Berbagi Sama-Sama dengan belajar.id

Berbicara mengenai berbagi, berarti bicara tentang pengalaman, tentang praktik yang sudah dilakukan di sekolah dengan belajar.id. Semoga pengalaman yang dibagikan narasumber dapat menjadi inspirasi dan semangat untuk berkarya dan berdampak di lingkungan sekolah maupun sekitar.

Hari/tanggal : Kamis, 18 November 2021

Judul sesi : Berbagi Sama-Sama dengan belajar.id

Pembicara :

  1. Romi Siswanto, Fungsional Perencana Muda, Direktorat GTK Dikdas
  2. Asep Yuyun, SDN Penjaringan 01
  3. Luqman Hakim, M.Pd., SMAN 2 Siak Kecil, Provinsi Riau
  4. I Nyoman Haryantara, S.Pd., Guru & Duta Rumah Belajar dari SMP Negeri 4 Petang

Selamat sore!

Ini adalah hari ke-3 Festival Pendidik belajar.id. Tentu masih dengan semangat yang sama mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh REFO Indonesia, Google for Education, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rumah Belajar Indonesia.

Di webinar hari ketiga sesi pertama, kita akan berbagi pengalaman dan praktik para narasumber dalam menggunakan belajar.id dalam sesi BERBAGI SAMA-SAMA DENGAN BELAJAR.ID. 

Namun sebelum kita melihat liputan sesi Berbagi Sama-Sama dengan belajar.id, mari kita simak juga live blog sesi lainnya pada tautan berikut:

15:09 – Narasumber yang diundang untuk berbagi dalam sesi sore ini tidak main-main. Mereka adalah Google Certified Trainer, Co-kapten Komunitas belajar.id, mengikuti program pembaTIK, duta Rumah Belajar, pengajar dan fasilitator program Guru Penggerak.

15:14 – Ternyata webinar kali ini dihadiri juga oleh Bapak Romi Siswanto dari Direktorat Pendidikan Profesi Guru GTK Kembdikbud.

Pengalaman yang paling berkesan ketika mengikuti program GMT (Google Master Trainer)

15:18 – Mengikuti program GMT, kita dapat lebih mengenal fitur-fitur lanjutan Google Workspace for Education. Serunya lagi, kita juga bisa menambah relasi dari Sabang sampai Merauke, sehingga para pengajar bisa berkolaborasi se-Indonesia. Bertukar semangat belajar dengan guru lainnya dalam sesi pengimbasan. 

Proses pelatihan GMT panjang, tapi menantang. Praktiknya mempermudah peserta menguasai teknik-teknik praktik tersebut karena disediakan panduan hingga tools yang membantu. Dengan mengikuti pelatihan GMT tersebut, sekolah mendapat manfaat yang baik untuk memaksimalkan fitur-fitur dari belajar.id. Pada akhirnya sekolah dapat mengalami transformasi digital yang baik.

Tantangan terbesar atau tersulit selama mengikuti GMT

15:29 – Bukan sulit, tapi menantang. Karena GMT ini diadakan pada akhir pekan, sehingga harus mengatur waktu dengan keluarga dan memaksimalkan waktu dengan berbagai kegiatan yang ada. Jika ada materi yang tidak dimengerti, peserta GMT dimudahkan dengan siarang ulang yang dapat diakses melalui Youtube.

Dampak terbesar yang dirasakan setelah mengikuti GMT dan menggunakan belajar.id

15:32 – Tugas-tugas guru terasa lebih efektif dan efisien setelah menggunakan fitur Google Workspace for Education. Pembelajaran menjadi berpusat pada murid. Daftar hadir juga didigitalisasi dan dibatasi waktunya untuk melatih kedisiplinan murid.

Setelah mengikuti GMT, keterampilan melakukan pembelajaran berbasis TIK meningkat. Setelah menggunakan belajar.id penyimpanan dokumen pembelajaran menjadi lebih efektif karena drive yang tidak terbatas. Sebelumnya, ketika menggunakan akun Google personal, guru harus menyimpan dan menghapus data secara berkala agar semua data yang diperlukan dapat diakses. Meningkatkan kompetensi diri dan bisa berbagi tidak hanya di sekolah, tapi juga dengan daerah lain.

Dengan menggunakan fitur belajar.id dapat mengurangi penggunaan kertas, karena data dan dokumen langsung disimpan di Google Drive.

Dampak terbesar yaitu dapat berbagi dan berkolaborasi dengan menjadi narasumber di sekolah sendiri. Selain itu, juga jadi berkesempatan untuk berbagi dengan dan berdampak untuk sekolah sekitar.

Faktor narasumber tergerak untuk menjadi GMT dan pesan-pesan bagi rekan guru yang menonton

15:42 – Ingin ada peningkatan kompetensi individu dalam hal pendidikan berbasis TIK yang dapat membantu pekerjaan sebagai guru. Tidak bisa dipungkiri, pandemi, adanya Google for Education dan dukungan pemerintah melalui belajar.id mendorong keinginan untuk belajar. 

Selain itu, pelatihan langsung dari Google juga menjadi faktor penggerak. Kerja dan upaya kita diakui oleh Google, kita mendapat sertifikat.

Faktor penggerak lainnya adalah keinginan untuk selalu bermanfaat bagi komunitas pendidik Indonesia dengan berbagi mengenai Google for Education kepada rekan-rekan pendidik. Komunitas GMT mendukung dan mendorong peserta untuk terus berkolaborasi dan berbagi dengan target digitalisasi pendidikan. Ditambah dengan kondisi pandemi yang menjadi momentum percepatan untuk mencapai pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Pesan untuk seluruh pendidik di Indonesia: jangan takut mencoba! Kalau memang bisa bermanfaat dalam zona nyaman, perluas zona nyaman tersebut. Kalau zona nyaman tidak bisa bermanfaat bagi sekitar, keluarlah dari zona nyaman.

Pesan lainnya adalah: bukan hanya siswa yang belajar, guru pun harus terus belajar sepanjang hayat untuk meningkatkan kompetensinya.

Sharing yang luar biasa dan sangat menginspirasi!

Harapan Direktorat Pendidikan untuk para GMT

15:48 – Google pasti akan terus memikirkan pengembangan-pengembangan baru yang semakin baik, jadi manfaatkan fitur dan fasilitasnya untuk pembelajaran di sekolah. Guru berkolaborasi, membuka jaringan adalah ciri pendidik abad 21 yang juga merupakan harapan dari Dirjen Pendidikan. Jadi tetap semangat dan tetap menjadi kolaborator bagi para guru di seluruh Indonesia!

Meet & Greet

Kendala domain yang datanya belum dapat diakses ketika anak naik jenjang pendidikan

16:02 – Karena diskusi terjadi secara langsung, penanya langsung mendapat jawaban. Untuk kendala tersebut, tentu harus verval dengan DAPODIK. Tapi sementara menunggu, berkolaborasi lah dengan sekolah dasar siswa untuk mengaktivasi akun jenjang berikut. 

Cara meyakinkan Dinas Pendidikan setempat yang menggunakan platform lain, bukan belajar.id

16:09 – Komunikasikan dengan baik, formal dan informal dengan beberapa pendekatan. Tidak harus langsung ke Kepala Dinas, tapi kita bisa mendekati pihak-pihak yang bisa berkomunikasi dengan Disdik. Jangan lupa, sempatkan waktu untuk mempresentasikan belajar.id.

Persamaan dan perbedaan belajar.id dengan Google for Education

16:13 – Sebetulnya secara isi, belajar.id dan Google for Education sama. Hanya saja, belajar.id dibuat untuk pembelajaran Indonesia dengan merek nasional. Tapi di belajar.id, informasi dari Kemendikbud sudah terintegrasi.

Kendala akun siswa dan guru yang tidak bisa dibuka padahal sudah aktivasi

16:15 – Jika sudah aktivasi, seharusnya akun sudah ada. Jadi mungkin hanya masalah lupa ID atau password. Cara mudah menyelesaikan kendala itu adalah minta ganti password ke admin.

Tips memotivasi orang tua untuk menggunakan akun belajar.id karena perangkat android dimiliki oleh orang tua

16:16 – Pertama kita harus mengidentifikasi sumber daya TIK dan kemampuan belajar orang tua. Kumpulkan orang tua yang memiliki HP atau orang terdekat (tetangga atau keluarga yang memiliki HP) agar bisa aktivasi. Sampaikan juga pemanfaatan akun belajar.id kepada orang tua agar siswa benar-benar menggunakan akun tersebut untuk belajar.

Dalam praktik penggunaan sehari-hari, sekarang kita semakin dimudahkan dengan fitur offline. Untuk belajar, siswa dapat menunggu orang tua kembali dari bekerja.

Cara me-reset akun admin bagi sekolah yang hanya memiliki akun guru untuk mengakses belajar.id

16:21 – Sekolah harus mengajukan usulan pengadaan akun admin melalui email. Guru bisa ditunjuk menjadi admin, bukan hanya kepala sekolah dan staff.

Akun admin belajar.id tingkat SD bisa mengelola akun belajar.id dalam satu wilayah

16:25 – Informasi baru, ternyata akun admin belajar.id tingkat SD bisa mengelola bukan hanya lembaga, tapi wilayah. Setidaknya 1 kabupaten. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA hanya bisa mengelola satu lembaga. Tujuannya sebenarnya sederhana, yaitu untuk saling membantu sesama lembaga, karena sekolah tingkat SD kan banyak sekali.

Periode aktivasi akun belajar.id

16:27 – Belum tahu batas waktunya hingga kapan karena terus diperpanjang. Tapi data terakhir, ternyata jumlah akun teraktivasi adalah 5 juta akun siswa dan 1,4 juta akun guru dari total 30 juta akun. Masih jauh dari target, tapi jangan khawatir. Penggunaan belajar.id ini adalah jangka panjang. Akan terus digunakan, walau menteri berganti. Ini adalah perubahan baik skala nasional yang tidak bisa di-undo.

Pelatihan Chromebook

16:33 – Untuk pelatihan, bisa hubungi Kapten dan Co-kapten di link berikut. Pak Lukman juga menawarkan diri selaku Co-kapten di wilayah Sumatera. Semangat yang inspiratif sekali.

16:36 – Ada sharing inspiratif dari ibu Tetti Mahrani, Kepala Sekolah di salah satu SMK di Sumatera Utara. Beliau terbentur dengan cara pembelajaran lama yang masih diterapkan guru di sekolahnya. Tapi beliau memiliki visi dan semangat yang baik untuk menjadi agen perubahan bagi guru dan siswa di SMK tersebut.

Ada kalimat yang membuat saya tergerak. Dia mengatakan “Saya harus pintar! Saya harus meneruskan ilmu tersebut kepada guru-guru saya.” Kita harus belajar dari semangat Ibu Tetti untuk menjadi guru yang belajar, berkarya, berdampak tanpa henti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Sesi webinar Berbagi Sama-Sama dengan belajar.id dapat diakses di sini.

Penulis : Tricia Catherina

Artikel Terkait :

Share :

Related articles