Transformasi Digital dengan Google for Education

google for education

Indonesia adalah negara maritim dengan lebih dari 17.000 pulau. Menjangkau seluruh wilayah secara fisik, demi pemerataan pendidikan, bukanlah hal yang mudah. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah menggunakan internet. Inilah mengapa transformasi digital menjadi hal yang krusial.

Pandemi COVID-19 mengajarkan banyak hal. Semua bidang terpengaruh, dan merasakan tantangan untuk dapat tetap menjalankan aktivitas. Tak terkecuali dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran tradisional terhenti, sekolah ditutup, dan ruang kelas konvensional berubah menjadi ruang kelas virtual.

Saat ini, kita telah berada dalam masa pascapandemi, tetapi wajah pendidikan di Indonesia sudah telanjur berubah. Apakah dengan PTM 100%, lalu kita lupakan pembelajaran daring? REFO pun telah mengadakan studi tentang tren teknologi pendidikan selepas pandemi, artikelnya dapat dibaca secara lengkap di sini.

Pembelajaran pascapandemi ditandai dengan kehadiran digitalisasi yang kuat. Teknologi memegang peran penting dalam pembelajaran, dan hybrid learning menjadi primadona karena dianggap efektif.

Dr. Romi Siswanto, M.Si., dalam publikasi Kemendikbudristek RI, menyatakan bahwa ekosistem pendidikan digital Indonesia memiliki ruang kendali yang sangat beragam, termasuk perbedaan geografis, dan berbagai kesenjangan; dalam distribusi infrastruktur, kemampuan digital pendidik, dan metode pengajaran yang berbeda. Mengandalkan alat dan metode tradisional saja tidak hanya tidak efektif, tetapi juga berpotensi mahal. Di era sekarang ini, masyarakat harus menjalani transformasi digital, yang merupakan awal dari penciptaan cara baru, yang lebih efektif dan efisien, untuk menggantikan proses lama. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

REFO sadar bahwa mengemban tanggung jawab sebagai pendidik dalam era ini tidaklah mudah. Penerapan digitalisasi pendidikan menjadi sebuah keniscayaan, sekolah dan guru harus seutuhnya bertransformasi secara digital. Dalam artikel ini akan diperkenalkan secara singkat strategi untuk bertransformasi digital secara total dalam pendidikan.

Kenali tantangan dalam memulai transformasi digital

Ada beberapa tantangan bagi sebuah institusi dalam memulai transformasi digital, sebagai berikut:

  1. Terjadinya gangguan yang merugikan akibat pandemi

Education at a Glance 2022: OECD Indicators menyatakan paruh kedua 2021 dan paruh pertama 2022 ditandai dengan tantangan yang terus-menerus karena pandemi COVID-19, tetapi juga secara bertahap kembali normal berkat vaksinasi yang meluas. Meskipun beberapa negara masih mengalami periode penutupan sekolah, tetapi tidak semasif pada tahap awal pandemi. Namun, ketidakhadiran guru dan siswa, baik karena infeksi COVID-19 maupun masa karantina, tetap mengganggu proses pembelajaran. Saat fokus bergeser dari manajemen krisis ke pemulihan, mengevaluasi dampak pandemi dan memulihkan konsekuensinya menjadi prioritas, dan 80% negara mendesain program pemulihan belajar dengan berbagai perangkat digital.

  1. Terlalu banyak perangkat

Education Week menyatakan bahwa penggunaan perangkat teknologi yang mencapai tiga kali lipat, justru menjadi masalah.

  1. Ancaman cyber attacks

Check Point Research mencatat pada tahun 2021, terjadi peningkatan cyber attacks sebesar 29% di berbagai institusi pendidikan di dunia.

Konsolidasi teknologi dalam satu platform

Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, perlu adanya konsolidasi teknologi dalam satu platform untuk mengurangi biaya, meningkatkan keamanan, serta hemat waktu dan energi.

Salah satu platform yang dapat digunakan adalah Google Workspace for Education, yang juga bisa diakses menggunakan Akun belajar.id, sebuah perangkat yang memberdayakan guru dan siswa untuk pembelajaran dari mana pun.

Berikut adalah manfaat yang bisa diperoleh dalam edisi dasar (tidak berbayar) Google Workspace for Education, yaitu Education Fundamentals.

Informasi mengenai edisi-edisi Google Workspace for Education lainnya dapat dibaca dalam artikel ini.

Meningkatkan keterampilan digital

Alat-alat Google Workspace for Education dapat membantu siswa membangun keterampilan digital. SADA Report melaporkan beberapa contoh keterampilan digital yang dapat dipelajari, sebagai berikut:

SADA Report juga mencatat bahwa 75% pekerja masa depan memilih Google Workspace sebagai platform untuk kegiatan harian.

Tingkat kompetensi guru yang tidak konsisten dalam penggunaan TIK

Mengutip Dr. Romi Siswanto, M.Si., tingkat kompetensi guru juga tidak konsisten dalam penggunaan TIK.

Google Certified Educator dapat menjadi salah satu solusi untuk hal ini. Program ini adalah program sertifikasi pendidik dari Google, yang akan membuktikan kemampuan pendidik menggunakan teknologi Google dalam pembelajaran. Informasi mengenai sertifikasi tersebut dapat disimak dalam artikel ini.

Namun ada beberapa hal yang harus dikuasai sebelum memutuskan untuk mengikuti ujian sertifikasi Level 1, yaitu:

Permasalah perangkat sekolah

Selama ini banyak sekolah, baik negeri maupun swasta, yang menghadapi permasalah perangkat komputer yang digunakan, antara lain:

  • Memori penuh dan perangkat yang lambat
  • Data hilang karena terkena virus
  • Sulit dikelola

Ada beberapa solusi besutan Google yang dapat membantu mengatasi persoalan ini, antara lain:

  1. Chromebook

Chromebook adalah sebuah perangkat yang telah digunakan oleh lebih dari 50 juta guru dan siswa di seluruh dunia. Bahkan perangkat ini mendapatkan gelar “Top device in K-12 education in 2021”. Sebagai catatan, Pemerintah melalui Kemendikbudristek RI sudah memberikan bantuan perangkat ini ke berbagai sekolah di Indonesia. Adapun kelebihan dari Chromebook adalah:

  • Kecepatan: menyala dalam delapan detik, bebas virus, otomatis update.
  • Kemudahan: tampilan yang familiar, data yang otomatis di-backup, mudah dikelola.
  • Keamanan: bebas virus, terenkripsi, setelan keamanan sesuai dengan profil akun.
  • Hemat: Baterai awet dapat digunakan berbagai siswa/guru, tidak perlu antivirus.
  1. Chrome Education Upgrade

Menggunakan Chromebook dilengkapi dengan Chrome Education Upgrade akan memberikan perangkat dengan harga terjangkau, dan dengan pengaturan yang dapat:

  • Melindungi siswa dan guru dari konten yang tidak aman.
  • Mengatur aplikasi dan ekstensi Chrome yang hanya direkomendasikan dengan aman.
  • Mengatur ujian massal dengan aman menggunakan mode terkunci dalam Google Forms.
  • Mengunci perangkat dalam domain.
  1. Chrome OS Flex

Tak berhenti di situ, tersedia juga Chrome OS Flex, yaitu sebuah sistem operasi komputer yang dapat mengubah komputer lama menjadi lebih lincah. Adapun kelebihan dari Chrome OS Flex adalah:

  • Aman
    • Melindungi siswa dari konten yang tidak aman di Google & YouTube
    • Memblokir situs web yang tidak relevan dengan pembelajaran
    • Bebas virus
  • Cepat
    • Komputer terbuka dengan cepat
    • Tidak melambat seiring waktu
    • Melakukan konfigurasi untuk banyak komputer sekaligus
  • Mudah
    • Mudah mengunci perangkat hanya untuk pembelajaran
    • Mengelola aplikasi dan melakukan ujian dengan mode terkunci
  • Penghematan Biaya
    • Kurangi biaya untuk pembaruan komputer lama
    • Update sistem operasi komputer dengan otomatis dan gratis
    • Tidak perlu beli antivirus

Anda siap bertransformasi digital secara total dalam pendidikan? Nantikan kunjungan REFO ke kota Anda. Informasi mengenai roadshow dapat dilihat di sini.

Penulis: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles