Learning Journey: Belajar Asyik Bareng REFO

learning journey REFO

Status kita memang bukan lagi pelajar. Namun untuk terus berkembang, belajar itu seumur hidup! Banyak cara untuk belajar, tidak melulu harus di ruang kelas. Kali ini saya ingin berbagi tentang Learning Journey to Singapore with REFO, sebuah program pembelajaran bagi kita, para pendidik dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

Pada tanggal 5 hingga 9 November 2023 lalu, kami mengadakan study tour ala REFO ke Singapura, Learning Journey to Singapore with REFO 2023. Sebuah program yang didesain oleh REFO untuk memfasilitasi pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan di Indonesia untuk belajar. Belajarnya bukan belajar biasa dan tidak dilakukan di Indonesia, tetapi kita pergi ke negara lain. Namun, ini bukan sekedar jalan-jalan ke luar negeri, ya. Learning Journey ini sebuah rangkaian program, ada konferensi, kunjungan ke beberapa sekolah di negara tersebut, workshops, dan program lainnya yang tujuan intinya adalah pembelajaran.

Kami menginisiasi Learning Journey karena melihat bahwa insan pendidikan Indonesia butuh untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas. Jadi bukan hanya melihat ke dalam, tetapi kita perlu melihat ke luar, karena pasti ada perbedaan dalam sistem belajar mengajar di luar negeri yang bisa kita pelajari. Program ini ditujukan kepada para pimpinan yang menduduki posisi strategis di institusi pendidikan dan para penentu kebijakan pendidikan, agar beliau-beliau ini dapat melihat perkembangan dunia pendidikan di luar Indonesia. Pasti ada yang baik untuk diadaptasi di negara kita. 

Meskipun ini adalah kedua kalinya REFO mengadakan Learning Journey, tetapi saya masih merasakan adanya tantangan dalam pelaksanaannya, yaitu kurangnya kesadaran dari para insan pendidikan tentang pentingnya Learning Journey ini. Mungkin, beliau-beliau ini merasa, “Oh, kalau ke luar negeri sih kami sudah berpengalaman, bisa dilakukan sendiri, nggak perlu dibantu oleh siapa pun.” Padahal, Learning Journey ini, sekali lagi, bukan sekedar jalan-jalan ke luar negeri. Bukan sekedar mengunjungi satu konferensi atau melakukan school visit, tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang menjadi satu kesatuan. Learning Journey juga sebuah kesempatan untuk dapat bertemu dengan insan pendidikan lainnya, baik yang berasal dari Indonesia, maupun negara lain. Jadi ini adalah sebuah kesempatan yang bagus sekali untuk networking.

Nah, demikian gambaran tentang Learning Journey. Ingin tahu bagaimana pengalaman kami dalam Learning Journey to Singapore with REFO 2023? Yang pasti, seru!

Hari pertama berjalan dengan rileks. Kami jalan-jalan menikmati keindahan Gardens by the Bay, sebuah destinasi wisata hortikultura yang lokasinya bersebelahan dengan Marina Reservoir. Hari pertama ini juga kami manfaatkan untuk saling mengakrabkan diri, dan para peserta happy banget karena REFO menggandeng mereka untuk experiencing Learning Journey ini.

Salah satu peserta berasal dari SMP Ar Rafi’ Drajat, Bandung. Sekolah ini luar biasa, walaupun kecil tetapi sangat forward thinking, dan merupakan salah satu Google Reference School di Indonesia. Tak puas dengan status Google Reference School, SMP Ar Rafi’ Drajat ini ingin terus maju dan berkembang. Ingin belajar lebih banyak dan mendapatkan wawasan lebih luas merupakan salah satu alasan mereka mengikuti Learning Journey.

Hari kedua adalah hari di mana kami mulai serius belajar. Pagi itu kami menuju St. Joseph’s Institution International (SJII), salah satu Google Reference School di Singapura. Di SJII kami belajar bagaimana mereka mengimplementasikan kecanggihan teknologi Google dalam sistem belajar mengajar, sehingga bisa menjadi sekolah unggulan.

Selanjutnya adalah Nexus, sebuah program yang memfasilitasi pertemuan antara sekolah-sekolah di Asia Tenggara untuk menjalin kolaborasi beyond the borders. Khususnya sekolah-sekolah pengguna teknologi Google for Education, atau yang memiliki ketertarikan untuk menggunakannya. Acara ini diadakan di Google APAC Headquarters, Singapura.

Jadi, jika sekolah-sekolah peserta Nexus membutuhkan sister schools, mereka sudah ada network yang tepat. Sister schools besar manfaatnya, karena dapat menjembatani komunitas yang berbeda untuk saling berkolaborasi, dan menumbuhkan sikap saling menghargai di antara para siswa dan pendidik lintas batas. Sister schools menciptakan pengalaman pembelajaran yang kaya di luar batas-batas buku teks dan ruang kelas.

Nexus diselenggarakan oleh G-Partners Alliance (GPA), sebuah aliansi yang beranggotakan mitra-mitra resmi Google for Education di Asia Tenggara. GPA ini kami bentuk untuk menjalin kerja sama antara mitra-mitra Google di Asia Tenggara, supaya bisa saling support, saling melengkapi, dan tentunya supaya kami bisa menyediakan sarana dan wadah bagi sekolah-sekolah pengguna teknologi Google agar dapat saling berkolaborasi. Saat ini anggota GPA adalah REFO Indonesia, The S Curve Thailand, dan Q Software Research Filipina. Ke depannya  diharapkan anggotanya akan bertambah, dari seluruh Asia Tenggara, dan bahkan seluruh Asia.

Selama Nexus berlangsung, saya melihat peserta sangat antusias. Mereka semangat untuk belajar, dan punya keinginan untuk saling berkolaborasi yang kuat.  Tentu saja saya happy melihat itu. Nexus, yang baru pertama kali ini, terselenggara dengan baik dan lancar. Nexus akan menjadi program tahunan, dan ke depannya, tidak menutup kemungkinan bahwa Nexus ini akan diadakan di negara lain.

Setelah Nexus selesai, kami tour di Google APAC Headquarters, Singapura. Selain menyaksikan asyiknya kantor Google, kami juga mempelajari ekosistem Google yang canggih. Dan, tentu saja, kami semua excited!

Hari ketiga kami menghadiri pre-conference EDUtech Asia 2023, di mana kami mengikuti workshop dengan beragam topik sehubungan teknologi pendidikan. Pre-conference ini perlu untuk diikuti agar kita bisa merasakan satu siklus konferensi yang lengkap. Karena topik dan pembicara yang tersedia begitu beragam, kita harus pintar-pintar memilih agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan, baik untuk pribadi maupun institusi kita, sehingga kita akan mendapatkan pengetahuan pragmatis dan applicable untuk kemudian bisa diimplementasikan. Baiknya, lakukan semacam research terhadap topik dan pembicara sebelumnya.

Hari keempat dan kelima adalah puncak acara EDUtech Asia 2023, yaitu konferensi dan ekshibisi. Selama dua hari ini, tiga orang dari tim REFO menjadi pembicara dalam sesi Show & Tell. Saya sendiri menjadi Moderator dalam sesi Panel dengan topik “Let’s Get Digital: Improving Curriculum and Pedagogy For Digital Education”.

Secara penyelenggaraan, EDUtech Asia 2023 berjalan dengan baik dan lancar. Saya pribadi belajar tentang bagaimana menyelenggarakan konferensi dan ekshibisi. Tak hanya itu, saya dan tim REFO juga belajar dan menambah “jam terbang” dengan menjadi pembicara untuk audiens tingkat internasional. 

Untuk peserta Learning Journey secara keseluruhan, tak hanya mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari sesi-sesi yang kami ikuti, tetapi juga punya kesempatan untuk menjalin network dengan like-minded people dalam acara ini. Networking itu penting untuk membina meaningful relationship, saling mendukung, dan bertumbuh bersama. Networking juga menciptakan reputasi profesional yang positif. Interaksi dan andil kita dalam network akan berkontribusi pada positioning kita dalam industri.

Saya bertemu dengan beberapa pihak, yang merupakan sebuah opportunity untuk business development. Hal ini juga berlaku untuk institusi pendidikan, Anda bisa bertemu dengan sekolah-sekolah lain yang punya kesamaan interest. Karena dalam konferensi seperti EDUtech Asia inilah hadir orang-orang dari similar industry, sehingga networking opportunity itu sangat luas.

Lima hari Learning Journey to Singapore with REFO 2023 selesai sudah. Rasanya lega, deh. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini berlangsung dengan lebih organized dan menyenangkan.

Setelah dua kali mengadakan Learning Journey, saya terinspirasi untuk sedikit mengubah format program ini. Tahun depan, Learning Journey tidak dibuka untuk umum, jadi akan menjadi sebuah program eksklusif yang pesertanya by invitation only. Diperuntukkan bagi sekolah-sekolah yang benar-benar ingin belajar dan merasa butuh bantuan agar dapat mengalami sebuah rangkaian program yang dirancang secara khusus untuk pembelajaran. Jadi mungkin, peserta Learning Journey tahun depan justru dari sekolah-sekolah di daerah, yang akses langsungnya untuk studi banding ke luar negeri lebih kecil. Karena pesertanya nanti lebih sedikit, jadi akan lebih fokus dan akrab.

Demikian sharing saya tentang Learning Journey to Singapore with REFO tahun ini. Program ini bukan hanya wadah untuk Anda belajar, tetapi juga untuk REFO sendiri terus belajar. Kita semua tidak boleh puas “hanya sampai di sini”, tetapi harus terus berkeinginan untuk maju dan berkembang.

Mari terus belajar, karena seperti yang dikatakan oleh Zig Ziglar, “If you are not willing to learn, no one can help you. If you are determined to learn, no one can stop you.

Salam hangat,

Pepita

Share :

Related articles