Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 mengangkat tema restorasi lahan. Karenanya, gaya hidup berkelanjutan adalah hal penting untuk diterapkan.
Lingkungan hidup di dunia terancam. Ruang-ruang alam yang selama ini menjadi sandaran umat manusia mencapai titik kritis. Menurut UN Convention to Combat Desertification, hingga 40% lahan di bumi terdegradasi. Jumlah dan durasi kekeringan telah meningkat sebesar 29% sejak tahun 2000. Jika tidak ada tindakan, kekeringan akan memengaruhi lebih dari tiga perempat populasi dunia pada tahun 2050.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day – WED) menjadi salah satu agenda penting dalam kalender global. Agenda ini menginspirasi terlaksananya berbagai program lingkungan, yang berdampak secara signifikan, antara lain meningkatnya kesadaran masyarakat tentang berbagai isu lingkungan hidup, mendorong aksi, sekaligus memantik partisipasi publik dalam upaya perlindungan alam.
Restorasi lahan adalah pilar utama UN Decade on Ecosystem Restoration (2021-2030). Karenanya, WED tahun ini fokus pada restorasi lahan, menghentikan penggurunan dan membangun ketahanan terhadap kekeringan. Singkatnya, kita diajak untuk menyadari pentingnya restorasi alam.
Urgensi dari WED tahun ini adalah banyaknya ekosistem di dunia yang telah rusak atau terdegradasi karena aktivitas manusia. Dampaknya antara lain adalah perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi udara. Menerapkan gaya hidup berkelanjutan adalah hal yang bisa kita lakukan untuk memulihkan ekosistem alam, artinya memahami bahwa pilihan gaya hidup kita berdampak pada dunia.
Berikut beberapa cara menerapkan gaya hidup berkelanjutan:
Menghemat sumber daya
- Bijak menggunakan air. Matikan air saat tidak digunakan. Kita juga dapat menghemat air dengan mandi lebih singkat, segera memperbaiki saluran air yang bocor, dan memilih opsi peralatan beraliran rendah.
- Hemat energi. Matikan lampu dan peralatan listrik lainnya saat tidak digunakan, cabut charger perangkat elektronik, pilih peralatan elektronik berdaya rendah, sebanyak mungkin gunakan pencahayaan alami.
Mengurangi polusi
- Kurangi penggunaan mobil pribadi. Emisi transportasi berbahan bakar fosil menghasilkan gas rumah kaca, kabut asap, jelaga, dan polusi udara berbahaya lainnya. Mari kita mulai kebiasaan berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan transportasi umum, hal ini dapat mengurangi jejak karbon kita secara signifikan.
- Kurangi konsumsi daging. Peternakan dinyatakan memiliki jejak karbon yang luas. Hal ini berkontribusi pada degradasi tanah dan air, hilangnya keanekaragaman hayati, dan deforestasi. Peternakan juga menyumbang 18% dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia di seluruh dunia. Beralih ke pola makan vegetarian atau vegan selama beberapa hari bisa menjadi langkah kecil yang cerdas untuk memperbaiki ekosistem lingkungan.
Mengelola sampah
- Kurangi sampah plastik. Plastic Pollution by Country 2024 World Population Review menyatakan Indonesia menempati urutan kedelapan sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Contohsederhana untuk dapat mengurangi sampah plastik adalah menggunakan tas belanja yang bisa dipakai ulang.
- Pilah sampah. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012, kita harus memilah sampah agar proses pengolahan dan daur ulang mudah dilakukan. Pemilahan sampah dilakukan berdasarkan jenisnya seperti sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
- Tidak buru-buru beli barang baru. Setiap produk yang kita beli memiliki dampak lingkungan. Sebelum membeli, tanyakan pada diri sendiri, apakah kita benar-benar membutuhkannya? Jika ya, carilah produk yang terbuat dari bahan yang berdampak lingkungan lebih minimal. Memperbaiki dan menggunakan kembali barang yang rusak juga merupakan langkah sederhana penerapan gaya hidup berkelanjutan.
Mendukung bisnis berkelanjutan
- Beli produk lokal. Produk impor selalu melalui proses panjang. Salah satunya adalah pengangkutan barang dengan kapal, pesawat atau truk, yang pasti menghasilkan gas karbon dioksida akibat pembakaran. Membeli produk lokal paling tidak akan mengurangi gas emisi dari transportasi. Tak hanya itu, dengan menggunakan produk lokal, kita turut serta dalam memperkuat ekonomi nasional.
- Gunakan produk organik. Produk non-organik menggunakan pestisida, yang mengancam kelangsungan hidup ekosistem alam. Pestisida juga mencemari udara, air dan tanah. Dengan memilih produk organik, kita menjauhkan alam dari bahaya pestisida.
- Dukung bisnis yang peduli lingkungan. Sebelum membeli sesuatu, cari tahu dulu asal-usulnya. Hindari produk-produk yang membahayakan ekosistem alam, terlebih yang telah terancam punah. Hindari juga produk-produk fast fashion, karena industri ini berkontribusi secara signifikan terhadap krisis iklim dan bertanggung jawab atas 10% emisi karbon global.
Menerapkan gaya hidup berkelanjutan sebenarnya tidak perlu muluk-muluk. Cukup terapkan langkah-langkah di atas, untuk masa kini dan nanti.
Penulis: Ega Krisnawati
Artikel terkait: