Hari Keluarga Nasional, Pengingat Pentingnya Keluarga yang Sehat

Setiap orang tentu mendambakan keluarga yang sehat, bukan hanya dalam arti sehat secara fisik, tapi secara holistik, di mana setiap anggota keluarga bertumbuh dengan baik, dan hidupnya bermakna bagi masyarakat. Seperti apakah keluarga yang sehat secara holistik? Yuk, simak artikel ini agar juga tahu bagaimana kondisi keluarga Anda saat ini.

Pernahkah Anda memikirkan keadaan keluarga Anda saat ini? Atau sebagai keluarga, Anda hanya menjalani hidup sebagaimana adanya, tanpa pernah merancang bersama agar dapat tumbuh menjadi keluarga yang sehat? 

Apa itu keluarga yang sehat? Malcolm Webber, seorang penulis dan pendiri Leader Source, merumuskan Pemimpin yang Sehat ke dalam lima hal, yang dapat diterapkan juga dalam membangun keluarga yang sehat secara holistik. Agar mudah diingat, selanjutnya lima hal itu disebut sebagai 5K.

1. Kedekatan dengan Tuhan

Keluarga yang sehat harus dibangun dengan dasar pengenalan akan Tuhan yang baik. Tanpa memandang agama yang dianut, pengenalan akan Tuhan dengan benar, akan menuntun untuk menjadi keluarga yang sehat.

Setiap agama mengajarkan hal yang sama tentang bagaimana Tuhan mengasihi umat-Nya tanpa syarat. Jika kasih tanpa syarat menjadi dasar utama dalam membangun keluarga dan menjalani hidup sehari-hari, maka keluarga dapat bertumbuh menjadi keluarga yang sehat. Kasih tanpa syarat, mengajarkan setiap anggota keluarga untuk saling mengasihi tanpa menuntut balas. 

Dengan kasih tanpa syarat, setiap anggota keluarga dapat menerima kekurangan satu sama lain dengan tulus. Mengasihi bukan karena ada apanya, tetapi mengasihi apa adanya. Kasih seperti ini akan sulit kita terapkan, jika kita tidak mengenal Tuhan dengan baik.

Dalam beratnya mengarungi hidup berkeluarga, kasih tanpa syarat akan menjadi pilar penopang yang kokoh. Belajar dari Tuhan Sang Mahakasih, mengenal Tuhan dengan benar, menjadi dasar kasih di dalam keluarga.

Ketika sebagai keluarga, kita sudah dapat saling mengasihi tanpa syarat, maka ketika hadir sebagai bagian dalam masyarakat, keluarga juga dapat mengasihi orang lain tanpa syarat.

2. Komunitas

Sebagai makhluk sosial, manusia hidup di dalam komunitas, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga, masyarakat, hingga hidup berbangsa. 

Keluarga yang sehat tumbuh di tengah komunitas dan membangun komunitasnya. Komunitas yang baik akan menolong keluarga bertumbuh menjadi keluarga yang sehat, yang kemudian akan akan berperan dengan baik membangun masyarakat. Setiap anggota keluarga tidak hanya hidup sekadar memikirkan keadaan dan kesulitan diri dan keluarganya, tapi mau turut aktif berperan membangun komunitas.

Komunitas yang baik, akan saling mendukung dan menopang kala satu keluarga ada dalam kondisi tidak baik. Bukan bergunjing dan memojokkan keluarga lain, tetapi hadir sebagai penolong.

3. Karakter 

Karakter keluarga yang baik dibentuk dari pengenalan akan Tuhan yang baik. Setiap manusia hendaknya memiliki karakter seturut penciptanya. 

Setiap agama mengajarkan agar kita dekat kepada Tuhan dan mengenal-Nya dengan baik. Semakin dekat seseorang pada Tuhan, ia akan meneladani hal baik dari Tuhan, dan karakternya  akan semakin serupa dengan penciptanya.

Contohnya, umat Islam mengenal 99 Asmaul Husna, yaitu nama Allah SWT yang menggambarkan sifat atau karakter-Nya. Bayangkan jika kita bisa meneladani 99 sifat Allah SWT tersebut, tentu dunia ini akan penuh dengan kebaikan. 

Karakter sendiri dibentuk di dalam hidup berkomunitas. Inilah mengapa kedekatan dengan Tuhan dan komunitas, tidak dapat dipisahkan dari pembentukan karakter sebuah keluarga.

4. Kenali Panggilan

Setiap keluarga harus mempunyai visi yang jelas, yang akan menggerakkannya ke arah yang jelas, bukan sekadar menjalani hari-hari. Visi menjadi bentuk konkret dari pengenalan panggilan sebagai keluarga. Apakah keluarga Anda sudah mempunyai visi? Jika belum, maka belum terlambat untuk bersama-sama merumuskannya.

Merumuskan visi sebetulnya juga menjadi penekanan penting dari setiap agama. Misalnya dalam Islam, visi keluarga adalah menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah (samara). Dari dasar ini, Anda dapat mengembangkan lebih detail, seperti apa keluarga samara itu untuk keluarga Anda? 

Visi keluarga harus sejalan dengan visi Tuhan, yang kita yakini berperan dalam membentuk keluarga. Kedekatan pada Tuhan, akan menolong kita menemukan apa yang menjadi visi-Nya kala menyatukan kita sebagai keluarga.

Dengan visi yang jelas, hidup berkeluarga akan lebih bermakna dan berenergi. 

5. Kompetensi

Sebagai pribadi maupun keluarga, setiap anggota keluarga harus mengenal dan mengembangkan kompetensi yang dimilikinya, dan saling menolong untuk mengembangkan potensi anggota keluarga lainnya. 

Menghargai keunikan potensi tiap anggota keluarga, menolongnya untuk mengembangkan potensi, dan menyatukan semua potensi yang ada untuk mencapai visi yang telah disepakati bersama, akan memberi energi dan menjadi pemersatu keluarga.

Lima kriteria keluarga sehat secara holistik yang dijabarkan di atas tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Tidak ada satu pun yang harus dibangun terlebih dahulu hingga sempurna, lalu baru mengembangkan lainnya. Kelimanya harus ditumbuhkan secara bersamaan.

Keluarga yang sehat, bukan berarti kita harus menjadi keluarga yang sempurna. Ibarat tubuh, kita akan mengatakan bahwa tubuh kita sehat selama masih bisa menjalani aktivitas secara normal,  walau sebetulnya ada penyakit seperti darah tinggi, kolesterol atau asam urat. Namun secara umum kondisi kita sehat, meski bukan tubuh yang sempurna tanpa penyakit sama sekali.

Demikian juga dengan keluarga, mungkin kita melihat ada kekurangan di dalamnya, tetapi selagi kasih itu tetap ada, keluarga bisa berjalan bersama, dan kita bisa mengatakan bahwa keluarga kita adalah keluarga yang sehat. 5K dapat membantu kita menjadi keluarga yang semakin sehat dan memiliki arti untuk setiap anggotanya, juga masyarakat.

Penulis: Dyahni Ardrawersthi

Webinar Terkait :

Artikel terkait :

Share :

Related articles