Persiapan yang Harus Sekolah Lakukan dalam Menghadapi Keadaan yang Tidak Pasti

hybrid learning

Situasi dan kondisi dunia selalu berubah. Kita tidak selalu berada dalam situasi nyaman, di mana segala sesuatu bisa dilakukan secara normal.

Tidak bisa kita pungkiri, pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pendidikan, tak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia. Pandemi telah berlalu, tetapi kita tidak bisa begitu saja melepaskan dan melupakan solusi dan teknologi yang telah banyak membantu kita menjalani pembelajaran jarak jauh.

Pada artikel sebelumnya, REFO telah memaparkan bahwa hybrid learning merupakan solusi terbaik dalam menghadapi ketidakpastian situasi dan kondisi. Sekarang kita akan bicara tentang apa saja yang sekolah perlu miliki dan investasikan untuk dapat menerapkan hybrid learning.

Sebuah jurnal ilmiah mencatat, hal-hal berikut adalah yang wajib dipersiapkan oleh sekolah dalam pelaksanaan hybrid learning:

  1. Teknologi. Hybrid learning membutuhkan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran daring. Ini termasuk perangkat seperti laptop, tablet, dan ponsel pintar, serta koneksi internet yang stabil.
  2. Learning Management System (LMS): LMS adalah rangkaian aplikasi perangkat lunak yang memungkinkan administrasi, dokumentasi, pelacakan, pelaporan, dan penyampaian materi dan program pembelajaran dan/atau pelatihan. Ini adalah elemen penting dalam pelaksanaan hybrid learning karena, tak hanya menyediakan platform bagi guru untuk menyampaikan konten daring dan bagi siswa untuk mengakses dan menyerahkan tugas, tetapi juga administrasi kependidikan.
  3. Pelatihan untuk Guru. Guru perlu dilatih tentang cara menggunakan teknologi dan LMS secara efektif. Mereka juga perlu dilatih tentang cara menyampaikan konten secara daring dan cara melibatkan siswa dalam lingkungan virtual.
  4. Investasi dalam Infrastruktur. Sekolah perlu berinvestasi dalam infrastruktur untuk mendukung hybrid learning. Hal ini mencakup peningkatan konektivitas internet, penyediaan perangkat bagi siswa yang tidak memilikinya, dan penciptaan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran daring.
  5. Fleksibilitas. Hybrid learning memerlukan fleksibilitas, baik dari guru maupun siswa. Guru harus fleksibel dalam metode pengajarannya dan bersedia beradaptasi dengan kebutuhan siswa. Siswa harus fleksibel dalam metode pembelajarannya dan bersedia mengambil tanggung jawab atas pembelajarannya secara mandiri.

Teknologi dan pendukung digitalisasi pembelajaran bukanlah solusi sementara, yang digunakan hanya semasa pandemi. Namun merupakan sebuah keharusan, jika kita ingin menjadi #sekolahselalusiap dan pembelajaran tak terhenti, dalam situasi dan kondisi apa pun.

Perubahan pada lanskap pendidikan di Indonesia pascapandemi membuat banyak sekolah merasa kewalahan dengan tersedianya begitu banyak platform/aplikasi dan perangkat yang terlalu beragam. Pun, Education Week menyatakan bahwa penggunaan perangkat teknologi yang mencapai tiga kali lipat, justru menjadi masalah.

Sebagai solusi atas permasalahan di atas, berikut adalah rekomendasi dari REFO:

  1. Konsolidasi teknologi dalam satu platform

Salah satu platform yang dapat digunakan adalah Google Workspace for Education, yang juga dapat diakses melalui Akun belajar.id. Edisi-edisi dalam Google Workspace for Education dapat dibaca pada artikel ini.

Berikut adalah manfaat yang didapatkan dalam Google Workspace for Education Fundamentals (versi tak berbayar):

  1. Meningkatkan kemampuan digital

Alat-alat Google Workspace for Education dapat membantu siswa membangun keterampilan digital. SADA Report mencatat bahwa 75% pekerja masa depan memilih Google Workspace sebagai platform untuk kegiatan harian.

Berikut beberapa contoh keterampilan digital yang dapat dipelajari, menurut SADA Report:

  1. Meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan teknologi

Dr. Romi Siswanto, M.Si., dalam publikasi Kemendikbudristek RI menyatakan bahwa tingkat kompetensi guru dalam penggunaan teknologi tidak konsisten. Google Certified Educator dapat menjadi salah satu solusi untuk hal ini. Program ini adalah program sertifikasi pendidik dari Google, yang akan membuktikan kemampuan pendidik menggunakan teknologi Google dalam pembelajaran. Informasi mengenai sertifikasi tersebut dapat disimak dalam artikel ini.

  1. Menyeragamkan perangkat yang digunakan di sekolah

Selama ini banyak sekolah, baik negeri maupun swasta, yang menghadapi permasalah perangkat komputer yang digunakan, antara lain, memori penuh dan perangkat yang lambat, data hilang terkena virus, sulit dikelola karena terlalu beragam.

Berikut adalah solusi rekomendasi REFO:

  • Chromebook, sebuah perangkat yang telah digunakan oleh lebih dari 50 juta guru dan siswa di seluruh dunia. Bahkan perangkat ini mendapatkan gelar “Top device in K-12 education in 2021”. Sebagai catatan, Pemerintah melalui Kemendikbudristek RI sudah memberikan bantuan perangkat ini ke berbagai sekolah di Indonesia. Adapun kelebihan Chromebook adalah
    • Cepat. Chromebook menyala dalam delapan detik, bebas virus, otomatis update.
    • Mudah. Tampilan yang familiar, data yang otomatis di-backup, mudah dikelola.
    • Aman. Bebas virus, terenkripsi, setelan keamanan sesuai dengan profil akun.
    • Hemat. Baterai awet dapat digunakan berbagai siswa/guru, tidak perlu antivirus.
  • Chrome Education Upgrade (CEU). Menggunakan Chromebook dilengkapi dengan CEU akan memberikan perangkat dengan harga terjangkau, dan dengan pengaturan yang dapat:
    • Melindungi siswa dan guru dari konten yang tidak aman.
    • Mengatur aplikasi dan ekstensi Chrome yang hanya direkomendasikan dengan aman.
    • Mengatur ujian massal dengan aman menggunakan mode terkunci dalam Google Forms.
    • Mengunci perangkat dalam domain.
  • Chrome OS Flex, yaitu sebuah sistem operasi komputer yang dapat mengubah komputer lama menjadi lebih lincah. Adapun kelebihan dari Chrome OS Flex adalah:
    • Aman
      • Melindungi siswa dari konten yang tidak aman di Google & YouTube
      • Memblokir situs web yang tidak relevan dengan pembelajaran
      • Bebas virus
    • Cepat
      • Komputer terbuka dengan cepat
      • Tidak melambat seiring waktu
      • Melakukan konfigurasi untuk banyak komputer sekaligus
    • Mudah
      • Mudah mengunci perangkat hanya untuk pembelajaran
      • Mengelola aplikasi dan melakukan ujian dengan mode terkunci
    • Hemat Biaya
      • Kurangi biaya untuk pembaruan komputer lama
      • Update sistem operasi komputer dengan otomatis dan gratis
      • Tidak perlu beli antivirus

Nah, bagaimana? Sekarang kita semua sudah paham mengapa sekolah harus selalu siap menghadapi berbagai kondisi? Juga apa saja yang perlu sekolah miliki, dan solusinya.

Bagaimana pun keadaannya, #sekolahselalusiap akan tetap unggul dan menjadi yang terdepan dalam lanskap pendidikan.

Penulis: Astrid Prahitaningtyas

Artikel terkait:

Share :

Related articles