Pustakawan dalam Dunia Digital

hari pustakawan nasional

Pustakawan bukan sekadar penjaga buku di era digital ini, melainkan pemandu dalam arus informasi yang kompleks. Apa saja tantangan dan potensi profesi ini ke depan?

Hari Pustakawan Nasional kita peringati setiap tanggal 7 Juli. Ini merupakan momen penting untuk menyoroti peran strategis pustakawan dalam membangun literasi, terutama di tengah derasnya arus informasi, dan kian membaurnya dunia fisik dan dunia digital. Pustakawan masa kini menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas informasi dan membangun budaya literasi yang inklusif, kritis, dan adaptif.

Di era digital, peran pustakawan bertransformasi dari “penjaga buku” menjadi navigator informasi yang mampu mengorganisasi, mengkurasi, dan menyajikan data valid. Perpustakaan pun beralih fungsi menjadi pusat layanan informasi berbasis teknologi, pelatihan literasi digital, dan ruang kolaborasi antar komunitas. Hal ini mendorong pustakawan untuk menguasai keterampilan baru seperti literasi media, pengelolaan data, dan pemahaman dasar tentang kecerdasan buatan.

Dokumen Core Competences of Librarianship menegaskan keberhasilan pustakawan  bergantung pada kemampuan humanis seperti empati, komunikasi, dan kolaborasi. Ini menuntut pustakawan untuk tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dalam menyampaikan informasi dan melayani masyarakat.

Dengan pendekatan yang ramah dan inklusif, pustakawan mampu menciptakan ruang belajar yang nyaman dan terbuka bagi semua kalangan. Mereka tidak sekadar mengajarkan “apa” yang dicari, tetapi juga “bagaimana” cara berpikir kritis terhadap informasi. Kompetensi ini menunjukkan bahwa pustakawan modern adalah jembatan antara teknologi dan kemanusiaan.

Pustakawan adalah salah satu profesi yang adaptif dan terbuka terhadap beragam latar belakang keilmuan dan minat. Keberagaman ini yang memperkuat fungsi perpustakaan sebagai ruang interdisipliner. Profesi ini memungkinkan berbagai latar belakang untuk mengampunya, termasuk pengembang konten digital, pelatih literasi, analis informasi hingga fasilitator komunitas.

Dengan semangat belajar sepanjang hayat, pustakawan memiliki banyak peluang untuk mengembangkan diri melalui pelatihan berkelanjutan, membangun hubungan dengan komunitas, kolaborasi dan kerjasama tim serta inovasi dalam layanan literasi dan edukasi digital.

Pemanfaatan big data di perpustakaan menunjukkan potensi besar profesi ini. Pustakawan mampu membaca pola kebutuhan informasi dan menyusun strategi pelayanan yang berbasis data. Dengan kompetensi tersebut, pustakawan berperan sebagai agen inklusi sosial dan pemberdaya komunitas. Mereka tidak hanya melayani pencarian informasi, tetapi juga mendampingi berbagai kelompok pengguna, dari anak-anak, pelajar, difabel, hingga masyarakat marjinal, agar mampu mengakses dan memahami informasi secara tepat.

Karena itu, pustakawan di era digital bukan sekadar penjaga pengetahuan, melainkan agen perubahan yang membantu masyarakat beradaptasi dan berkembang dalam dunia yang semakin terdigitalisasi.

Di balik peran strategisnya, pustakawan masih menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari kurangnya pemahaman publik terhadap kontribusi mereka, keterbatasan fasilitas, hingga minimnya kebijakan yang berpihak pada pengembangan profesi ini. Banyak perpustakaan yang belum memaksimalkan peran pustakawan secara optimal karena kendala struktural dan anggaran.

Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat perlu memberikan dukungan konkret untuk meningkatkan kompetensi pustakawan, baik dari sisi teknologi maupun pendekatan humanis. Selain itu, penting untuk membangun kolaborasi antara pustakawan dan semua elemen masyarakat agar literasi benar-benar tumbuh dari akar rumput.

Pustakawan bukan profesi masa lalu, tetapi profesi masa depan yang masih terus relevan, adaptif, dan berdampak. Dalam dunia yang terus berubah, pustakawan hadir sebagai penuntun informasi, pelindung nilai, dan penggerak literasi yang inklusif.

Mari rayakan Hari Pustakawan Nasional dengan menghargai, mendukung, dan memperkuat peran mereka. Karena menjadi pustakawan hari ini berarti menyiapkan masa depan literasi bangsa.

Penulis: Yanti Damayanti

Editor: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles