Investasi Pendidikan untuk Perempuan sebagai Modal Generasi Penerus Bangsa

International Women's Day

“Give me an educated mother, I shall promise you the birth of a civilized, educated nation.”  — Napoleon Bonaparte.

Sepanjang sejarah keberadaan manusia di Bumi, ibu selalu menjadi fondasi keluarga. Ibu tak hanya melahirkan, tetapi juga mengasuh dan mendidik hingga anak-anaknya menjadi manusia dewasa yang mandiri. Mengingat anak menghabiskan masa pertumbuhannya bersama keluarga, peran ibu menjadi begitu krusial dalam pengasuhan dan pendidikan, sebelum sang anak terjun ke lingkungan yang lebih luas.

Meski tugas pengasuhan membutuhkan peran ibu dan ayah, tak bisa dipungkiri bahwa di tahun-tahun awal kehidupan, anak sangat melekat dengan ibunya. Hal ini karena ibu diperlengkapi dengan insting nurturing. Setidaknya, lima tahun pertama kehidupan anak menjadi periode emas yang tidak boleh dilewatkan. Harapannya, pada periode tersebut anak mendapatkan stimulasi yang tepat, agar pertumbuhan sosial, emosional, dan kognitifnya berkembang dengan baik.

Oleh karena itu, tugas ibu bisa dibilang “lebih berat” karena menjadi pendidik pertama anak-anaknya. Ibulah yang membentuk fondasi karakter dan kecerdasan anak. Sebelum bertemu pendidik di lingkungan sekolah, anak-anak terlebih dahulu belajar dari ibunya, melalui permainan sederhana di rumah, serta percakapan dan kehidupan sehari-hari.

Sayangnya, hingga saat ini masih saja ada stigma bahwa perempuan, yang notabene nantinya akan menjadi ibu “yang hanya di rumah saja”, tidak memerlukan pendidikan tinggi. Hal itu dibuktikan masih banyaknya praktik pernikahan dini, di mana banyak sekali anak perempuan justru dinikahkan dan “dipaksa” menjalani peran menjadi istri dan ibu di usia yang masih belia.

Sudah ada banyak peneliti yang melakukan riset mengenai korelasi pendidikan ibu terhadap perkembangan kognitif anaknya. Ibu yang mendapatkan akses pendidikan tinggi lebih mampu memberikan pengasuhan yang memadai bagi anaknya, khususnya kemampuan berbahasa di usia awal. Membacakan buku, mengajarkan berbicara, dan memberikan stimulasi kepada anak sangat mungkin dilakukan oleh para ibu yang melek literasi. Mereka memiliki akses untuk melakukan riset pustaka dan mencari metode pembelajaran yang paling cocok bagi anak mereka.

Jurnal Internasional Riset Pembelajaran, Pengajaran, dan Pendidikan karya Dyah Lyesmaya, Bachrudin Musthafa, dan Dadang Sunendar berjudul “The Role of Mother’s Education and Early Skills in Language and Literacy Learning Opportunities dijelaskan bahwa anak-anak yang memiliki ibu berlatar belakang pendidikan tinggi mendapatkan kesempatan yang jauh lebih besar untuk belajar bahasa dan literasi dibandingkan anak-anak dengan ibu berpendidikan rendah. Oleh karena itu, anak-anak pada kelompok pertama memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik dibandingkan anak-anak pada kelompok kedua.

Kemampuan berbahasa (oral language skill) sangat penting bagi anak usia dini karena hal ini berkaitan dengan kemampuan mereka nantinya saat belajar di sekolah. Anak-anak yang mampu berbahasa dengan baik dan sudah terpapar oleh literasi sejak dini akan memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami materi pembelajaran di sekolah. Ketika seorang anak memiliki kecakapan yang mapan dalam hal bahasa dan pemahaman materi, tentunya prestasi di sekolahnya lebih baik sehingga bisa menjadi salah satu faktor kesuksesannya dalam menjalani pendidikan.

Tidak ada yang sia-sia dari pendidikan yang didapatkan perempuan. Berapa pun biaya yang dikeluarkan untuk menyekolahkan seorang perempuan, tidak perlu dianggap sebagai kerugian ketika perempuan itu melepaskan kariernya dan memilih untuk mendampingi anak di rumah.

Seperti kutipan terkenal dari Napoleon Bonaparte, “Berikan saya satu ibu berilmu, darinya akan lahir sebuah bangsa yang bermartabat dan berpendidikan.”

Selamat Hari Perempuan Sedunia, mari kita mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia, khususnya dalam hal pendidikan yang memadai bagi para (calon) ibu agar dapat menciptakan generasi penerus yang cemerlang dan bermasa depan cerah.

Penulis: Diah Lucky Natalia

Artikel terkait:

Share :

Related articles