Mengajar, untuk gawai Android di Google Play Store, atau mengaksesnya melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/ 

Sumadi mengajak para pendidik untuk mendaftarkan komunitasnya ke dalam platform ini agar komunitas mereka dapat lebih dikenal dan praktik baiknya dapat dimanfaatkan oleh seluruh guru di Indonesia. Lalu Sumadi menutup sesinya dengan menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas belajar.id Kepulauan Riau, komunitas tempat ia bergabung di PMM.

18:52 Riva Alvi Rona Rori: “Pembelajaran Jadi Lebih Menarik dengan Google Lens”.

Riva membagikan praktik baik yang ia lakukan dengan Google Lens dalam pembelajaran IPA di kelasnya. Google Lens sendiri adalah layanan yang membantu pengguna untuk mengenali gambar hanya dengan kamera ponsel dan aplikasi Google Lens lain tentunya.

Siswa diajak untuk eksplorasi dan mencari tumbuhan di lingkungan sekitarnya. Mengenali tumbuhan yang mereka dapatkan dengan Google Lens, mencatat informasi tersebut sesuai dengan lembar tugas yang guru berikan, lalu mendiskusikannya dengan teman sekelompok mereka. Setelah itu, siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi mereka di Google Sites, di mana situs web sederhana ini dapat menjadi portofolio bagi semua tugas mereka.

18:40 Riyanto: “Kehebatan Google Classroom dengan Aplikasi yang Kompatibel”.

Riyanto menceritakan bahwa ada beberapa kendala yang ia temui di dalam kelas. Bagaimana materi yang ditulis di atas kertas sering hilang, baik itu karena tercecer atau dipinjamkan ke teman. Siswa juga sering tidak mengerjakan tugas dengan alasan lupa, ditambah lagi mereka juga agak kesulitan fokus pada topik yang sedang dipelajari karena harus membuka buku yang tebal.

Setelah menggunakan Google Classroom, Riyanto tidak pernah menemui kendala itu lagi. Ia tidak perlu khawatir materi siswa akan hilang lagi karena semua sudah tertata rapi di Google Classroom. Siswa tidak bisa beralasan lupa mengerjakan tugas lagi karena ada fitur pengingat dan batas waktu. Siswa langsung diberikan topik yang ingin dibahas dan mereka bisa mengerjakannya di mana pun dan kapan pun tanpa harus membawa buku yang berat.

Yang membuat Riyanto makin bersemangat adalah adanya deretan aplikasi yang kompatibel dengan Google Classroom, seperti Edpuzzle, Edulastic, Essia, Kidblog, Quizizz, Khan Academy, dan puluhan aplikasi lainnya. Ini membuat pelajaran di kelas selalu menarik.

Riyanto juga menambahkan bahwa apabila sudah menggunakan aplikasi tambahan yang kompatibel dengan Google Classroom, maka tinggal mengambil kelas yang sudah ada di Google Classroom tanpa harus membuat kelas lagi di aplikasi lain.

18:30 Kecanggihan Pemanfaatan Google Classroom dan Google Lens di Jenjang SMP – Webinar

Dipandu oleh Gusman Adi dari REFO dan Cepy Lukman Rusdiana, S.Kom, M.Si. (Widyaprada Ahli Muda Direktorat Sekolah Menengah Pertama), sebagai moderator, kita akan mendengarkan praktik baik pemanfaatan Google Classroom dan Google Lens di jenjang SMP.

Ada pun narasumber kita pada malam ini adalah Riyanto (Guru Matematika, SMPN 7 Pekalongan), Riva Alvi Rona Rori (Guru SMP Negeri 7 Manado, Google Master Trainer & Duta Rumah Belajar) dan Sumadi, S.Pd., Gr. (Kapten belajar.id Provinsi Kepulauan Riau, SMP Negeri 26 Batam).

Setelah Gusman Adi menyapa semua pemirsa, Cepy Lukman Rusdiana menjelaskan secara singkat materi yang akan dibawakan oleh Narasumber pada malam hari ini.

______________________________________________________________________________

Tidak terasa kita sudah tiba pada sesi kedua Festival Komunitas belajar.id 2022 “Bangkit Bersama belajar.id” Hari Kelima. Turut menyiarkan adalah kanal YouTube GKT PAUD Dikdasmen, Televisi Edukasi, Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat SMP, Direktorat SMA, Direktorat PMPK, PAUDPEDIA, dan seTARA Daring. 

Malam ini kita akan melihat serunya praktik baik penggunaan Akun belajar.id oleh guru-guru di jenjang SMP. Jika Bapak dan Ibu tidak menyaksikan livestreaming bersama kami saat ini, webinar “Kecanggihan Pemanfaatan Google Classroom dan Google Lens di Jenjang SMP” ini tetap dapat disaksikan melalui tautan: bit.ly/canggihclassroomlens

______________________________________________________________________________

16:18 Meet and Greet selesai

16:10 Christophorus Ardi: Bagaimana praktik baik dalam menggunakan fitur komentar pada Google Slides?

Andry Steven Manongga: Jika Bapak dan Ibu ingin menambahkan komentar, artinya ingin membuat kelas interaktif dalam Google Slides, tentukan topik mana yang ingin didiskusikan. Lalu Bapak dan Ibu bisa klik kanan pada topik tersebut, dan pilih “Tambahkan Komentar”. 

Secara umum, kita tinggal ketikkan saja apa yang ingin ditanyakan atau dibahas, dan bisa juga menugaskan seorang murid dengan menggunakan tanda “@” untuk langsung menunjuk sang siswa dengan menyebutkan alamat email yang digunakan. Dengan begitu, kelas jadi interaktif.

Apabila kita menyebut alamat email siswa dalam komentar, otomatis siswa akan menerima pemberitahuan di emailnya, bahwa saya telah memberinya tugas melalui komentar di Google Slides.

16:06 Christophorus Ardi: Dalam membuat presentasi dengan Google Slides, apakah pernah menggunakan template yang tidak disediakan Google Slides? Di sini kan Bapak dan Ibu mengajar mata pelajaran yang berbeda-beda, dan seringkali membutuhkan template yang sesuai dengan materi yang akan dipresentasikan. Untuk itu, ada dua situs web yang menyediakan template yang bisa digunakan, yaitu https://slidesgo.com/  dan https://slidesmania.com/ 

Andry Steven Manongga: Kalau boleh saya tambahkan, yang menarik jika kita menggunakan Slidesgo atau Slidesmania itu, template-nya kita tidak perlu unduh, tapi langsung diarahkan ke Google Slides. Jadi Google Workspace for Education ini memang sudah terintegrasi dengan Slidesgo dan Slidesmania, berbeda dengan Powerpoint, yang kita harus unduh dulu untuk bisa menggunakan template ke dalam slide-nya.

16:03 Christophorus Ardi: Apa yang perlu dipersiapkan serta bagaimana peran guru saat siswa berkolaborasi membuat presentasi menggunakan Google Slides, supaya pembelajarannya berjalan efektif?

Rezi Mutiara Fenorita: Yang pertama adalah memastikan bahwa siswa-siswa kita sudah tahu cara menggunakan Google Slides; termasuk di dalamnya adalah bagaimana mambuat, menyunting, dan berkolaborasi. Untuk itu, sebelumnya saya harus pastikan bahwa saya sendiri sudah mahir menggunakan Google Slides itu.

Setelah itu baru saya berikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan kolaborasi dalam tugas kelompok dengan menggunakan Google Slides, yang tentu saja di bawah pengawasan saya, sebagai guru.

16:00 Christophorus Ardi: Kekuatan apa yang Bapak gunakan untuk memotivasi siswa agar belajar, juga tantangan dan kendala yang ditemu sewaktu mengajar?

Andry Steven Manongga: Yang saya lakukan adalah desain pembelajaran. Sebelum pandemi, pada saat saya mengajar mata pelajaran musik, saya hanya suruh siswa buka buku paket, catat di papan tulis, lalu siswa mengerjakan tugas. Ada kelas praktik bermain musik, tapi sangat terbatas waktunya.

Setelah saya evaluasi, digitalisasi pendidikan ini sangat berpengaruh pada minat, motivasi, dan semangat siswa dalam belajar. Dan saat pandemi berlangsung, mau tidak mau saya belajar untuk berkreativitas, berinovasi untuk mendesain pembelajaran. Sejak saat itu, kami di sekolah mulai menggunakan alat-alat Google untuk melakukan PJJ, dan bahkan sampai saat ini masih kami lakukan. Apalagi dengan adanya Akun belajar.id, yang sangat mempermudah kami.Christophorus Ardi: Jadi kekuatan yang digunakan oleh Pak Andry ini adalah desain pembelajaran. Setiap selesai pembelajaran selalu dievaluasi, apa yang kurang dan harus diperbaiki, dan mana yang harus dipertahankan, dan itu menjadi dasar untuk pelaksanaan pembelajaran-pembelajaran berikutnya.

16:00 Meet and Greet kali ini diikuti oleh lebih dari 20 pemirsa dari berbagai daerah di Indonesia, di mana mereka dapat berinteraksi langsung secara virtual melalui Google Meet dengan Andry Steven Manongga, S.Th. (Guru Seni Musik di SD Swasta Alfa Omega), Rezi Mutiara Fenorita, S.Pd., M.Kom. (Guru TIK SMA Negeri 1 Solok), Gracia Velovina Putri (siswa SD Swasta Alfa Omega), dan Dava Pratama (siswa SMA Negeri 1 Solok). – Meet and Greet

16:00 Sesi webinar selesai.

15:55 Christophorus Ardi menutup sesi.

15:52 Gracia Velovena Putri ajakan untuk menggunakan belajar.id

15:51 Dava Pratama ajakan untuk menggunakan belajar.id

15:50 Christophorus Ardi menambahkan bahwa ada fitur history dalam alat-alat Google Workspace for Education. Fitur itu bisa menunjukan siapa saja yang turut mengerjakan tugas, jadi tidak akan ada lagi siswa yang hanya “titip nama” dalam mengerjakan tugas kelompok.

15:49 Christophorus Ardi bertanya kepada dua peserta didik yang menjadi narasumber tentang apa yang mereka rasakan setelah menggunakan Akun belajar.id.

Gracia Velovina Putri mengatakan bahwa jika dulu mereka belajar dengan cara mencatat di buku dan guru menjelaskan di papan tulis, dan sekarang peserta didik tidak perlu lagi mencatat secara manual, karena di Google Classroom, tugas-tugas sudah ada dan bahkan lebih jelas.

Dava Pratama mengatakan bahwa proses pembelajaran jadi lebih praktis, dan lebih mudah untuk berkolaborasi mengerjakan tugas kelompok. Menurutnya, fitur kolaborasi dalam alat-alat Google ini membuat pembagian dan pengerjaan tugas kelompok menjadi adil.

15:36 Gracia Velovina Putri memulai presentasi.

Pada kesempatan ini, Gracia menyampaikan cara membuat perkenalan diri. Langkah-langkah yang diambil dalam pembuatan presentasi di Google Slides yang dipresentasikan oleh Gracia ini tidak berbeda dengan apa yang sudah disampaikan oleh Dava sebelumnya.

Adapun satu hal yang berbeda adalah, Gracia memperkenalkan fitur komentar dalam Google Slides, di mana dicontohkannya untuk “menugaskan” kepada gurunya untuk juga membuat Slide perkenalan diri.

Dalam fitur komentar tersebut, Gracia dan gurunya (bisa juga dengan teman-temannya yang lain, yang turut berkolaborasi) dapat saling menjawab komentar, sehingga bisa tercipta diskusi dalam Slides. Kerja kelompok dengan menggunakan Google Slides akan lebih interaktif dan komunikatif.

15:31 Andry Steven Manongga memperkenalkan diri dan siswanya, Gracia Velovina Putri, siswa kelas 6 di SD Swasta Alfa Omega, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Setelah perkenalan, Andry menjelaskan secara singkat bagaimana cara efektif peserta didik untuk berkolaborasi bersama gurunya untuk membuat presentasi di Google Slides.

Kegiatan membuat presentasi dengan Google Slides bermula saat Andry memperkenalkan Akun belajar.id kepada siswa-siswanya, setelah mengikuti program Google Master Trainer (Andry adalah seorang Google Certified Educator Level 1). Dalam kesempatan tersebut, Andry memperkenalkan semua alat dan fitur yang terdapat dalam Google Workspace for Education, yang didapatkan melalui Akun belajar.id, termasuk Google Slides ini.

Andry menyampaikan bahwa sebagian besar alat dan fitur Google Workspace for Education dalam Akun belajar.id tersebut sudah digunakanya dalam pembelajaran kelas musik yang dibinanya. Bahkan meskipun sekarang pembelajaran telah dilaksanakan secara tatap muka, Andry tetap menggunakan Google Classroom untuk pengiriman tugas, penilaian, dan sebagainya, karena hal itu memudahkan siswa untuk bisa belajar di mana pun dan kapan pun.

15:30 Christophorus Ardi bertanya tentang awal mulanya memperkenalkan Google Slides kepada para peserta didik.

Rezi Mutiara Fenorita mengatakan bahwa sejak awal pandemi mereka telah menggunakan Google Classroom. Berangkat dari situ, para peserta didik di SMAN 1 Solok mulai berkenalan dengan alat-alat Google lainnya dari Google Workspace, termasuk Google Slides.

Penggunaan alat-alat Google di SMAN 1 Solok banyak digunakan sebagai alat kolaborasi siswa dalam mengerjakan tugas kelompok.

15:14 Dava Pratama, siswa kelas 10 SMAN 1 Solok, Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat memulai presentasinya tentang cara membuat presentasi di Google Slides. Adapun yang dicontohkan adalah pembuatan presentasi tentang Akun belajar.id.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan presentasi menggunakan Google Slides:

  1. Login ke Google Chrome dengan menggunakan Akun belajar.id;
  2. Klik titik sembilan di kanan atas;
  3. Gulir ke bawah, dan klik Slides;
  4. Setelah masuk ke laman Slides, kita bisa memilih dari template yang ada, atau laman kosong dengan mengklik “Kosong”;
  5. Setelah terbuka Google Slides, kita bisa memodifikasi Slides, termasuk menambahkan gambar, mengubah background, bentuk dan ukuran font, layout, dan sebagainya;
  6. Tambahkan fitur transisi dan animasi untuk membuat presentasi jadi lebih menarik;
  7. Setelah presentasi selesai, klik Slideshow untuk menampilkan presentasi tersebut.

Presentasi yang sudah selesai bisa dibagikan dengan cara klik Share di kanan atas, lalu sesuaikan akses terhadap Slides sesuai dengan kebutuhan.

15:13 Rezi Mutiara Fenorita memperkenalkan secara singkat tentang Google Slides, yang merupakan salah satu alat dari Google Workspace yang berfungsi untuk membuat presentasi online, baik secara individu maupun kolaborasi/kerja sama kelompok.

15:02 Christophorus Ardi dari REFO membuka sesi dengan menyapa para Narasumber dan pemirsa dari seluruh Indonesia yang menyaksikan webinar melalui berbagai kanal YouTube.

Pemutaran video Festival Komunitas belajar.id yang berisi kegiatan-kegiatan sehubungan dengan Akun belajar.id.

Penjelasan singkat tentang Festival Komunitas belajar.id, termasuk jadwal dari rangkaian acara festival.

Christophorus Ardi mengumumkan beberapa lomba berhadiah yang diselenggarakan REFO.

15:00 Cara Efektif Siswa Berkolaborasi Membuat Presentasi di Google Slides – Webinar

Memasuki minggu kedua dari Festival Komunitas belajar.id, dan semangat kita untuk Bangkit Bersama belajar.id masih tetap menggelora, demi dunia pendidikan di Indonesia yang jauh lebih baik, dan mempersiapkan semua peserta didik menjadi talenta-talenta terbaik di masa mendatang, untuk Indonesia Emas 2045.

Hari kelima dalam rangkaian acara festival ini, hadir webinar yang sangat menarik, yaitu “Cara Efektif Siswa Berkolaborasi Membuat Presentasi di Google Slides”. Dua orang pendidik, yaitu Andry Steven Manongga, S.Th., Guru Seni Musik di SD Swasta Alfa Omega dan Rezi Mutiara Fenorita, S.Pd., M.Kom., Guru TIK SMA Negeri 1 Solok, siap menjadi narasumber dalam sesi ini. Tak ketinggalan dua orang peserta didik, yaitu Gracia Velovina Putri, siswa SD Swasta Alfa Omega, dan Dava Pratama, siswa SMA Negeri 1 Solok.

Kembali Christophorus Ardi dari REFO akan memandu webinar malam ini.

______________________________________________________________________________

Cara Efektif Siswa Berkolaborasi Membuat Presentasi di Google Slides – Webinar

Sambil menunggu, Bapak dan Ibu sekalian boleh menyebarkan informasi berikut, agar rangkaian webinar yang penuh manfaat ini dapat diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Silakan klik tautan berikut:

Jadwal acara: https://bit.ly/jadwalfestivalbelajarid

Subscribe Google Calendar: https://bit.ly/subfestivalbelajarid

Jika Bapak dan Ibu tidak menyaksikan livestreaming bersama kami saat ini, webinar “Cara Efektif Siswa Berkolaborasi Membuat Presentasi di Google Slides” ini tetap dapat disaksikan melalui tautan: http://bit.ly/efektifkolaborasigoogleslides

______________________________________________________________________________

Selamat datang di Liputan Langsung!

Di sini kami akan menyampaikan informasi-informasi penting sehubungan dengan pelaksanaan Festival Komunitas belajar.id 2022 “Bangkit Bersama belajar.id” Hari Kelima. Termasuk di dalam Laporan Langsung ini adalah sesi-sesi selama satu hari dan Meet and Greet, di mana para pemirsa akan berinteraksi langsung dengan Narasumber secara virtual.

Festival Komunitas belajar.id adalah sebuah rangkaian acara virtual yang diadakan untuk memberdayakan, memampukan, dan mengapresiasi para pendidik dan peserta didik dalam komunitas belajar.id,  termasuk pemegang kepentingan di dinas dan semua institusi yang bergerak di bidang pendidikan, agar dapat memanfaatkan Akun belajar.id untuk peningkatan mutu pembelajaran.

Penulis :

Astrid Prahitaningtyas

Septika Rini

Share :

Related articles