Hari Kesaktian Pancasila, sebuah agenda tahunan bertujuan agar kita bisa selalu mengingat nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia tersebut. Bagaimana menerapkannya dalam kehidupan nyata?
Tepat hari ini, 58 tahun yang lalu, tujuh anggota TNI AD menjadi martir dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Karenanya, beliau-beliau ini kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi.
Mengapa kita masih perlu memperingati Hari Kesaktian Pancasila?
Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah hasil budaya bangsa. Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan. Jika tidak, negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang penting. Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna yang mendalam dalam sejarah dan kehidupan bangsa Indonesia. Selain sebagai momen untuk mengenang dan menghormati para Pahlawan Revolusi, peringatan ini juga menjadi refleksi terhadap Pancasila sebagai ideologi dasar negara. Pancasila harus diterapkan dalam pendidikan agar norma yang terkandung dapat ditanamkan dalam diri peserta didik.
Lalu bagaimana mengajarkan pendidikan Pancasila kepada murid-murid kita? Bagaimana implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut pendidikan karakter berdasarkan nilai Pancasila, seperti yang tertuang dalam jurnal Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
- Tekun menjalankan ibadah.
- Tidak berbohong kepada siapa pun.
- Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayanginya.
- Tidak menyontek ketika ulangan, mengerjakan tugas di kelas maupun tugas di rumah.
- Tidak mengganggu teman yang berlainan agama.
- Menceritakan suatu kejadian berdasarkan sesuatu yang diketahuinya, tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi.
- Percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apa pun, karena Tuhan sudah memberikan kelebihan dan kekurangan kepada setiap manusia.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- Menolong teman yang sedang kesusahan.
- Tidak membeda-bedakan dalam memilih teman.
- Berbagi makanan dengan teman lain.
- Mengajari teman yang belum paham pelajaran tertentu.
- Memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan saat berada dalam kendaraan umum.
- Tidak memaki-maki teman yang bersalah kepada kita.
- Meminta maaf apabila melakukan kesalahan.
- Mau memaafkan orang yang bersalah pada kita.
- Hormat dan patuh kepada guru.
- Hormat dan patuh kepada orang tua.
3. Persatuan Indonesia
- Mengikuti upacara bendera dengan tertib.
- Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
- Tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain.
- Memakai produk-produk dalam negeri.
- Menghormati setiap teman yang berbeda agama, suku, dan budayanya.
- Bangga menjadi warga negara Indonesia.
- Tidak sombong dan membangga-banggakan diri sendiri.
- Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
- Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan masalah.
- Memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas atau organisasi dalam sekolah.
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan teman lain.
- Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- Berani mengemukakan pendapat di depan umum.
- Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersama dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Berlaku adil kepada siapa pun.
- Seorang ketua memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya.
- Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan memberi nasihat kepada siswa yang malas.
- Bersikap objektif dalam menyelesaikan masalah
- Tidak pilih-pilih dalam berteman.
- Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
Mari memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan mengimplementasikan nilai-nilai luhurnya, dan mengajarkan kepada anak-anak kita, baik di rumah maupun sekolah.
Penulis: Ega Krisnawati
Artikel terkait: