Yuk, Bangkitkan Gerakan Cinta Belajar!

cinta belajar

Pendidikan memainkan peran kunci dalam pembangunan bangsa. Pendidikan harus merata, dan dibutuhkan campur tangan berbagai pihak untuk mewujudkannya. Untuk itu, perlu kita bangkitkan rasa cinta belajar.

Perbaikan pendidikan berdampak positif terhadap berbagai lini. Sebuah studi memperlihatkan bahwa investasi di bidang pendidikan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Meski dampaknya baru terlihat dua tahun kemudian, studi ini tetap mendukung prinsip pentingnya peningkatan pendidikan dalam memajukan ekonomi.

Pendidikan tidak hanya sebatas mendapatkan ijazah, tetapi merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia secara umum. Pendidikan berdampak dalam meningkatkan taraf hidup. SDM yang berkualitas tentunya akan lebih mudah diserap oleh dunia kerja dan menerima penghasilan yang lebih baik. Bahkan, individu tersebut berpotensi membuka usaha dan menyerap tenaga kerja. Individu yang berpendidikan juga cenderung lebih sehat, karena lebih memahami risiko penyakit dan memiliki penghasilan yang cukup untuk mendukung gaya hidup yang sehat.

Begitu besar manfaat pendidikan, maka sudah sewajarnya jika pembangunan ekosistem belajar menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah berkewajiban meregulasi ranah pendidikan formal. Sedangkan di tingkat masyarakat, perlu ada partisipasi langsung dalam membangkitkan rasa cinta belajar.

Apa saja yang bisa kita lakukan?

Mulai dari Diri Sendiri
Ekosistem belajar masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak dimulai dari anggota-anggotanya. Pendidikan memiliki dampak besar, karenanya kita perlu proaktif dalam penyelenggaraannya. Jika kita memiliki kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan dan menularkannya ke lingkungan sekitar, maka membangun ekosistem belajar di masyarakat pun akan terjadi secara organik.

Menurut Indeed, tiga keterampilan utama yang dibutuhkan di abad 21 adalah kemampuan belajar dan berinovasi, kemampuan berbahasa, dan keterampilan hidup. Dalam era digital seperti sekarang, semua orang memiliki akses untuk belajar berbagai keterampilan tersebut melalui beragam situs dan aplikasi yang dapat dilakukan secara mandiri.

Berikut beberapa sumber daring untuk pembelajaran mandiri:
Udemy: platform ini menawarkan berbagai kursus, dari coding, desain digital, keahlian media sosial, hingga pengembangan diri seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif, komunikasi, dan pemikiran analitis. Biayanya terjangkau, apalagi jika dibayarkan secara berkelompok untuk dipelajari bersama-sama.
Duolingo: kemampuan berbahasa asing sangat penting di era globalisasi, dan Duolingo memberikan platform belajar bahasa yang interaktif dan menarik. Selain menggunakan konsep gamifikasi, Duolingo juga memiliki fitur pertemanan yang dapat memacu keinginan belajar ketika melihat kemajuan belajar teman-teman lainnya.
YouTube: platform ini menawarkan banyak pengetahuan praktis untuk kehidupan sehari-hari, dari hal sederhana seperti memasak hingga tip pengelolaan area wisata agar menarik dan berkelanjutan. Dari YouTube kita bisa belajar atau mencari inspirasi kegiatan bermanfaat untuk acara khusus di lingkungan setempat.

Tumbuhkan Rasa Cinta Membaca kepada Anak
Orang tua harus menjadi teladan belajar bagi anak-anaknya dengan memperlihatkan kebiasaan membaca dan menyematkan pengetahuan ke anak-anak di setiap kesempatan.

Minat membaca anak bisa ditumbuhkan sejak dini dari rumah. Untuk mewujudkan ini, orang tua perlu berperan aktif. Agar anak tertarik, orang tua bisa membacakan buku, membuat pojok buku sederhana di rumah, mengajak anak ke perpustakaan atau toko buku, hingga menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan minat anak.

Minat baca penting dalam proses belajar. Anak-anak yang rajin membaca dinilai punya kemampuan berbahasa yang lebih baik dibanding mereka yang tidak membaca. Selain itu, membaca juga membantu mengembangkan imajinasi dan kemampuan kognitif anak. UNICEF menyebutkan bahwa membaca bersama anak selama 10-15 menit setiap hari dapat memantik ketertarikan mereka terhadap buku. Apabila ini dilakukan secara konsisten dan interaktif, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang gemar membaca dan mendorong anak berkembang secara optimal. Selain itu, tumbuhnya minat baca juga mengurangi ketergantungan anak pada gawai.

Membangun Perpustakaan Lingkungan
Masyarakat dapat bergotong royong untuk membangun perpustakaan di lingkungannya, dan tidak perlu berukuran besar.

Inisiatif seperti Bookhive membuktikan bahwa perpustakaan tidak selalu membutuhkan bangunan khusus berukuran besar. Inisiatif ini dapat ditempatkan di lokasi-lokasi seperti terminal transportasi umum dan taman kota. Masyarakat dapat membaca saat menemani anaknya bermain di taman kota atau ketika menunggu kereta datang. Konsep ini sangat mudah untuk diadopsi oleh wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Koleksi bacaannya dapat diperoleh dari masyarakat maupun mengajak partisipasi penerbit-penerbit untuk menyumbangkan buku.

Bekerjasama dengan Pihak Lain
Masyarakat juga bisa mengajak pihak swasta, terutama yang beroperasi di lingkungan setempat, untuk berpartisipasi dalam mengembangkan ekosistem cinta belajar. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR), pihak swasta dapat berdiskusi dengan pimpinan masyarakat untuk menentukan program-program edukatif yang tepat guna.

Selain itu, masyarakat juga dapat berdiskusi dengan pihak museum dan pemerintah setempat untuk mengadakan program-program edukatif menarik seperti dongeng sejarah atau kegiatan rekayasa dan eksperimen sains yang memperkenalkan cara kerja hal umum di kehidupan sehari-hari.

Mari membangun gerakan rasa cinta belajar di dalam diri sendiri dan menularkannya ke orang-orang di sekitar untuk masyarakat Indonesia yang madani. Ingatlah bahwa Generasi Emas 2045 Indonesia bukan hanya mengenai anak-anak di masa kini, tetapi juga kaum dewasanya. Kita semua menentukan masa depan Indonesia.

Selamat Hari Pendidikan Internasional!

Penulis: Dania Ciptadi

Artikel terkait:

Share :

Related articles