Dunia Semakin Digital? Kuasai Literasi Ini!

literasi AI

Konsep konvensional literasi adalah keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Namun, literasi berkembang dan berevolusi seiring keterlibatan manusia dengan informasi dan pembelajaran melalui teknologi digital.

Literasi memberdayakan dan memerdekakan manusia. Di luar kepentingannya sebagai bagian dari hak atas pendidikan, literasi meningkatkan taraf hidup dengan memperluas kemampuan yang akan dapat mengurangi kemiskinan, meningkatkan partisipasi di pasar tenaga kerja, dan memiliki efek positif pada kesehatan dan pembangunan berkelanjutan.

Literasi itu penting. Untuk itu, sejak tahun 1967 UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Literasi Internasional. Pada peringatannya tahun ini, mari kita sama-sama belajar tentang beberapa literasi yang dibutuhkan untuk menghadapi zaman yang terus berkembang ini.

Secara konvensional, literasi dipahami sebagai keterampilan calistung. Namun, di dunia yang semakin digital, di mana semuanya serba teknologi dan serba artificial intelligence (AI), literasi pun semakin berkembang. Kita harus memiliki keterampilan yang tepat dan memadai untuk mengikuti perkembangan teknologi.

UNESCO menyatakan bahwa literasi kini dipahami sebagai sarana identifikasi, pemahaman, interpretasi, kreasi, dan komunikasi di dunia yang semakin digital, termediasi teks, kaya informasi, dan berubah dengan cepat. Literasi adalah rangkaian pembelajaran dan kemahiran dalam membaca, menulis, dan menggunakan angka sepanjang hidup. Keterampilan literasi berkembang dan berevolusi seiring dengan semakin banyaknya orang yang terlibat dengan informasi dan pembelajaran melalui teknologi digital.

Literasi apa saja yang wajib kita kuasai untuk menavigasi pesatnya perkembangan teknologi?

1. Literasi Digital

UNESCO mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Hal ini mencakup kompetensi yang sering disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.

  • Memiliki keterampilan teknis dan kognitif untuk memproses informasi dalam berbagai format.
  • Dapat menggunakan berbagai teknologi secara efektif.
  • Memanfaatkan fitur-fitur digital untuk berkolaborasi dengan orang lain, berpartisipasi aktif dalam masyarakat, dan mengembangkan komunitas.

Literasi digital telah menjadi sangat penting untuk berfungsi secara kritis dan efektif di dunia digital, oleh karena itu kita harus mendorong pengajaran dan pembelajarannya untuk segala usia. Keterampilan seumur hidup yang akan kita kembangkan berarti bahwa kita akan menggunakan platform digital dengan bijaksana dan bertanggung jawab, mampu menerapkan keterampilan di berbagai media dan aplikasi, serta mengelola jejak digital kita secara positif.

2. Literasi Data dan Keterampilan Data

Forrester Consulting menyatakan dalam studinya bahwa literasi data berarti memahami, mengeksplorasi, menggunakan, membuat keputusan, dan berkomunikasi dengan data. Sedangkan keterampilan data adalah teknik yang digunakan untuk memahami dan mengkomunikasikan data. Keterampilan data dasar meliputi literasi data dan analisis data dasar. Keterampilan tingkat lanjut meliputi ilmu data, AI, pembelajaran mesin, dan teknik analisis tingkat lanjut.

Berikut adalah pentingnya literasi data dan keterampilan data menurut Forrester Consulting:

  • Literasi data menghasilkan manfaat yang dramatis. Peningkatan inovasi, pengalaman pelanggan yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik, pengurangan biaya, retensi yang lebih baik, dan peningkatan pendapatan berada di urutan teratas dalam daftar manfaat.
  • Keterampilan data diakui sebagai hal yang sangat penting bagi semua pekerja. Para pengambil keputusan dan karyawan menganggap keterampilan data dasar sebagai keterampilan yang paling penting untuk kesuksesan karyawan. Pada tahun 2025, hampir 70% karyawan diperkirakan akan banyak menggunakan data dalam pekerjaan mereka.

Masih menurut studi dari Forrester Consulting, para pengambil keputusan dan karyawan setuju bahwa keterampilan data yang lebih baik akan terus menjadi kunci utama bagi individu dan tim.

  • Para pengambil keputusan mengatakan bahwa keterampilan data dasar adalah yang paling penting bagi karyawan untuk meraih kesuksesan. Dalam tiga tahun ke depan, para pengambil keputusan mengatakan bahwa keterampilan data tingkat lanjut akan menjadi yang terpenting.
  • Karyawan juga merasakan hal yang sama – keterampilan data dasar berada di urutan teratas dalam daftar mereka.
  • Literasi data membuat karyawan menjadi lebih baik.
    • Perusahaan menghargai karyawan yang terampil menggunakan data karena mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik serta lebih produktif dan inovatif.
    • Karyawan setuju, dengan mengatakan bahwa mereka menggunakan data untuk membuat keputusan yang lebih baik (83%) dan lebih cepat (82%).

3. Literasi Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence (AI) mengacu pada sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti menulis teks, menghasilkan gambar, pengenalan suara, pengambilan keputusan, dan penerjemahan bahasa. AI didasarkan pada gagasan untuk menciptakan mesin yang dapat berpikir dan belajar seperti manusia, menggunakan algoritma yang dapat memproses data dalam jumlah besar dan menarik kesimpulan darinya.

Dengan tersedianya AI Generatif, potensi AI menjadi lebih mudah dipahami oleh banyak orang. Semakin banyaknya aplikasi ramah pengguna yang terus berkembang telah membuat AI lebih mudah diakses dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam konteks pendidikan. Karena teknologi ini terus berkembang, dengan potensi aplikasi baru yang dieksplorasi setiap saat, literasi AI menjadi semakin penting.

Literasi AI mengacu pada kompetensi yang kita semua perlukan sebagai fondasi di dunia yang ditingkatkan dengan teknologi AI. Tidak ada kerangka kerja tunggal untuk literasi AI, tetapi kemampuan yang paling relevan dengan dunia pendidikan meliputi beberapa kemampuan berikut:

  • Mengenali AI dan saat berinteraksi dengannya, baik di platform yang sudah ada maupun yang baru.
  • Mengembangkan pengetahuan dasar tentang cara kerja berbagai jenis AI dan peran manusia dalam AI.
  • Menganalisis secara kritis apa yang dapat dilakukan oleh AI dan membedakan jenis-jenis AI.
  • Mengembangkan kesadaran tentang apa yang mungkin dapat dilakukan oleh AI di masa depan.
  • Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan keterbatasan AI.
  • Mengembangkan kesadaran kritis tentang bagaimana komputer belajar dari data dan dampaknya.
  • menjelaskan isu-isu etika utama seputar AI dan penggunaannya dalam pendidikan, termasuk untuk integritas akademik.
  • Mengevaluasi secara kritis informasi yang dihasilkan oleh AI dan membuat keputusan yang tepat tentang penggunaannya dalam pekerjaan Anda.
  • Berkomunikasi dengan AI dengan baik, termasuk membuat prompt yang efektif.

Keterampilan-keterampilan AI non-teknis secara lengkap dapat Anda baca kembali dalam artikel REFO sebelumnya ini.

REFO menyadari besarnya potensi dari pemanfaatan AI untuk pembelajaran, dan pendidikan secara umum. Namun, perlu juga kita sadari bersama etika dan risiko dari penggunaan alat-alat bertenaga AI ini. Untuk itu, REFO menyelenggarakan Indonesia Future of Learning Summit (IFLS) pada tanggal 21 September 2024. Tahun ini IFLS mengusung tema “Integrating AI into Learning”, di mana akan dibahas tuntas tentang pemanfaatan AI dalam pembelajaran, yang tentunya akan membantu kita semua mempertajam literasi AI kita masing-masing.

IFLS 2024 menghadirkan para pembicara yang ahli dalam bidangnya, yang akan membantu kita semua memahami segala hal tentang AI. Adapun Pembicara Utama dalam IFLS adalah:

  • Noudhy Valdryno – Government and Public Policy Expert, dari Indonesia. Dalam sesinya yang berjudul “AI in Education: Bridging Policy Gaps and Setting Standards” akan dibahas bagaimana mengatasi kurangnya kebijakan dan regulasi AI dalam pendidikan, aspek AI yang tepat untuk diimplementasikan, serta adopsi AI dalam pendidikan dan bisnis.
  • Dr. Égo Obi – Ethical AI Expert, dari Britania Raya. Dalam sesinya yang berjudul “Reimagining Education with AI: The Challenges and Opportunities” akan dibahas pentingnya pengembangan kebijakan, pertimbangan etis, perspektif global, langkah-langkah praktis untuk implementasi AI, serta bagaimana memilih alat bertenaga AI yang tepat untuk pembelajaran.
  • Jeff Lee – Founder and CEO Zoala, dari Singapura. Dalam sesinya yang berjudul “AI Guardians: Redefining Student Wellbeing and Educator Support” akan dibahas tentang bagaimana AI dapat meningkatkan literasi kesehatan mental di kalangan pendidik, siswa, dan orang tua, termasuk implementasi teknologi bertenaga AI terkait kesehatan mental untuk meningkatkan pengalaman pengajaran dan pembelajaran.
  • Miklos Sunario – CEO and Co-founder EduBeyond, dari Kanada. Dalam sesinya yang berjudul “AI-Driven Personalized Learning to Solve Systemic Issues” akan dibahas peran AI dalam mempersonalisasi pembelajaran, dan Miklos akan berbagi wawasan dan visinya tentang bagaimana AI dapat membentuk masa depan pendidikan di Indonesia.

Selain empat Pembicara Utama tersebut, akan hadir sesi “Ter AI AI” di mana para pakar dan praktisi pendidikan akan mendemonstrasikan bagaimana menggunakan AI untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas. Adapun pembicara dalam sesi keren ini adalah:

  • Steven Sutantro – Principal Learning Consultant REFO, yang akan membawakan demo slam “Crafting Video in Seconds with AI in Google Vids”.
  • Devi Yulianty – Pendidik SMA Negeri 3 Sumedang, yang akan membawakan demo slam “Crafting an Engaging Climate Change Narratives with Leonardo.ai”.
  • Adi Iskandar – Pendidik SMP Negeri 240 Jakarta, yang akan membawakan demo slam “Using Gemini to Gamify Learning with a Monopoly-Style Board Game”.

Kesempatan untuk berbagi dan berdiskusi langsung dengan pakar seperti ini tidak sering terjadi di Indonesia. Pastikan Anda menjadi bagian dalam membentuk generasi masa depan Indonesia dalam IFLS 2024.

Yuk, tingkatkan literasi AI kita dengan segera mendaftarkan diri Anda sekarang melalui tautan ini.

Penulis: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles