Hari Sumpah Pemuda 2024 bertema “Maju Bersama Indonesia Raya” memanggil generasi muda untuk mewujudkan Indonesia Emas. Bagaimana para pemuda dapat menjadi penggerak utama menuju kemajuan dan kemandirian Indonesia?
Hari Sumpah Pemuda 2024 mengangkat tema “Maju Bersama Indonesia Raya”. Dalam tema tersebut, tersemat filosofi di mana generasi muda harus memiliki semangat yang mencakup penguatan kepribadian, wawasan, potensi kewirausahaan, inovasi, kemandirian, serta jiwa kepeloporan dan kepemimpinan. Tema ini mengajak seluruh pemuda Indonesia untuk bersatu dan berkontribusi demi mencapai masa depan bangsa.
Indonesia diproyeksikan memasuki masa keemasan pada tahun 2045, saat genap berusia 100 tahun. Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas, generasi muda memiliki peran krusial sebagai penggerak perubahan dan pembangunan. Bagaimana anak-anak muda dapat berkontribusi dalam menggapai cita-cita Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih kuat, maju, dan sejahtera?
Mengoptimalkan Kemampuan Digital dan Teknologi
Data BPS menyebutkan bahwa Indonesia memiliki hampir 70 juta pemuda dengan rentang usia 16 hingga 30 tahun, yakni 24,04% dari total populasi. Kelompok ini yang sering disebut sebagai bonus demografi, yang menjadi salah satu kunci mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Di zaman dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, generasi muda diharapkan berada di garis depan untuk memanfaatkannya demi mencapai transformasi digital, yang merupakan poin ketiga dari Misi Kedua Transformasi Indonesia yang tertuang dalam RPJPN 2025 – 2045.
Namun saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi. Indonesia membutuhkan sembilan juta tenaga semi terampil dan terampil pada sektor digital pada tahun 2015-2030, atau 600.000 per tahun. Selain itu, laporan McKinsey & Company memproyeksikan bahwa 23 juta pekerjaan di Indonesia dapat digantikan oleh teknologi AI dan proses otomasi.
Kemampuan di bidang teknologi informasi, seperti pemrograman, artificial intelligence (AI), analisis data, dan sebagainya menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan. Pemuda yang terampil dalam bidang ini dapat membantu meningkatkan daya saing Indonesia, mempercepat digitalisasi, serta menciptakan inovasi yang mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan masyarakat. Menguasai teknologi tidak hanya membuka peluang karier, tetapi juga meningkatkan kemampuan pemuda untuk berinovasi dan menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta potensi membuka lapangan kerja bagi pemuda lainnya.
Membangun Jiwa Kepemimpinan yang Menghargai Keberagaman
Indonesia adalah negara yang kaya dengan keragaman budaya, bahasa, suku, dan agama. Menghargai dan memahami keberagaman adalah kunci untuk menciptakan kepemimpinan inklusif, yang mampu mengatasi tantangan sosial. Secara umum, kepemimpinan inklusif adalah kepemimpinan yang memahami adanya keberagaman, menghilangkan bias dan bisa mewadahi, memberikan ruang yang aman dan nyaman sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal, serta dapat ikut terlibat dalam pengambilan keputusan. Pemimpin inklusif memposisikan dirinya ke dalam posisi yang sama dengan orang atau kelompok lain, sehingga ia dapat memahami perspektif orang atau kelompok lain tersebut.
Menjadi pemimpin zaman now tidak hanya sekadar memimpin, tetapi juga membimbing orang lain menuju visi bersama yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan. Dengan memahami dan menghormati keberagaman, generasi muda dapat berperan dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan inovatif.
Generasi muda harus mulai melatih kepemimpinannya dengan aktif dalam program-program pemberdayaan masyarakat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Pemerintah pun mendorong peningkatan partisipasi dan kepemimpinan pemuda, dengan mengembangkan potensi dan peran pemuda melalui kelembagaan, penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional di bidang kepemudaan. Dengan terus meningkatkan jiwa kepemimpinan yang saling menghormati, pemuda Indonesia dapat mendorong terciptanya lingkungan yang harmonis, produktif, dan progresif.
Mendorong Pemerataan Pendidikan
Pembangunan kualitas pemuda dapat menjadi salah satu program strategis untuk mengolah bonus demografi. Strategi memperkuat kualitas penduduk usia produktif sejak dini dapat berdampak langsung pada pembangunan di periode tersebut dan juga berdampak pada pembentukan kualitas pada generasi berikutnya. Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam pembangunan pemuda di Indonesia saat ini.
Mempersiapkan SDM unggul tidak sekedar bergantung pada bonus demografi. Apa gunanya Indonesia punya SDM usia produktif dalam jumlah besar, tetapi kemampuan dan keterampilannya minim? Oleh karenanya, dibutuhkan pendidikan yang layak bagi generasi muda, karena pendidikan adalah fondasi yang membentuk karakter dan kemampuan individu dalam menghadapi tantangan masa depan. Namun faktanya, Anak Tidak Sekolah (ATS) masih menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah. Meskipun penanganan ATS telah menjadi Strategi Nasional, hal ini tetap merupakan keadaan yang memprihatinkan.
Apa yang bisa pemuda Indonesia lakukan? Generasi muda dapat memainkan peran aktif dalam mendukung pemerataan pendidikan dengan menjadi mentor, mengembangkan komunitas belajar, atau mendirikan organisasi nonprofit yang bertujuan memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak kurang mampu.
Sebagai contoh, Gerakan Indonesia Mengajar telah menjadi inspirasi banyak pemuda untuk terjun langsung mengajar di pelosok Indonesia. Ada juga Akademi Berbagi, yang menyediakan menyediakan beragam program gratis, seperti kelas fotografi, jurnalistik, parenting, public speaking, dan lain-lain, yang diadakan di berbagai kota di Indonesia. Inisiatif seperti ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara merata. Pendidikan yang inklusif dan kolaboratif akan mencetak individu-individu mandiri, kritis, dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Mendorong Kewirausahaan dan Inovasi dalam Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah sektor yang sangat berpotensi mendorong kemandirian ekonomi Indonesia. Per Agustus 2024, sektor ekonomi kreatif berhasil menyumbangkan 8% dari total PDB nasional, dengan jumlah lapangan kerja yang terserap dalam sektor tersebut mencapai 25 juta.
Generasi muda berpotensi menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan sektor ekonomi kreatif melalui kewirausahaan, inovasi, dan keterampilan digital. Apa yang dapat pemuda lakukan?
- Mengadopsi teknologi digital dan media sosial. Sebagai digital native, pemuda dapat menggunakan platform digital untuk memasarkan produk atau layanan kreatif mereka, baik di pasar lokal maupun internasional. Media sosial dan marketplace memungkinkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas dan mempromosikan ekonomi kreatif Indonesia, seperti kuliner, fesyen, kriya, bahkan film dan musik, serta lainnya, secara lebih efektif. Sudah banyak contoh anak muda Indonesia yang sukses berwirausaha dengan memanfaatkan teknologi dan/atau sosial media. Bobby Firdaus contohnya, yang sukses memopulerkan kuliner khas Garut melalui akun Instagram. Sebagai digital creator, Bobby bisa mendapatkan penghasilan hingga tiga digit dalam satu bulan dengan mempromosikan dan mengulas makanan khas Garut. Tak hanya itu, Bobby juga telah membantu banyak UKM asal Garut dengan memberikan konsultasi branding, keamanan pangan, pelayanan, hingga kurasi kualitas produk secara gratis, dan tentu saja mempromosikan komoditas para pelaku UKM itu secara nasional.
- Membangun jaringan dan kolaborasi. Anak-anak muda perlu lebih aktif dalam membangun jaringan. Caranya, bisa dimulai dengan bergabung ke komunitas-komunitas kepemudaan, sesuai dengan minat masing-masing. Banyak manfaat dari bergabung ke komunitas, seperti memperluas koneksi profesional, melatih keterampilan komunikasi, berbagi saran, nasihat, ilmu, dan pengetahuan, mendapatkan perspektif baru, dan yang juga penting adalah mengasah kemampuan berkolaborasi. Di Indonesia banyak terdapat komunitas kepemudaan yang positif. Komunitas-komunitas tersebut memiliki beragam fokus, seperti kepemimpinan, lingkungan hidup, hingga kesehatan mental. Beberapa di antaranya adalah UNICEF Mitra Muda, Lindungi Hutan, 1001 Buku, Get Happy, Lentera Sintas Indonesia, dan masih banyak lagi.
- Pengembangan keterampilan dalam bidang kreatif dan kewirausahaan. Mengikuti pelatihan atau kursus dalam bidang kreatif atau manajemen bisnis dapat memberikan pemuda keterampilan yang dibutuhkan untuk berinovasi dan membangun usaha di sektor ini. Banyak terdapat program pelatihan gratis, contohnya adalah SkillHub oleh Kemnaker dan Yayasan Tebar Iman. Selain itu, Pemerintah melalui Kemenparekraf dan Kemenpora juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan gratis di berbagai kota di Indonesia.
- Mengangkat budaya lokal melalui produk kreatif. Pemuda bisa mengembangkan produk kreatif yang mengangkat identitas dan warisan budaya Indonesia, seperti batik, ukiran kayu, atau musik tradisional, sehingga dikenal di kancah internasional. Mereka juga dapat menciptakan produk yang mengombinasikan tradisi dengan inovasi modern, menarik perhatian dunia terhadap kekayaan budaya Indonesia. Selain Bobby Firdaus yang sukses memopulerkan kuliner lokal Garut melalui media sosial, ada juga contoh lain. Alffy Rev, seorang pemuda yang sukses mengangkat budaya Indonesia melalui musik-musik aransemennya. Mengangkat tema keindahan budaya Nusantara, “Wonderland Indonesia” menyajikan perpaduan musik, visual, tarian, dan elemen-elemen kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia, yang menjadi viral dan berhasil meraih peringkat wahid trending video di kanal YouTube dengan jutaan penonton. Bahkan akhir-akhir ini Alffy menggandeng beberapa seniman ternama, seperti Once Mekel dan Sudjiwo Tedjo.
- Memanfaatkan Dukungan Pemerintah dan Lembaga Swasta. Program pemerintah seperti Bantuan Wirausaha Muda Pemula dari Kemenpora merupakan peluang besar bagi pemuda untuk mendapatkan dukungan finansial. Selain itu, banyak juga lembaga swasta yang menyediakan akses pendanaan untuk startup di bidang kreatif.
Pada dasarnya, masa depan Indonesia bergantung pada visi dan aksi generasi muda saat ini. Diproyeksikan bonus demografi akan mencapai puncaknya pada 2020 – 2035, di mana angkatan kerja produktif menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Pemuda harus menjadi motor penggerak perubahan agar Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dengan meningkatkan kualitas, kreativitas, dan kapabilitas. Pemuda mutlak harus melakukan upgrade pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, karena ini berkaitan dengan peningkatan pemberdayaan diri. Dengan demikian, pemuda akan siap menjadi pemimpin dan pelaku bangka yang maju, berdikari, dan kuat posisinya di kancah internasional.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Penulis: Astrid Prahitaningtyas
Artikel terkait: