Sebelum Buka Sekolah, Apa yang Harus Dikomunikasikan?

Kebanyakan sekolah mengerti bahwa ada protokol kesehatan yang harus disiapkan sebelum membuka sekolah di masa pandemi. Tapi dari berbagai input yang disampaikan oleh guru, murid, orang tua maupun administrator sekolah, tidak ada pedoman bagaimana mengkomunikasikan pembukaan sekolah dan perilaku seperti apa yang sekolah minta dari para guru, siswa dan orang tua murid.

Untuk memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman bagi siswa dan guru yang taat protokol, REFO Indonesia bersama KawalCOVID19.id memberikan panduan 4 hal harus dikomunikasikan dan disetujui oleh warga sekolah sebelum sekolah dibuka:

  1. Buat perjanjian dengan orang tua, guru, vendor dan anak didik

Tidak cukup hanya sekedar meminta persetujuan orang tua untuk mengirimkan anaknya kembali ke sekolah. Harus ada perjanjian yang menjelaskan 

  • apa saja protokolnya, 
  • apa konsekuensinya bila melanggar, dan
  • minta tanda tangan mereka sebagai bukti persetujuan untuk menaati hal-hal tersebut. 

Perjanjian ini penting karena dua poin berikut:

  • Tingkat kewaspadaan dan pengetahuan tiap orang tentang COVID-19 berbeda, karenanya harus dijelaskan satu persatu lagi. Sekolah harus jadi tempat yang aman bagi mereka yang taat protokol. Jangan buka peluang bagi satu orang abai untuk menyebarkan misinformasi dan virus penyakit di sekolah
  • Bila terjadi pelanggaran, menindak staf/murid/orang tua yang abai akan lebih mudah karena sudah ada perjanjian dengan pihak sekolah

Bagaimana bila ada pihak yang tidak setuju dengan aturan yang ditetapkan sekolah mengenai protokol kesehatan? Mereka berhak untuk tidak setuju, tapi sebagai akibatnya harus tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh. Bila yang tidak setuju adalah guru atau vendor, mereka tidak bisa melakukan pekerjaannya dari lingkungan sekolah. Guru bisa tetap mengajar tapi dikhususkan untuk PJJ atau tugas administratif yang bisa dilakukan dari rumah, sementara vendor bisa diminta untuk mengganti dengan staf lain yang mau menaati protokol.

Untuk mendapatkan poin-poin yang perlu dicantumkan dalam perjanjian dengan orang tua, guru, vendor dan murid SMP/SMA, klik di sini

  1. Pasang poster himbauan dan penanda jaga jarak
  • Di kantin, toilet dan area cuci tangan, pasang poster cara cuci tangan yang benar
  • Di koridor dan kelas, pasang poster cara memakai masker dan jaga jarak yang benar
  • Di perpustakaan dan kantin, pasang poster untuk tidak ngobrol dan tetap jaga jarak
  • Di koridor, bangku panjang, ruang ibadah, tangga dan jalur keluar/masuk yang menimbulkan antrian perlu ada penanda jaga jarak untuk mengingatkan siswa dan penjemput bahwa mereka tidak boleh berdempetan
  1. Buat jalur pelaporan pelanggaran

Dari berbagai laporan pelanggaran yang telah diterima kawalcovid19.id tentang pelanggaran protokol di sekolah, rata-rata mengatakan sudah mencoba memberi masukan melalui komite sekolah atau guru, tapi tidak ditanggapi. Atau tidak mau melaporkan langsung karena takut mengalami bullying dari pihak sekolah. Beberapa sudah mengalami bullying ketika menanyakan kejelasan protokol atau mengatakan tidak setuju dengan keputusan membuka sekolah terlalu awal.

Sekolah harus jadi tempat dimana warganya yang taat protokol tidak takut melaporkan pelanggaran protokol, setidaknya secara anonim. 

Karenanya, perlu dibuat jalur pelaporan pelanggaran protokol ke Satgas sekolah, bisa via e-mail, aplikasi chatting seperti WhatsApp, formulir online seperti Google Form, atau dalam pertemuan orang tua murid. Dengan melapor ke Satgas sekolah, laporan bisa ditindak lanjuti dengan lebih obyektif dan independen. Bila hanya dilaporkan ke guru atau kepala sekolah, mereka bisa memiliki bias tertentu dan belum tentu menanggapi laporannya.

  1. Buka tiap jam pelajaran dengan pesan kesehatan

Masker sewaktu-waktu akan melorot. Tangan akan kotor sesudah makan atau jam prakarya. Karenanya, di awal jam pelajaran tiap guru perlu mengingatkan agar masker dibenarkan posisinya, cuci tangan, tidak saling meminjam buku atau alat tulis.

Empat tips ini dibuat agar sekolah menjadi tempat yang aman bagi mereka yang setuju untuk menaati berbagai protokol, sekaligus melindungi sekolah dari potensi masalah di kemudian hari karena dianggap tidak menjelaskan berbagai protokol yang harus dipatuhi. 

Penjelasan lengkap bisa didengarkan di sini, dan panduannya bisa diunduh di link ini.

Penulis : Elina Ciptadi

Artikel terkait:

Share :

Related articles