Langkah Kecil Tanpa Plastik, Dampak Besar bagi Bumi

sampah plastik

Menjaga lingkungan dapat dimulai dari langkah kecil seperti membawa tas belanja sendiri atau menolak sedotan plastik. Mengapa hal ini penting?

Setiap tanggal 5 Juni, dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, momen untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan alam. Tema tahun ini adalah “Beat Plastic Pollution”, mengingatkan kita bahwa langkah kecil sehari-hari dapat berdampak besar pada masa depan Bumi.

Kampanye ini memperkuat komitmen global melawan polusi plastik dengan mendorong semua pihak—individu, organisasi, industri, dan pemerintah—mengadopsi budaya berkelanjutan untuk perubahan sistemik. Membersihkan sampah berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk aksi iklim, konsumsi-produksi berkelanjutan, perlindungan laut, serta pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Dunia Terkepung Plastik

Pada 2023, produksi plastik global mencapai 413,8 juta metrik ton, dua kali lipat dari awal abad ini, dan diperkirakan akan kembali dua kali lipat pada 2040. Ledakan ini menyebabkan produksi sampah plastik global yang meningkat lebih dari tujuh kali lipat dalam empat dekade, dan pertumbuhannya paling berdampak pada negara-negara termiskin yang tidak memiliki cukup sumber daya untuk mengelola sampah dengan baik.

Sampah plastik sulit terurai dan jika terus bertambah dampaknya pada kehidupan sangat luas dan serius, yaitu:

  1. Kerusakan ekosistem laut berupa kerusakan habitat — terumbu karang dan habitat laut lainnya yang mengurangi keanekaragaman hayati di lautan, gangguan rantai makanan dan mikroplastik.
  2. Degradasi lingkungan darat berupa pencemaran tanah, pencemaran air tanah sampai kematian hewan darat karena menelan plastik.
  3. Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dan polusi udara pembakaran plastik.
  4. Risiko kesehatan manusia karena mikroplastik dalam berbagai makanan dan air minum yang dapat menyebabkan gangguan hormonal dan penyakit kronis seperti kanker, penyakit kardiovaskular, dan gangguan metabolik.
  5. Ancaman terhadap keanekaragaman hayati karena hewan terjerat atau menelan plastik dan kerusakan populasi.
  6. Kerugian ekonomi global mencapai $13 triliun pada tahun 2050, ini termasuk biaya pembersihan sampah, hilangnya pendapatan pariwisata dan kerusakan perikanan dan ekosistem laut.

Perubahan Besar Dimulai dari Rumah

Melihat dampaknya, kita perlu segera bertindak, dimulai dari diri sendiri. Kita bisa mengurangi sampah plastik dengan membawa tas belanja kain, botol minum sendiri, dan menghindari sedotan serta kemasan sekali pakai.

Selain itu, melakukan perubahan kebiasaan sehari-hari seperti memilah sampah di rumah, memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan, dan menggunakan produk daur ulang menjadi langkah kecil yang nyata untuk mengurangi polusi plastik.

Efek Domino dari Aksi Sederhana.

Kebiasaan yang terlihat sepele dan mudah dilakukan tersebut berpengaruh besar karena memiliki dampak kumulatif dan inspirasi bagi orang lain. Hal ini dengan terbentuknya komunitas yang melakukan kampanye peduli sampah plastik seperti:

  1. Recycling Village berhasil mengubah sampah plastik menjadi aksesoris fashion berkualitas dan memiliki nilai jual, sekaligus memberdayakan perempuan di pedesaan.
  2. Dietplastik Indonesia mendorong banyak daerah untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai dan aktif dalam kampanye pengurangan sampah plastik seperti “Kantong Plastik Tidak Gratis” dan “Gerakan Guna Ulang”
  3. Bank Sampah Bersih Istiqomah (BSBI) adalah komunitas pengelolaan sampah di Kota Bogor dengan mengumpulkan sampah dari berbagai unit bank sampah dan menciptakan nilai ekonomi melalui daur ulang.
  4. Pandawara merupakan sekelompok anak muda yang  melakukan aksi nyata dan viral karena membersihkan sungai-sungai secara rutin.
  5. Get Plastic Indonesia bergerak dalam isu lingkungan terutama terkait dengan pengelolaan dan pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Pada akhirnya, kesadaran kolektif itu mendorong pemerintah mengambil beberapa inisiatif untuk mengatasi polusi plastik, di antaranya:

  1. Program Indonesia Bebas Sampah 2025, tujuannya mengurangi sampah plastik di Indonesia hingga mencapai nol sampah plastik di tempat pembuangan akhir.
  2. Melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai gratis di toko-toko modern, seperti supermarket dan minimarket.
  3. Kebijakan dan insentif untuk pengembangan industri daur ulang plastik. 
  4. Program edukasi dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak buruk sampah plastik dan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
  5. Regulasi ketat terhadap industri plastik yang mencakup pembatasan penggunaan bahan plastik tertentu, peningkatan standar produksi, dan pengawasan pada industri yang berkontribusi pada produksi sampah plastik.

Perubahan besar berawal dari langkah kecil, yaitu tindakan individu yang dilakukan bersama akan berdampak signifikan. Kita tak butuh segelintir orang sempurna dalam mencapai nol sampah, tetapi jutaan yang peduli.

Mengurangi plastik sekali pakai bukan sekadar tren, tetapi aksi nyata demi Bumi yang lebih bersih dan sehat. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat melindungi planet ini dan memastikan keberlanjutan kehidupan bagi generasi mendatang.

Penulis: Yanti Damayanti

Editor: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles